Materi 31 ~ Penghalang Keenam: Tertipu, Ujub Dan Kibr (01)
🌍 Kajian Kitab
👤 Al-Ustadz Abu Haidar As-Sundawy حفظه الله
📗 Kitab Awaa’iqu ath Thalab (Kendala Bagi Para Penuntut Ilmu)
📝 as-Syaikh Abdussalam bin Barjas Alu Abdul Karim حفظه الله
Kita masuk kendala yang ke-6 yaitu Al-Gurur (tertipu), Ujub dan Takabur. Ujub kita sudah tahu maknanya karena jadi bahasa indonesia takabur juga demikian. Makna Takabur adalah merasa diri besar padahal kecil. Maksiat kepada Allah azza wajalla termasuk salah satu kendala didalam meraih ilmu syar’i karena ilmu itu adalah cahaya Allah yang Allah berikan kepada hati orang-orang yang Allah kehendaki dari kalangan hamba-hambanya. Tidak mungkin bersatu dalam satu hati cahaya dengan kegelapan, kalau tidak ada cahaya maka tidak ada kegelapan.
Ilmu dan maksiat tidak akan bisa bertemu. Oleh karena itu bila maksiat dilakukan maka ilmu hilang. Berkata Abdullah bin Mas’ud radiyallahu’anhu, “Aku yakin kalau seseorang lupa terhadap ilmu yang diketahuinya itu karena dosa yang dilakukannya”. Makanya kenapa kita sering kena penyakit susah menghafal tetapi cepat lupa, lupanya ilmu karena dosa-dosa maksiat.
Semoga Allah merahmati Al-Imam Syafi’i rahimahullah ketika beliau mengungkapkan pengalaman tentang hal ini yang kemudian beliau tuangkan ke dalam bentuk syair,
“Aku curhat kepada Imam Waqi’ tentang buruknya hafalanku, beliau memberiku petunjuk kepadaku agar aku meninggalkan maksiat, lalu beliau menerangkan kepadaku bahwa ilmu itu adalah cahaya dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang-orang yang bermaksiat”
Banyak ungkapan dari ayat maupun hadits, ucapan sahabat, para ulama tentang hal ini banyak yang menerangkan maksiat itu salah satu penghalang didalam meraih ilmu kalau umpamanya kita susah menghafalkan apapun apalagi ilmu syar’i, menghafalkan ayat Al-Qur’an susahnya bukan main dan itu karena maksiat, karena sudah banyak dosa yang kita lakukan.
Jadi salah satu diantara kendala dalam mencari ilmu itu “Maksiat” maka jauhi maksiat itu. Kemaksiatan yang paling buruk yang dilakukan oleh para pencari ilmu adalah takabur, taadzum dan ghurur. Takabur merasa diri besar, taadzum merasa diri agung, terhormat, dan ghurur dia tertipu dengan sikapnya kemudian efeknya adalah dia menghinakan yang lainnya dan mengangkat dirinya melebihi orang lain dia-pun berlaga ketika berjalannya, dia-pun mengindah-indahkan ucapannya ketika berbicara dan sikap-sikap ujub lainnya yang nampak secara fisik dari sikapnya itu. Allah melarang dari hal ini. Allah berfirman dalam Al-Qur’an dalam surat Luqman ayat 18 :
وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
“Janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang sombong dan membanggakan diri”
Ini adalah larangan Allah, juga didalam ayat lain Allah menyatakan :
تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۚ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ
“Itulah negeri akhirat (surga) Kami telah jadikan surga itu bagi orang-orang yang tidak menginginkan kesombongan di muka bumi, berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa” ( Al-Qashash/28: 83)
Allah azza wa jalla telah memberikan isyarat atau tanda bahwa surga yang Allah janjikan di akhirat adalah hanya bagi orang-orang yang tidak sombong ketika hidup di muka bumi.
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته