Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Kun Salafiyyan Alal Jaddah > Halaqah 48 | Beberapa Kaidah Yang Perlu Dijaga Terkait Individu Maupun Kelompok Bag 2

Halaqah 48 | Beberapa Kaidah Yang Perlu Dijaga Terkait Individu Maupun Kelompok Bag 2

Kitab: Kun Salafiyyan Alal Jaddah
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A

بسم الله الرحمٰن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه

Para ikhwah dan juga para akhawat, para admin, para musyrif dan juga koordinator.

Masih membahas tentang orang-orang yang wajib kita hormati, setelah sebelumnya di antaranya adalah para sahabat Nabi ﷺ. Maka di antara yang harus kita hormati adalah para tabi’in.

ثالثاً : التابعون لهم بإحسان

Yang Ketiga: Orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik; mengikuti para sahabat dengan baik.

من التابعين الذين أدركوا صحابة رسول الله صلى الله عليه وسلم

Para tabi’in yang mereka telah mendapatkan, menemui zamannya shahabah Rasulullah ﷺ.

واهتدوا بهديهم

Dan mendapatkan petunjuk dengan petunjuk mereka, yaitu meniru petunjuk mereka.

مثل فقهاء المدينة السبعة

Seperti ahli fiqih yang jumlahnya ada tujuh di Kota Madinah.

ومن جرى على منهجهم

Dan orang-orang yang berjalan di atas manhaj mereka

في سائر الأمصار

Dari berbagai negeri

ثم من بعدهم من أئمة الحديث والفقه والتفسير

Dan setelah mereka, yaitu para imam dalam masalah hadits, fiqih dan juga tafsir

الذين سلكوا مسلك الصحابة والتابعين الكرام

Yang mereka menempuh jalannya para sahabat dan para tabi’in yang mulia.

ومن سار على منهجهم في الاعتقاد والاعتصام بالكتاب والسنة

Dan menempuh jalan mereka di dalam masalah aqidah, dalam masalah berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan juga Sunnah.

ومجانبة البدع والأهواء وأهلها

Dan menjauhi bid’ah dan juga hawa nafsu. Dan juga orang-orang yang mereka adalah tokoh dalam kebid’ahan dan juga hawa nafsunya.

والدفاع عن الحق وأهله إلى يومنا هذا

Dan mereka juga mengikuti para tabi’in, para salaf dalam membela kebenaran, dan juga para orang-orang yang berdiri di atas kebenaran tersebut sampai hari ini

وبعده إلى أن يأتي أمر الله

Dan setelahnya sampai datang perkara Allah.

وهؤلاء هم الذين عناهم رسول الله صلى الله عليه وسلم بقوله:

Dan merekalah orang-orang yang dimaksudkan oleh Rasulullah ﷺ,

( لا تزال طائفة من أمتي على الحق ظاهرين لا يضرهم من خذلهم ولا من خالفهم حتى يأتي أمر الله عز وجل ).

“Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang mereka berada di atas kebenaran dalam keadaan nampak. Tidak memudharati mereka orang yang meninggalkan mereka dan orang yang menyelisihi mereka sampai datang urusan Allah ﷻ.”

Inilah yang dimaksud; merekalah orang-orang yang datang setelah sahabat dan mengikuti jalannya para sahabat رضي الله عنه.

قال شيخ الإسلام ابن تيمية في أمثال هؤلاء:

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah tentang mereka-mereka ini:

“ومن علم منه الاجتهاد السائغ فلا يجوز أن يذكر على وجه الذم والتأثيم له فإن الله غفر له خطأه بل يجب لما فيه من الإيمان والتقوى موالاتُه ومحبته والقيام بما أوجب الله من حقوقه من ثناء ودعاء وغير ذلك”

Barangsiapa yang diketahui di antara mereka, diketahui tentang ijtihad yang boleh bagi beliau, karena memang sudah terpenuhi syaratnya, maka tidak boleh orang tersebut atau beliau tersebut disebutkan dengan celaan atau menganggap beliau berdosa.

فإن الله غفر له خطأه

Karena Allah ﷻ mengampuni untuk beliau dosanya.

بل يجب لما فيه من الإيمان والتقوى موالاتُه ومحبته

Akan tetapi wajib karena beliau memiliki keimanan dan juga ketakwaan, wajib untuk kita wala’ (loyal) kepada beliau, cinta kepada beliau.

