Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Aqidah Ath-Thahawiyah > Halaqah 73 | Allāh Sudah Mengetahui Jumlah Hamba-Nya yang Masuk Surga dan Neraka Sejak Zaman Azali

Halaqah 73 | Allāh Sudah Mengetahui Jumlah Hamba-Nya yang Masuk Surga dan Neraka Sejak Zaman Azali

Kitab: Aqidah Ath-Thahawiyah
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله

Beliau mengatakan rahimahullāh,

وَقَدْ عَلِمَ اللَّهُ فِيمَا لَمْ يَزَلْ عَدَدَ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ، وَعَدَدَ مَنْ يَدْخُلُ النَّارَ، جُمْلَةً وَاحِدَةً،

Dan sungguh Allāh subhanahu wa ta’ala telah mengetahui

فِيمَا لَمْ يَزَلْ

sejak dahulu, maksudnya adalah Allāh subhanahu wa ta’ala telah mengetahui sejak dahulu dan terus-menerus Allāh subhanahu wa ta’ala mengetahuinya.

Disini setelah berbicara tentang masalah Mi’raj kemudian Telaga kemudian Syafaat kemudian masalah Misaq dan sebelumnya berbicara tentang masalah sifat-sifat Allāh ini semua harus berdasarkan dalil tidak boleh kita mendahulukan akal di atas dalil maka kembali beliau berbicara tentang masalah takdir Allāh dan di poin sebelumnya sebenarnya sudah menyinggung tentang masalah takdir Allāh seperti misalnya ucapan beliau,

خَلَقَ الخَلْقَ بعِلْمِهِ وَقَدَّرَ لَهُمْ أَقْدَارًا
وقدر لهم أقدارا وضرب لهم آجالا
وكل شيء يجري بتقديره الله ومشيئته
وكلهم يتقلبون في مشيئته، بين فضله وعدله

ini sebenarnya beliau sudah menyinggung juga tentang masalah takdir dan setelah itu berbicara tentang risalah Nabi Muhammad ﷺ berbicara tentang ruqyah berbicara tentang Telaga berbicara tentang Syafaat sekarang kembali lagi kepada Takdir maka akan kita lihat beliau rahimahullāh terkadang mengulang-ulang sebuah pembahasan dan ini Allāh ta’ala alam maksudnya adalah untuk menguatkan mungkin di zaman beliau terlalu banyak penyimpangan di dalam masalah ini sehingga termasuk hirus dan selamat para ulama dalam menyampaikan dan melakukan perbaikan adalah dengan mengulang-ulang dan Nabi ﷺ terkadang beliau mengulang sebuah ucapan untuk menguatkan seperti ucapan beliau misalnya

الطيرة شرك الطيرة شرك
ألا وقول الزور، ألا وقول الزور، ألا وقول الزور

Terkadang mengulang² ucapan maksudnya untuk menguatkan, menekankan permasalahan tersebut ini juga mungkin diantara perbedaan antara aqidah ath thawiyah dengan Al aqidah Al Wasitiyyah dan Lu’matul I’tiqad, karena kalau di aqidah Al Wasitiyyah dan Lu’matul I’tiqad (Ibnu Qudamah) biasanya disebutkan pembahasan yang disebutkan sekali saja karena memang itu adalah kitab yang ringkas di dalam masalah akidah adapun Abu Ja’far Ath thohawiy rahimahullāh disini didalam aqidah ath thohawiyyah maka kita lihat bagaimana beliau terkadang mengulang dan tidak seperti di dalam Aqidah Wasitiyyah dan Lu’matul I’tiqad tertibnya / di dalam urutan sehingga ada di antara tulabul ilm atau seorang penuntut ilmu yang mutaakhirin yang memiliki ide untuk mengumpulkan pembahasan-pembahasan yang satu bab, yang sama dalam akidah Thawiyah dalam masalah takdir yang dikumpulkan jadi satu diganti urutannya kemudian diurutkan dari saya dari iman kepada Allah dan sebetulnya secara berurutan kemudian dipindah juga sarahnya karena matanya dipindah dan disesuaikan diurutkan maka syarahnya juga di sesuaikan ini dilakukan kalau ngga salah judulnya Minha ilahiyyah atau yang semisalnya Tartib aqidah ath thohawiyyah, jadi diurutkan kembali oleh beliau kemudian di rubah juga sarahnya ini mungkin dari satu sisi ini lebih memudahkan karena dikumpulkan materi yang sama dalam satu tempat karena al imam Ath thohawiy di sini tidak berurutan dari terkena sudah disebutkan membahas masalah yang lain dan kembali lagi ke permasalahan tersebut termasuk di sini adalah tentang masalah takdir

وَقَدْ عَلِمَ اللَّهُ فِيمَا لَمْ يَزَلْ عَدَدَ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ، وَعَدَدَ مَنْ يَدْخُلُ النَّارَ، جُمْلَةً وَاحِدَةً،

Dan Allāh subhanahu wa ta’ala telah mengetahui sejak dahulu.

