Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Aqidah Ath-Thahawiyah > Halaqah 75 | Masing-Masing Manusia akan Dimudahkan untuk Melakukan Apa yang Mereka Dicipta Untuknya

Halaqah 75 | Masing-Masing Manusia akan Dimudahkan untuk Melakukan Apa yang Mereka Dicipta Untuknya

Kitab: Aqidah Ath-Thahawiyah
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله

Beliau mengatakan rahimahullāh,

وَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ،

Maka masing² dari kita akan dimudahkan untuk melakukan apa yang dia dicipta untuknya.

Melakukan apa yang sudah ditakdirkan untuk orang yang sudah Allāh tulis di dalam Lauhul Mahfudz, dia akan masuk ke dalam Surga maka ketika Allāh subhanahu wa ta’ala menciptakan dia di dunia Allāh akan memudahkan dia untuk melakukan amalan² yang memasukkan dia ke dalam Surga atau yang menjadi sebab dia masuk kedalam Surga, misalnya dijadikan dia lahir di tengah² orang Islam kemudian diajarkan oleh orang tuanya tentang Islam yang benar atas seandainya dia lahir di negeri kafir orang tuanya kafir tapi Allāh tulis dia termasuk penduduk Surga maka akan ada jalan dia masuk ke dalam agama Islam, mungkin akan ada di sana (dinegeri kafir) dakwah ada yayasan yang didirikan kemudian salah satu sebab akhirnya dia mungkin tidak sengaja masuk ke dalam Masjid dan mendengar orang mengajak kepada Islam dan seterusnya, akhirnya masuk Islam, orang yang sudah Allāh subhanahu wa taala putuskan dia termasuk penduduk Surga maka

مُيَسَّرٌ

Dia akan dimudahkan untuk melakukan apa yang memang dia ditakdirkan untuk makanya kita katakan kita khusnudzon kepada Allāh, lihat siapa kita lemahnya kita ada hinanya kita tapi Allāh subhanahu wa ta’ala memberikan karunia dan juga anugerah dipilih kita di antara sekian banyak manusia untuk mengenal Allāh lebih dalam, kita belajar tentang Nama² Allāh kita belajar tentang sifat Allāh kita mengenal lebih dalam tentang agama Allāh khusnudzon kepada Allāh, Allāh ingin memasukkan kita ke dalam Surganya Allāh mudahkan kita untuk menuntut ilmu agama Allāh jaga kita dan jadikan kita Istiqomah sampai detik ini kita berharap sampai kita tentunya sampai meninggal dunia di tengah² gelombang fitnah yang semakin dahsyat, baik fitnah syahwat maupun syubhat, kalau Allāh subhanahu wa ta’ala tidak menjaga niscaya kita sudah terseret dengan arus, tenggelam bersama orang² yang tenggelam, tenggelam di dalam kebodohan, tenggelam didalam syahwat, tenggelam di dalam subhat, dan sudah banyak korban, kalau bukan Allāh subhanahu wa ta’ala yang menjaga niscaya kita tidak akan terjadi, maka kita khusnudzon kepada Allāh dan Allāh mengatakan,

أَنَا عِنْدَ حسن ظَنِّ عَبْدِي بِي

Aku ini sesuai dengan persangkaan hambaKu kepadaKu.

Kalau kita berprasangka baik kepada Allāh maka itulah yang akan kita dapat, kita berprasangka baik kepada Allāh, Allah ingin memasukkan kita ke dalam Surga-Nya.

Maka hendaklah kita bersyukur kepada Allāh atas seluruh Taufik dan juga hidayah, diantara bentuk syukur kita kepada Allāh subhanahu wa taala adalah dengan menjaga kenikmatan ini menjaga ketaatan kita kepada Allāh menjaga Istiqomah kita di dalam menuntut ilmu agama.

وَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ

Sebaliknya orang yang sudah ditentukan oleh Allāh subhanahu wa ta’ala masuk ke dalam Nerakanya Allāh baik selamanya maupun sementara maka akan dimudahkan juga kalau memang dia adalah orang yang akan masuk ke dalam Neraka selama-lamanya maka ada saja di sana jalan sehingga dia meninggal di atas kekufuran diatas kesyirikan, mungkin dia dahulunya adalah seorang muslim & Allāh subhanahu wa ta’ala lebih tahu siapa yang berhak untuk masuk ke dalam Surga-nya dan Allāh lebih tahu siapa yang berhak untuk mendapatkan azabNya, Allāh tidak akan menzalim apa yang Allāh lakukan pasti di sana ada hikmah, Allāh mudahkan yang ini dan Allāh mudahkan yang itu Allāh lakukan itu semuanya dengan hikmah tidak ada kezaliman di dalam.