ومحبته والقيام بما أوجب الله من حقوقه

Cinta kepada beliau dan tegak dengan apa yang Allah perintahkan, berupa hak-hak beliau,

من ثناء ودعاء وغير ذلك”

Baik berupa pujian maupun doa ataupun yang lain.

Baik. Itu adalah orang-orang yang wajib kita hormati. Di sana ada orang-orang yang harus ditahdzir.

Beliau mengatakan:

ب _ من يجوز نقدهم وتجريحهم وتحذير الناس من ضررهم.

B. Orang yang boleh untuk kita bantah, yang boleh untuk kita جريح yaitu kita cela, dan mengingatkan manusia dari mudharat mereka.

أولاً: ويجوز بل يجب الكلام في أهل البدع والتحذير منهم ومن بدعهم أفراداً وجماعات الماضون منهم والحاضرون من الخوارج والروافض والجهمية والمرجئة والكرامية وأهل الكلام الذين جرّهم علم الكلام إلى عقائد فاسدة

Yang Pertama:
Boleh, bahkan wajib untuk membicarakan ahlul bid’ah dan mentahdzir manusia dari mereka dan kebid’ahan mereka. Baik secara individu maupun secara jama’ah, yang telah berlalu maupun yang sekarang, dari orang-orang Khawarij, Rawafidh (Rafidhah), orang-orang Jahmiyah, orang-orang Murji’ah, orang-orang Karamiyah, dan Ahlul Kalam, yang dimana ilmu kalam ini menyeret mereka sehingga mereka berada di atas aqidah yang rusak.

مثل

Contohnya adalah,

تعطيل صفات الله أو بعضها

Mengingkari sifat-sifat Allah, atau sebagian sifat-sifat Allah.

فهؤلاء يجب التحذير منهم ومن كتبهم

Maka mereka ini wajib untuk ditahdzir, dari mereka dan dari kitab-kitab mereka.

Kita ingatkan manusia jangan sampai mendekati mereka dan membaca kitab-kitab mereka.

وكذلك من سار على نهجهم من الفرق (الجماعات) المعاصرة

Demikian pula orang-orang yang mengikuti manhaj mereka, dari firqah-firqah atau jama’ah-jama’ah yang ada di zaman sekarang.

ممن باين أهل التوحيد والسنة

Dari jama’ah-jama’ah yang mereka memang memisahkan diri dari Ahlul Tauhid dan juga Sunnah.

ونابذهم وجانب مناهجهم

Dan mereka menolak Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan menjauhi manhaj mereka.

بل حاربها ونفر عنها وعن أهلها

Bahkan mereka memerangi dan menjadikan manusia lari dari sunnah Nabi ﷺ. Dan melarang manusia untuk mendekat kepada Ahlus Sunnah.

ويلحق بهم من يناصرهم ويدافع عنهم ويذكر محاسنهم

Dimasukkan kepada mereka, disamakan dengan mereka, orang-orang yang membela mereka, menolong mereka. Dan mereka juga menyebutkan kebaikan-kebaikan Ahlul Bid’ah.

ويشيد بها ويشيد بشخصياتهم وزعمائهم

Kemudian juga menguatkan kebid’ahan tersebut dan menguatkan orang-orang, tokoh-tokoh yang membela kebid’ahan tersebut.

وقد يفضل مناهجهم على منهج أهل التوحيد والسنة والجماعة.

Dan mungkin saja dia mengutamakan, mengistimewakan, mendahulukan manhaj orang-orang yang menyimpang tadi di atas manhajnya Ahlul Tauhid dan sunnah Nabi ﷺ dan juga Al-Jama’ah yaitu Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Jadi ada sebagian orang yang mereka mendahulukan, mengutamakan, menganggap lebih afdhal manhaj Ahlul Bid’ah di atas manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Maka orang yang demikian dimasukkan tergolong orang-orang yang dibenci. Dan diharuskan kita untuk mengingatkan manusia dari kesalahan mereka dan kejelekan mereka.

Kemudian di antara orang yang harus kita waspadai dan boleh untuk mengingatkan manusia dari kekurangan mereka atau aib mereka adalah, kata beliau:

ثانياً: الرواة والشهود إذا كانوا مجروحين جاز جرحهم بإجماع المسلمين بل هو واجب قال ذلك وحكاه النووي وابن تيمية رحمهما الله.

Yang Kedua:
Para perawi dan juga para saksi, apabila mereka adalah orang-orang yang telah dibicarakan oleh para ulama di جريح (dicela).

