Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Kun Salafiyyan Alal Jaddah > Halaqah 31 | Manhaj Salaf Dalam Aqidah Bag 2

Halaqah 31 | Manhaj Salaf Dalam Aqidah Bag 2

Kitab: Kun Salafiyyan Alal Jaddah
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A

بسم اللّه الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه

Para Ikhwah dan juga para Akhawat, para Koordinator, para Musyrifin dan juga Musyrifah, dan para admin yang dimuliakan oleh Allah.

Kita lanjutkan pembahasan kitab Kun Salafiyyan ‘Ala Al-Jaddah yang ditulis oleh Fadhilatu Syaikh Abdussalam bin Salim As-Suhaimi Hafidzahullahu ta’ala.

Masih pada pembahasan manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah di dalam masalah aqidah. Manhaj Salaf di dalam masalah aqidah.

Terakhir kita menyebutkan tentang bahwasanya Ahlus Sunnah, mereka menjamak antara dalil di dalam satu masalah. Mereka menjamak di antara dalil dalam sebuah permasalahan tertentu. Jadi mereka tidak mengambil sebagian dalil kemudian meninggalkan dalil yang lain, seperti yang dilakukan oleh Ahlul Bida’. Tapi mereka menjamak dan menggabungkan di antara dalil.

Saya ulangi sebentar.

Ucapan beliau:

فهذه العقيدة مستقاة من النبع الصافي : كتاب الله وسنة رسوله صلى الله عليه وسلم بعيدة عن الأهواء والشبه

Aqidah ini diambil dari sumbernya yang murni yaitu Al-Quran dan juga Sunnah yang jauh dari hawa nafsu dan juga syubhat.

فالمتمسك بها يكون معظماً لنصوص الكتاب والسنة ؛ لأنه يعلم أن كل ما فيها حق وصواب

Maka orang yang berpegang teguh dengan aqidah ini, dia akan mengagungkan seluruh dalil yang ada di dalam Al-Quran dan Sunnah. Bukan mengagungkan sebagian dan menjadikan itu sebagai syiar, kemudian meninggalkan yang lain.

Karena dia tahu bahwasanya apa yang ada di dalam dalil-dalil tadi semuanya adalah benar adanya sehingga Ahlus Sunnah mengumpulkan semua dalil. Kalau memang itu adalah shahih maka itu pasti benar dan hak.

Ini berbeda dengan Ahlul Bida’, tidak ada di antara mereka atau tidak ada di sana ta’dim, mengagungkan sesuatu yang sesuai dengan hawa nafsunya. Yang tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka taruh di belakang mereka atau di samping mereka.

قال الإمام البربهاري رحمه الله:

Berkata Al-Imam Al-Barbahari rahimahullah:

واعلم رحمك الله أن الدين إنـما جاء من قبل الله تبارك وتعالى لم يوضع على عقول الرجال وآرائـهم، وعلمه عند الله وعند رسوله

“Ketahuilah, semoga Allah merahmati dirimu, sesungguhnya agama ini datang dari sisi Allah, tidak diberikan kepada akal manusia dan juga pendapat mereka dan ilmunya adalah di sisi Allah dan juga Rasul-Nya.”

فلا تتبع شيئاً بهواك فتمرق من الدين ؛ فتخرج من الإسلام؛ فإنه لا حجّة لك فقد بين رسول الله صلى الله عليه وسلم لأمته السنة وأوضحها لأصحابه، وهم الجماعة وهم السواد الأعظم، والسواد الأعظم الحق و أهله

Beliau mengatakan: Maka jangan engkau mengikuti sesuatu sesuai dengan hawa nafsumu. Mengikuti sesuatu dari Al-Quran dan juga Sunnah tapi berdasarkan hawa nafsu. Sesuai dengan keinginan diikuti karena kalau demikian engkau akan menjauh dari agama dan bisa sampai keluar dari agama Islam. (Tentunya apabila melakukan perkara yang membatalkan keislaman).

