Kitab: Aqidah Ath-Thahawiyah
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A
Transkrip: ilmiyyah.com
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله
Halaqah yang ke-96 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Al-Aqidah Ath-Thahawiyah yang ditulis oleh Al-Imam Abu Ja’far Ath-Thahawi rahimahullāh.
Beliau mengatakan
وَنُؤْمِنُ بِالمَلَائِكَةِ وَالنَّبِيِّينَ، وَالكُتُبِ المُنْزَلَةِ عَلَىٰ المُرْسَلِينَ
Dan kita beriman dengan para malaikat, para nabi, dan kitab-kitab yang diturunkan kepada para mursalin.
Dan kita beriman dengan kitab-kitab yang diturunkan kepada para nabi tersebut. Al-Imān bil-kutub (beriman dengan kitab-kitab Allāh ﷻ), bahwasanya Allāh ﷻ, selain mengutus para rasul, juga menurunkan kepada mereka kitab-kitab,
لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ
(QS. Al-Ḥadīd: 25)
Sungguh Kami telah mengutus para rasul dengan mu’jizat, dan Kami turunkan bersama mereka kitab-kitab.
Ada diantara kitab-kitab tersebut yang kita ketahui namanya seperti Taurat yang diturunkan kepada nabi Musa ‘alaihis-salām, Injil yang diturunkan kepada nabi ‘Isa ‘alaihis-salām, Zabur yang diturunkan kepada Dawud, Shuhuf Ibrahim yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim ‘alaihis-salām, dan Al-Qur’ān yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ. Maka, kita mengimani nama-nama kitab-kitab tersebut. Sedangkan sisanya, yang kita tidak mengetahui namanya, kita beriman secara global, yang jelas Allāh ﷻ menurunkan kitab-kitab kepada para mursalin, kepada para nabi, yang isinya adalah petunjuk bagi manusia.
Kalau kitab-kitab sebelum Al-Qur’ān, maka itu untuk kaum tertentu saja, sebagaimana rasul yang membawanya yang diturunkan kepadanya kitab tersebut adalah untuk kaumnya saja. Sehingga itu adalah petunjuk bagi kaum tersebut, belum tentu sesuai untuk kaum yang lain. Adapun Al-Qur’ān, Allāh ﷻ banyak memberikan kelebihan terhadap Al-Qur’ān karena ia adalah kitab terakhir yang Allāh ﷻ turunkan, karena tidak ada nabi setelah Nabi Muhammad ﷺ. Sehingga apa yang ada dalam Al-Qur’ān sesuai untuk setiap tempat dan setiap zaman, berbeda dengan kitab-kitab sebelumnya.
Namun semuanya isinya adalah petunjuk bagi manusia. Dan Al-Qur’an, Allāh ﷻ berikan banyak kelebihan diantaranya adalah Allāh ﷻ menjaganya
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا ٱلذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَـٰفِظُونَ
(QS. Al-Ḥijr, 15:9)
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan Kami-lah yang akan menjaga Al-Qur’an
Dan dia adalah mukjizat yang abadi. Mukjizat-mukjizat yang lain sudah berlalu, adapun Al-Qur’ān, maka ini adalah mukjizat yang masih bisa kita lihat sekarang. Setiap kali seseorang membacanya, setiap kali ia mendalami, maka ia akan semakin banyak mengetahui keistimewaan dan keluarbiasaannya. Ini adalah mukjizat yang masih bisa kita lihat.
Maka, kita beriman dengan kitab-kitab yang diturunkan kepada para rasul tersebut, adapun untuk kitab-kitab sebelumnya, kita beriman bahwa di dalamnya ada petunjuk bagi umat tertentu. Jadi beriman dengan kitab-kitab sebelumnya bukan berarti kita mengamalkan kitab-kitab sebelumnya. Beriman, yaitu meyakini bahwa kitab tersebut adalah petunjuk untuk umat yang diutus kepadanya.
Adapun Al-Qur’an, karena kita sebagai umat Nabi ﷺ, kewajiban kita adalah mengamalkannya secara terperinci, bukan hanya secara global saja. Tapi, kita diperintahkan untuk mengikuti apa yang ada di dalam Al-Qur’an
إِنَّ هَـٰذَا ٱلْقُرْءَانَ يَهْدِى لِلَّتِى هِىَ أَقْوَمُ
(QS. Al-Isrā’, 17:9)
Sesungguhnya Al-Qur’an ini menunjukkan kepada yang paling lurus
وَالكُتُبِ المُنْزَلَةِ عَلَىٰ المُرْسَلِينَ
Kitab-kitab yang diturunkan kepada para mursalin. Kitab-kitab sebelum Al-Qur’an diturunkan secara langsung kepada nabi. Adapun Al-Qur’an, diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ secara berangsur-angsur, tidak secara langsung. Ini di antara keutamaan Al-Qur’an, selain dia diperuntukkan untuk seluruh manusia, dia juga diantara kelebihannya diturunkan oleh Allāh ﷻ secara berangsur-angsur, sesuai dengan kejadian.
Dan semuanya adalah Kalamullāh, semua kitab-kitab tersebut adalah Kalamullāh, dan Malaikat Jibrīl ‘alaihissalām yang menjadi perantara, yang membawa wahyu tersebut kepada seorang nabi.
وَنَشْهَدُ أَنَّهُمْ كَانُوا عَلَىٰ الحَقِّ المُبِينِ
Dan kami bersaksi bahwasanya mereka ini, yaitu para nabi dan juga para mursalin, mereka berada di atas kebenaran.
Jadi, semua para nabi dari awal sampai akhir berada di atas kebenaran, semuanya berada di atas agama yang satu yaitu agama Islam yang dikatakan oleh Allāh ﷻ
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإِسْلاَمُ
Agama yang benar di sisi Allāh adalah Al-Islam.
Dan itulah agama para nabi, agama para rasul, yang juga dikatakan oleh Allāh ﷻ
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الخَاسِرِينَ
Dan barangsiapa yang mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima darinya dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang merugi.
Kita semuanya bersaksi bahwasanya para nabi dan rasul semuanya berada di atas kebenaran. Ini tidak berarti kita mengikuti syariatnya Hud, mengikuti syariat Shalih, tidak, karena masing-masing dari mereka diperuntukkan untuk kaumnya.
وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً
Dan dahulu masing-masing dari nabi itu diutas kepada kaumnya secara khusus
وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ كَافَّةً
Dan aku diutus untuk seluruh manusia.
Kita datang setelah Nabi Muhammad ﷺ, diperintahkan bagi manusia yang datang setelah beliau mendengar tentang kedatangan beliau untuk beriman dengan beliau ﷺ. Jadi, kita mengikuti syariatnya Nabi yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad ﷺ, dan kita meyakini secara global bahwa apa yang dibawa oleh para nabi itu adalah benar adanya, dan mereka semuanya berada di atas kebenaran.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته