Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Aqidah Ath-Thahawiyah > Halaqah 72 | Perjanjian yang Allāh Ambil atas Nabi Adam dan Keturunannya

Halaqah 72 | Perjanjian yang Allāh Ambil atas Nabi Adam dan Keturunannya

Kitab: Aqidah Ath-Thahawiyah
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله

Beliau mengatakan rahimahullāh,

وَالْمِيثَاقُ الَّذِي أَخَذَهُ اللَّهُ تَعَالَى مِنْ آدَمَ وَذُرِّيَّتِهِ حَقٌّ

Dan perjanjian yang Allāh subhanahu wa ta’ala ambil dari Adam dan juga keturunannya maka ini adalah Haq.

Diantara akidah Ahlussunnah wal jamaah bahwasanya Allāh subhanahu wa ta’ala dahulu telah mengambil sebuah perjanjian dari Nabi Adam alaihissalam sebagai bapak manusia dan juga anak keturunan beliau ini adalah hak ini adalah benar adanya karena yang demikian berdasarkan dalil yang shahih bahkan dalilnya adalah dalil yang mutawatir secara makna sebagaimana ini dijelaskan oleh syekh Albani rahimahullah di dalam silsilah Al Hadits shahihah berdasarkan semua hadits yaitu hadits Abdullāh bin Abbas yang diangkat sampai Nabi ﷺ di mana beliau ﷺ mengatakan,

إنَّ اللَّهَ تعالى أخذَ الميثاقَ من ظَهرِ آدمَ عليهِ السَّلامُ بنعمانَ يومِ عرفةَ فأخرج من صلبِه كلَّ ذرِّيَّةٍ ذراها فنثرها بين يدَيه كالذر ثم كلَّمهم قُبُلًا قال أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى

Nabi ﷺ mengatakan, sesungguhnya Allāh subhanahu wa ta’ala telah mengambil perjanjian dari punggung Adam di hari Arafah kemudian Allāh subhanahu wa ta’ala mengeluarkan dari tulang sulbinya, Nabi Adam alaihissalam semua keturunan beliau Allāh subhanahu wa ta’ala mengeluarkan dari tulang Sulbinya langsung dunia Nabi Adam alaihissalam semua keturunan beliau.

Ini sesuatu yang harus kita yakini berdasarkan hadits yang shahih Allāh semata mengeluarkan seluruh keturunan Nabi Adam alaihissalam saat ini termasuk di antaranya kita meskipun kita tidak mengingatnya tapi inilah yang digambarkan oleh Nabi ﷺ,

فنثرها بين يدَيه

Kemudian Allāh subhanahu wa ta’ala meletakkan mereka di depan Nabi Adam alaihissalam,

كالذر

Seperti semut-semut yang kecil meletakkan keturunan Nabi Adam alaihissalam di depan Nabi Adam alaihissalam seperti كالذر itu seperti semut kecil yang banyak dan semuanya adalah keturunan nabi Adam alaihissalam manusia kemudian Allah subhanahu wa ta’ala berbicara kepada mereka semuanya dan mengatakan,

أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ

Bukankah Aku adalah Rabb kalian yang telah menciptakan kalian.

Sehingga wajib bagi kalian untuk menyembah Allāh saja dan tidak menyekutukan Allāh dengan sesuatu apapun di sini Allāh subhanahu wa ta’ala mengambil Misaq Allāh mengambil perjanjian dengan Nabi Adam alaihissalam dan juga seluruh keturunannya,

أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ

Bukankah Aku adalah Rabb kalian ?

Apa jawab mereka?

بَلَى

Mereka mengatakan iya, ya Allah semuanya mengakui bahwasanya Allāh subhanahu wa ta’ala adalah Rabb mereka, pengakuan yang merupakan janji dari mereka untuk menyembah kepada Allāh saja tidak menyekutukan Allāh dengan sesuatu apapun.

Ini adalah Misaq, ini perjanjian yang berat berarti di sana sudah ada janji yang Allāh subhanahu wa ta’ala dari Nabi Adam alaihissalam dan juga keturunannya dan janji yang harus kita tepati maka muwahidun / orang-orang yang bertauhid orang-orang Islam dari semenjak umat nabi-nabi terdahulu dan yang mengikuti Nabi ﷺ merekalah orang-orang yang menempati janji mereka adalah orang-orang yang menempati janji karena kita sudah mengakui di hadapan Allāh subhanahu wa ta’ala adalah Rabb kita yang kita harus mengesakannya mentauhidkan tidak boleh menyekutukannya Dia dengan sesuatu apa ketika diperintahkan untuk menyempurnakan janji kepada Allāh subhanahu wa ta’ala.

Setelah perjanjian tersebut Allāh subhanahu wa taala bukan hanya mencukupkan diri dengan perjanjian yang sudah Allāh ambil kepada mereka dahulu, tapi Allāh subhanahu wa taala mengutus para rasul mengingatkan manusia atas perjanjian tersebut

۝ وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ…
[QS An Nahl 36]

Dan sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang Rasul supaya menyembah kalian kepada Allāh dan menjauhi Thagut. Ini adalah isi perjanjian yang Allāh ambil dari mereka, Allāh utus para utusan dan jumlah mereka luar biasa banyak disebutkan dalam hadits jumlah mereka ada 124.000, 300 lebih diantaranya adalah sebagai Rasul dan Allāh subhanahu wa ta’ala tidaklah menurunkan kitab kecuali untuk mengingatkan manusia juga tentang Tauhid,

كِتَابٌ أُحْكِمَتْ آيَاتُهُ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِن لَّدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ ۝ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّهَ
[QS Hud 1,2]

Kitab yang diqaskan ayat-ayatnya dan diperinci dari Allāh subhanahu wa ta’ala apa tujuannya?

أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّهَ

Supaya kalian tidak menyembah kecuali hanya kepada Allāh subhanahu wa ta’ala semata.

Tauhid, Islam ini adalah janji yang sudah Allāh ambil dari kita semuanya ini adalah hikmah diciptakannya Jin dan juga manusia hikmah diutusnya para Rasul hikmah diturunkan kitab-kitab Allāh subhanahu wa ta’ala, maka kita sebagai seorang muslim membenarkan Misaq tersebut jangan kita seperti orang-orang yang mendahulukan akalnya bagaimana dan bagaimana dikeluarkan semuanya dari tulang sulbi adab, berupa semut atau berupa dzar kecil-kecil seperti semut, ini ucapan orang-orang yang kurang akal bukan orang yang cerdas akalnya adaupun orang yang shahih akalnya maka dia menyadari, akalnya menyadari bahwasanya akal dia itu penuh dengan kekurangan itu orang yang benar akalnya, kalau memang itu kabar yang Shahih dari Nabi ﷺ maka akal yang shahih akan mendengarkannya, akal yang shahih menyadari bahwasanya dirinya adalah penuh dengan kekurangan.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Transkrip: Abu Mandala

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top