فإنه لا حجّة لك

Tidak ada hujjah bagimu, untuk meninggalkan sebagian.

Rasulullah ﷺ telah menjelaskan untuk umatnya sunnah ini dan menjelaskan sunnah ini kepada para sahabatnya dan mereka para sahabat adalah Al-Jama’ah.

Mereka adalah Al-Jama’ah, yaitu Jama’ah nya Rasulullah ﷺ dan orang-orang yang mengikuti beliau dan mereka adalah السواد الأعظم; mereka adalah yang paling besar yaitu para Jama’ah yang mereka berada di atas jalan Rasulullah ﷺ. Mereka adalah Jama’ah dan mereka adalah السواد الأعظم; kelompok yang paling besar.

والسواد الأعظم الحق وأهله

Dan yang dimaksud dengan السواد الأعظم adalah kebenaran dan juga orang-orang yang mengikuti kebenaran tersebut.

وقد قال قبل ذلك رحمه الله في كتاب شرح السنة:

Dan sebelumnya beliau telah mengucapkan di kitab yang diberi judul dengan Syarhu As-Sunnah:

والأساس الذي تبني عليه الجماعة وهم أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم وهم أهل السنة والجماعة فمن لم يأخذ عنهم فقد ضل وابتدع، وكل بدعة ضلالة

Dan pondasi yang dibangun di atasnya Jama’ah, dan Jama’ah adalah para sahabat Muhammad ﷺ dan mereka adalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Maka barangsiapa yang tidak mengambil dari mereka sungguh dia telah sesat dan sungguh dia telah mengada-ada di dalam agama ini.

كل بدعة ضلالة

Setiap yang bid’ah maka itu adalah kesesatan.

وقال- أي- الإمام البربهاري:

Dan berkata Al-Imam Al-Barbahari rahimahullah:

قال عمر بن الخطاب رضي الله عنه: لا عذر لأحد في ضلالة ركبها حسبها هدى ولا في هدى تركه حسبه ضلالة فقد بُينت الأمور وثبتت الحجة ، وانقطع العذر، وذلك أن السنة والجماعة قد أحكما أمر الدين كله، وتبين للناس , فعلى الناس الاتباع

Beliau mengatakan, menukil ucapan Umar bin Khattab yang artinya, “Tidak ada udzur bagi seorang pun di dalam kesesatan yang dia lakukan dan dia menyangka itu adalah petunjuk. Dan tidak ada udzur bagi seorang pun di dalam sebuah petunjuk yang dia tinggalkan yang dia sangka itu adalah kesesatan.”

Kata Umar bin Khattab tidak ada udzur. Kenapa demikian?

Karena perkaranya sudah dijelaskan dan hujjah sudah tetap dan udzur sudah terputus. Artinya sudah dijelaskan sejelas-jelasnya dan yang demikian karena sunnah dan juga jama’ah ini telah mengokohkan perkara agama ini seluruhnya dan telah jelas bagi manusia.

Oleh karena itu atas manusia atau kewajiban manusia adalah mengikuti sunnah tersebut. Kewajiban mereka adalah mengikuti sekarang, karena semuanya sudah dijelaskan oleh Allah dan juga Rasul-Nya.

قُلتُ: فمن مميزات المنهج السلفي:

Syaikh mengatakan setelahnya, ingin menyebutkan kepada kita tentang kelebihan-kelebihan dari manhaj Salaf.

Yang Pertama adalah:

ثبات أهله على الحق وعدم تقلبهم كما هي عادة أهل الأهواء

Yang Pertama adalah, kokohnya mereka di atas kebenaran dan mereka tidak berganti-ganti dan tidak guncang sebagaimana ini adalah kebiasaan para pengikut hawa nafsu.

قال حذيفة لأبي مسعود

Berkata Hudzaifah kepada Abu Mas’ud:

إن الضلالة أن تعرف ما كنت تنكر وتنكر ما كنت تعرف، وإياك والتلون في الدين فإن دين الله واحد

Beliau mengatakan:

إن الضلالة أن تعرف ما كنت تنكر وتنكر ما كنت تعرف،

“Sesungguhnya kesesatan, engkau mengetahui sesuatu yang awalnya engkau ingkari.”

Maksudnya adalah dulu engkau ingkari kemudian sekarang engkau akui itu adalah sebuah kebenaran. Ini ضلال, dia menyimpang. Atau وتنكر ما كنت تعرف engkau mengingkari apa yang engkau ketahui sebelumnya. Maksudnya sebelumnya adalah engkau berada di atasnya kemudian sekarang engkau anggap itu sesat sehingga engkau tinggalkan, maka ini ضلال.

Ini adalah dua contoh kesesatan,
• seseorang dulunya meninggalkan sebuah kemaksiatan kemudian sekarang dia melakukan, atau
• sebelumnya dia dulu melakukannya padahal itu adalah sebuah kewajiban kemudian dia tinggalkan.
Ini namanya ضلالة.

وإياك والتلون في الدين

“Dan hati-hati engkau dari berpindah-pindah, berganti-ganti dalam masalah urusan agama ini.”

فإن دين الله واحد

“Karena sesungguhnya agama Allah itu satu.”

Yaitu tidak berpindah-pindah dan tidak berubah.

Yang dimaksud oleh beliau adalah yang menyimpang di dalam agama maka ini adalah perkara yang tercela.

Adapun seseorang mengikuti kebenaran artinya sebelumnya dia dalam keadaan salah melakukan suatu yang bid’ah kemudian mengikuti sunnah maka ini terpuji yang demikian.

Yang menjadi celaan di sini adalah orang yang menyimpang dari Sunnah menjadi bid’ah, dari taat menjadi kemaksiatan.

وقال شيخ الإسلام ابن تيمية:

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah,

وبالجملة، فالثبات والاستقرار في أهل الحديث والسنة أضعاف ما هو عند أهل الكلام والفلسفة

Dan Syaikhul Islam mengatakan, secara umum maka kekokohan dan ketetapan di antara Ahlus Sunnah itu jauh lebih banyak dan berlipat-lipat daripada yang ada pada Ahlul Kalam dan Ahli Filsafat.

Karena mereka goncang, mereka sering berubah.

وقال أيضاً : إن ما عند عوام المسلمين وعلمائهم أهل السنة والجماعة من المعرفة واليقين والطمأنينة والجزم بالحق والقول الثابت والقطع بما هم عليه أمر لا ينازع فيه إلا من سلبه الله العقل والدين

Dan Beliau mengatakan: “Sesungguhnya apa yang ada pada orang-orang awam, kaum muslimin dan para ulama mereka Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang berupa pengetahuan, ilmu, yang berupa keyakinan, berupa ketenangan, dan memastikan dengan kebenaran dan ucapan yang kokoh dan memastikan bahwasanya apa yang ada pada diri mereka adalah perkara yang tidak mengingkarinya kecuali orang yang sudah dihilangkan oleh Allah ﷻ akalnya dan juga agamanya.”

Ini menunjukkan bahwasanya mereka yaitu Ahlus Sunnah wal Jama’ah, baik ulama mereka maupun orang-orang awam mereka, mereka memiliki kekokohan, mereka memiliki ketenangan, keyakinan yang luar biasa dan meyakini apa yang mereka lakukan adalah sebuah kebenaran.

Itu dimiliki oleh Ahlus Sunnah, baik ulamanya maupun orang awamnya dan ini adalah perkara yang tidak menyelisihinya dan tidak membantahnya kecuali orang yang memang Allah hilangkan darinya akal dan juga agama.

Ini menunjukkan satu di antara keistimewaan manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah bahwasanya orang-orang yang berada di sana adalah orang-orang yang kokoh dan mereka memiliki keyakinan yang luar biasa dengan manhaj dan juga aqidahnya.

Baik. In syaa Allah kita lanjutkan pada kesempatan yang akan datang

والله تعالى أعلم
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top