جاز جرحهم بإجماع المسلمين

Boleh untuk mencela mereka atau menyebutkan kekurangan mereka dengan ijma’ kaum muslimin.

بل هو واجب

Bahkan yang demikian adalah wajib yaitu menjelaskan tentang kekurangan para rawi.

Si Fulan dhaif, si Fulan kadzab (pendusta), bahkan ini adalah sesuatu yang wajib.

قال ذلك وحكاه النووي وابن تيمية رحمهما الله.

Dan hal ini dihikayahkan (diceritakan) oleh Imam An-Nawawi, dan beliau adalah Asy-Syafi’i (bermadzhab Syafi’i) dan juga Ibnu Taimiyyah. Semoga Allah merahmati semuanya.

وإن المتتبع لما قام به أئمة الإسلام في نصرة هذا الدين ومن ذلك الرد على المبتدعة يجد أن أئمة الإسلام تكلموا في أهل البدع،

Dan orang yang melihat, memperhatikan, mengikuti apa yang telah dilakukan oleh para imam kaum muslimin dalam menolong agama ini, di antaranya adalah membantah ahlul bid’ah maka dia akan menemukan bahwa para imam telah berbicara tentang ahlul bid’ah,

وفي الرواة، ولم يشيروا إلى الموازنة بين الحسنات والسيئات.

Dan berbicara tentang rawi-rawi. Dan mereka tidak mengisyaratkan adanya muwazanah موازنة antara kebaikan dan juga kejelekan.

Seperti yang dilakukan oleh sebagian orang yang ketika Ahlus Sunnah (Salafiyun) mereka mentahdzir ahlul bid’ah, mereka mengatakan, “Kenapa kalian tidak muwazanah, kalau mereka punya kejelekan sebutkan juga kebaikan mereka.” Ucapan seperti ini tidak pernah diucapkan oleh para imam kaum muslimin. Ketika mereka berbicara “Fulan dhaif,” ya sudah. Tidak menyebutkan bahwasanya si Fulan dhaif akan tetapi dia begini dan begini.

وألفوا كتباً في الجرح والتعديل،

Dan mereka mengarang kitab-kitab di dalam masalah الجرح والتعديل

وكتباً في نصر السنة،

Dan kitab-kitab dalam (yang isinya adalah untuk) menolong Sunnah, menolong hadits.

والرد على أهل البدع وفرقهم،

Dan bantahan untuk ahlul bid’ah dan juga aliran-aliran mereka.

وكتباً في الموضوعات،

Dan kitab-kitab di dalam hadits-hadits maudhu.

ولم يوجبوا هذه الموازنة من قريب ولا من بعيد،

Dan mereka tidak mengharuskan adalah muwazanah موازنة, baik dari dekat maupun dari jauh.

Artinya tidak ada sama sekali ketika mereka menulis tentang hadits-hadits maudhu dan di situ berbicara tentang Fulan adalah pendusta atau ketika membantah ahlul bid’ah kemudian mereka menyebutkan kebaikan-kebaikan ahlul bid’ah tadi. Tidak ada di sana.

بل ألفوا كتباً خاصة بالجرح

Bahkan mereka mengarang secara khusus kitab-kitab بالجرح, khusus tentang masalah جرح yaitu penyebutan kekurangan rawi.

وخصصوها بالمجروحين،

Dan mereka mengkhususkan kitab-kitab tersebut untuk orang-orang yang tercela, orang-orang yang مجروح menurut para ulama Ahlil Hadits yang mereka adalah orang-orang yang dhaif atau hadits-hadits yang mungkar dan seterusnya.

ومن تكلم فيهم بجرح،

Dan mengkhususkan untuk orang-orang yang ada pembicaraan dengan aib mereka atau dengan kekurangan mereka.

ولم يشترطوا هذا الشرط لا من قريب ولا من بعيد.

Dan mereka tidak mensyaratkan syarat ini.

Yaitu syarat apa? Syarat kalau menyebutkan kejelekan harus disertai dengan kebaikan. Ini mereka tidak mensyaratkan yang demikian

لا من قريب ولا من بعيد.

Tidak dalam jarak yang dekat dan tidak pula dalam jarak yang jauh.

Artinya sama sekali mereka tidak mensyaratkan yang demikian.