Ini yang harus terpatri didalam diri seorang muslim.

إنّ الله لا يَظِلم مثقال ذرَّة

Allāh tidak akan mendholimi meskipun hanya sebesar dzarrah.

Sehingga Allāh mengatakan,

..وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيدِ ۝
[QS Fushilat 46]

Dan Rabbmu tidak akan menzalimi hamba²Nya. Masing² akan dimudahkan oleh Allāh, termasuk di antaranya pelaku maksiat dari orang Islam maka itu pun akan dimudahkan untuk melakukan sesuatu yang sudah ditakdirkan dan Allāh lebih tahu siapa di antara mereka yang berhak untuk mendapatkan hidayah yang ada juga Istiqomah dan siapa yang tidak berhak dan Allāh subhanahu wa ta’ala sekali lagi tidak menzalimi hambaNya.

اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ

Dan ini menjadikan seseorang ketika melihat saudara yang masih belum mendapatkan hidayah mungkin dia masih terkumpul dalam kebidahan dia atau di dalam firkah dia mengingat hadits ini

وَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ،

Melihat dengan kacamata kasih sayang, sayang kepada mereka, kasian kepada mereka yang masih belum mendapatkan hidayah sehingga nanti didalam dirinya untuk mengajak / di dalam dirinya untuk mendakwahi dengan maksud merahmati/ menyayangi bukan maksud mendzalimi atau menghinakan, kemudian ketika dia melihat keadaan mereka dan dia melihat pada dirinya sendiri semakin dia bertambah bersyukur kepada Allāh subhanahu wa ta’ala bersyukur kepada Allāh subhanahu wa ta’ala yang tidak menjadikan dirinya seperti mereka yang masih terkungkung di dalam subhat hak mereka diantara bentuk syukurnya adalah dengan berusaha mengajak orang yang sesuai dengan kemampuan, dia menjelaskan mengajak dan ini adalah bentuk syukur dia atas nikmat hidayah yang telah Allāh subhanahu wa ta’ala berikan kepadanya, sebagaimana dia senang dan gembira bahagia mendapat hidayah maka dia senang juga seandainya orang lain juga mendapatkan hidayah tersebut sebagaimana dulu orang yang mendakwahi kita bersabar dalam mengajak kita, kitapun bersabar ketika mendakwahi orang lain mereka bersabar sehingga kita pun mendapatkan hidayah dan paham bahkan kita pun juga demikian,

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Tidak beriman salah seorang diantara kalian sampai dia mencintai untuk orang lain sebagaimana atau apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri.

ثُمَّ قَرَأَ

kemudian beliau ﷺ membaca firman Allāh,

فَاَمَّا مَنۡ اَعۡطٰى وَاتَّقٰىۙ ۝
وَصَدَّقَ بِالۡحُسۡنٰىۙ ۝
فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلۡيُسۡرٰىؕ ۝
وَاَمَّا مَنۡۢ بَخِلَ وَاسۡتَغۡنٰىۙ ۝
وَكَذَّبَ بِالۡحُسۡنٰىۙ ۝
فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلۡعُسۡرٰىؕ ۝
[QS Al Lail 5-10]

Maka beliau rahimahullāh di sini mendatangkan ucapan,

وَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ،

maka ini adalah Taufik dari Allāh subhanahu wa ta’ala setelah telah menjelaskan bahwasanya semuanya itu dengan takdir Allāh masuknya seseorang ke dalam Surga dengan takdir Allāh masuknya seseorang kedalam Neraka dengan takdir Allah maka beliau menjelaskan masing² akan dimudahkan untuk melakukan apa yang dia ditakdirkan untuknya, ini adalah dorongan bagi kita untuk beramal ingin masuk ke dalam Surga semua kita ingin masuk ke dalam Surga maka beramal lah karena masuk ke dalam Surga itu ada sebab,

وَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ،

Ingin selamat dari Nerakanya Allāh ya jangan kita melakukan perkara yang menjadi sebab maksudnya seseorang ke dalam Neraka Allāh,

وَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ،

Ini isyarat dari beliau beriman dengan takdir dan beriman dengan syariat sebagaimana yang kita ulang².

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Transkrip: Abu Mandala

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top