Ini bantahan bagi orang-orang Qadariyah yang meyakini bahwasanya Allāh mengetahui setelah terjadinya, diantara iman terhadap takdir adalah meyakini bahwasanya Allāh mengetahui segala sesuatu baik yang sudah terjadi yang sedang terjadi maupun yang akan terjadi Allāh mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi karena Allāh mengatakan

إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Sesungguhnya Allah dialah yang mengetahui segala sesuatu

وَهُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ

Dan Dialah yang mengetahui dan bijaksana

وَعِندَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ
[QS Al An’am 59]

Tidak ada yang samat bagi Allāh subhanahu wa ta’ala semuanya diketahui oleh Allāh.

Ini termasuk beriman dengan takdir Allāh dan ini adalah martabat yang pertama tingkatan yang pertama di dalam beriman dengan takdir Allāh yaitu meyakini bahwasanya Allāh mengetahui segala sesuatu, termasuk diantaranya adalah

عَدَدَ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ،

Jumlah orang yang masuk ke dalam Surga, berapa jumlahnya.

وَعَدَدَ مَنْ يَدْخُلُ النَّارَ،

Dan jumlah orang yang akan masuk ke dalam Neraka.

Baik yang masuk selama-lamanya di dalam Neraka yang mereka meninggal di atas kekufuran, maupun orang yang masuk ke dalam Neraka sementara di antara orang Islam kemudian dia dikeluarkan dan masuk ke dalam Surganya Allāh subhanahu wa ta’ala, maka Allāh subhanahu wa ta’ala, Allah mengetahui jumlah mereka dan mengetahui satu persatu dari penduduk Surga dan juga penduduk. Si fulan dia adalah termasuk ahlu Jannah & meninggal dalam keadaan Islam, sif Fulan adalah termasuk penduduk Neraka dan akan meninggal di atas kekufuran, itu di bawah ilmu Allāh

جُمْلَةً وَاحِدَةً،

Secara berurutan, dan juga secara terperinci Allāh subhanahu wa ta’ala Maha mengetahui,

فَلَا يُزَادُ فِي ذَلِكَ الْعَدَدِ وَلَا يُنْقَصُ مِنْهُ

Maka tidak akan ditambah dari jumlah tersebut, kalau misalnya jumlah penduduk surga adalah 10 miliar sudah ditentukan oleh Allāh dan sudah diketahui oleh Allāh sebelumnya maka tidak akan bertambah ya yang sudah ditentukan oleh Allāh sebelumnya itulah yang akan masuk ke dalam Surga.

apakah saya dikurangi? juga tidak akan dikurangi oleh Allāh yang sudah ditentukan oleh Allāh sebagai penduduk Surga atau surganya penduduk Neraka maka tidak akan bertambah dan tidak akan dikurangi, sudah diputuskan oleh Allāh subhanahu wa ta’ala sebelumnya sudah ditakdirkan oleh Allāh sebelumnya.

Didalam sebuah hadits Nabi ﷺ mengatakan

مَا مِنْكُمْ مِنْ نَفْسٍ إِلَّا وَقَدْ عُلِمَ مَنْزِلُهَا مِنْ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ

Tidak ada diantara kalian kecuali sudah diketahui kedudukannya dari Surga dan juga Neraka,

مَا مِنْكُمْ مِنْ نَفْسٍ

Tidak ada diantara kalian.

Kita dan juga mereka sudah diketahui oleh Allāh subhanahu wa ta’ala apakah dia ini penduduk Surga yang kelak akan mendapatkan kebahagiaan di dalam Surga atau seseorang ini termasuk penduduk Neraka, apakah dia termasuk yang selamanya masuk kedalam Neraka atau dia termasuk yang akan dikeluarkan oleh Allāh subhanahu wa ta’ala dari Neraka dan masuk ke dalam Surga dengan sebab keimanan yang dia miliki tidak akan ditambah oleh Allāh dan tidak akan dikurangi ,

رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفَّتْ الصُّحُفُ.

Qolam² / pena² elah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering maka seseorang ketika dia memikirkan dirinya berharap kepada Allāh subhanahu wa ta’ala dan khusnudzon kepada Allāh subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan Taufik untuk tunduk dan menyerahkan diri kepada Allāh sebagai seorang muslim di ilhamkan di dalam dirinya untuk mengesahkan Allāh menjadikan di dalam dirinya rasa takut untuk menyekutukan Allāh diilhamkan di dalam dirinya untuk beriman dengan hari Akhir, keinginan untuk mengikuti sunnah keinginan untuk menuntut dan mendalami ilmu agama nanti akan disebutkan bahwasanya masing-masing akan dimudahkan.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Transkrip: Abu Mandala

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top