وإن الناظر في كتب أئمة السلف، يجد التحذير من البدع وأهلها ولا يجد فيها أنهم لا يذكرون الشخص إلا مقرونة حسناته بسيئاته وبدعه،

Dan orang yang melihat pada kitab imam-imam Salaf, dia akan mendapatkan bahwa peringatan dari bid’ah dan orang-orang yang melakukan bid’ah dan dia tidak akan menemukan di dalamnya bahwa mereka tidak menyebutkan seseorang, kecuali dengan menyertakan kebaikannya dengan kejelekannya dan juga bid’ahnya.

Ketika mereka mentahdzir dari bid’ah dan juga ahlul bid’ah maka mereka tidak menyebutkan kebaikan-kebaikan ahlul bid’ah tersebut.

بل يذكرون مثالب الكتاب أو الجماعة أو الفرد المتكلم فيه بدون إلتفات إلى ما في ذلك من حسنات.

Akan tetapi mereka menyebutkan kekurangan penulis-penulis tersebut atau jama’ah tersebut atau individu yang dibicarakan tersebut tanpa menyebutkan kebaikan-kebaikan mereka. Ini yang dilakukan oleh para imam.

انظر ما كتبه الإمام أحمد وابنه عبدالله، وما كتبه البخاري في (خلق أفعال العباد)، وما كتبه الخلال وابن خزيمة في كتب السنة والتوحيد

Lihat apa yang ditulis oleh Al-Imamu Ahmad dan juga putra beliau Abdullah, dan apa yang ditulis oleh Al-Imam Al-Bukhari di dalam kitab beliau Khalqu Af’alil ‘Ibaad (خلق أفعال العباد). Dan apa yang ditulis oleh Al-Khallal dan Ibnu Khuzaimah di dalam kitab-kitab sunnah dan juga tauhid.

وانظر ما كتبه ابن بطة في الشرح والإبانة،

Dan lihat juga apa yang ditulis oleh Ibnu Baththah di dalam kitab beliau Asy-Syarh dan juga Al-Ibanah (الشرح والإبانة)

وشرح اعتقاد أصول أهل السنة للالكائي،

Dan juga lihat kitab Syarh I’tiqad Ahlus Sunnah yang ditulis oleh Al-Lalikai

ومقدمة شرح السنة للبغوي ومقدمة ابن ماجه

Dan Muqaddimah Syarh As-Sunnah yang ditulis oleh Imam Al-Baghawi, dan muqaddimah Sunan Ibnu Majah.

والسنة لأبي داود في كتابه السنن،

Dan lihatlah Kitabu Sunnah yang ditulis oleh Abu Dawud di dalam kitab beliau As-Sunan.

والحجة في بيان المحجة لأبي القاسم التيمي الأصبهاني،

Al Hujjah fi Bayani Al-Muhajjah yang ditulis oleh Abul Qasim Al-Ashbahani.

وانظر مؤلفات شيخ الإسلام ابن تيمية وابن القيم، والإمام محمد بن عبدالوهاب

Dan lihat juga karangan-karangan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan juga Ibnul Qayyim dan juga Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.

وانظر مواقفهم وتعاملهم مع أهل البدع.

Dan lihat pula bagaimana mereka bersikap dengan ahlul bid’ah.

Maka kita akan dapatkan bahwasanya mereka tidak menyebutkan kebaikan ketika mereka mentahdzir ahlul bid’ah tersebut.

قلت: إن علماء السلف قد ردوا على الطوائف المبتدعة فقد ردوا على الروافـض، والقدرية والجهمية والمعتزلة والخوارج، والمرجئة ، والأشاعرة ، والماتريديه والصوفية،

Aku katakan (yaitu Syaikh): Sebagian ulama Salaf mereka telah membantah sebagian, yaitu membantah golongan-golongan مبتدعة, ahlul bid’ah. Mereka telah membantah orang-orang Rafidhah. Mereka juga membantah orang-orang Qadariyyah, Jahmiyyah, Mu’tazilah, Khawarij, Murji’ah, orang-orang Asya’irah, Maturidiyyah dan juga Shifiyyah.

كما ردوا على رؤوس المبتدعة، كالجهم بن صفوان، وبشر المريسي ، وابن المطهر الحلى ،والرازي ،وابن عربي، وردوا على الآمدي ، والغزالي ، والبكري ، والأخنائي والسُّبكي وغيرهم.

Sebagaimana mereka juga membantah tokoh-tokoh dari ahlul bid’ah. Seperti Jahm ibnu Shafwan, dan juga Bisyar Al-Marisi, dan Ibnu Al-Muthahhir Al-Hulli, dan Ar-Razi, Ibnu ‘Arabi, dan mereka juga membantah Al-Amidi, Al-Ghazali, Al-Bakri, Al-Akhnai, As-Subki, dan lain-lain.

Ini menunjukkan bahwasanya mereka selain membantah aliran tersebut secara umum, mereka juga membantah personnya.

وإن العلماء السلفيين المعاصرين اقتفوا أثر سلفهم الصالح في الرد على الطوائف المبتدعة، والرد على رؤوس البدعة والضلال،

Dan para ulama Salafiyyin yang ada di zaman sekarang mereka telah mengikuti jejak para Salafush Shalih di dalam membantah aliran-aliran yang mubtadi’ah, aliran-aliran ahlul bid’ah. Mereka mengikuti. Dan dalam membantah tokoh-tokoh bid’ah dan juga kesesatan.

فقد ردوا على الطوائف الصوفية و الجماعات الحزبية المعاصرة

Mereka telah membantah aliran-aliran Shufiyyah dan juga jama’ah-jama’ah yang ada di zaman sekarang yang mereka adalah jama’ah Hizbiyyah

المخالفة لهدي النبي صلى الله عليه وسلم وهدي أصحابه،

yang mereka menyelisihi petunjuk Nabi ﷺ dan juga petunjuk para sahabatnya,

و ردوا على كل من خالف السنة و هدي السلف الصالح في قليل أو كثير إذا علموا بذلك نصرة لدين الإسلام

Mereka membantah aliran-aliran Shufiyah, dan juga jama’ah-jama’ah Hizbi yang ada di zaman sekarang yang menyelisihi petunjuk Nabi dan juga petunjuk para sahabatnya dan mereka membantah atas setiap orang yang menyelisihi sunnah Nabi ﷺ dan juga petunjuk para Salafush Shalih baik di dalam perkara yang sedikit maupun di dalam perkara yang banyak. Kalau mereka mengetahui bahwa di dalam yang demikian ada usaha untuk menolong agama Islam.

Jadi intinya para ulama kita di zaman sekarang mengikuti para Salaf kita, kita lihat mereka membantah ahlul bid’ah.

ثم إن هؤلاء العلماء السلفيين المعاصرين والذين ردوا على رموز المبتدعة في هذا العصر، ساروا على المنهج الصحيح وهو عدم الموازنة بين الحسنات والسيئات و من أحسن ما أُلِّف في ذلك ونال استحسان العلماء هو كتاب “منهج أهل السنة والجماعة في نقد الرجال والكتب والطوائف” للشيخ العلامة الدكتور ربيع بن هادي عمير المدخلي،

Kemudian beliau mengatakan, atau sesungguhnya para ulama Salafiyyin yang ada di zaman sekarang dan mereka membantah tokoh-tokoh ahlul bid’ah di zaman sekarang, mereka berjalan di atas manhaj yang shahih. Yaitu tanpa muwazanah; menyebutkan perbandingan antara kebaikan dan keburukan. Dan di antara karangan yang paling bagus di dalam masalah ini dan telah dianggap baik oleh para ulama adalah kitab, منهج أهل السنة والجماعة في نقد الرجال والكتب والطوائف “Manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah dalam membantah person, Kitab dan juga Aliran-Aliran” yang ditulis oleh Syaikh DR. Rabi’ bin Hadi ‘Umair Al-Madkhali.

وقد أيَّد منهج النقد الذي ذكره الشيخ ربيع أبرز علماء هذا العصر ومنهم الشيخ العلامة الإمام عبدالعزيز بن باز رحمه الله، والشيخ العلامة محمد ناصر الدين الألباني والشيخ العلامة صالح الفوزان وغيرهم.

Dan telah menguatkan manhaj seperti ini yaitu manhaj membantah yang disebutkan oleh Syaikh Rabi’ dalam kitab beliau, ulama-ulama yang nampak di zaman sekarang. Di antaranya adalah Syaikh Bin Baz, kemudian Syaikh Nashiruddin Al-Albani dan Syaikh Shalih Al-Fauzan dan selain mereka.

Nah setelah itu fadhilatus Syaikh Abdussalam As-Suhaimi akan menyebutkan ucapan-ucapan para ulama tersebut. Demikian yang bisa kita sampaikan, in syaa Allah kita lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top