Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Aqidah Ath-Thahawiyah > Halaqah 68 | Rasulullah Di-Isra’-kan di Malam Hari dan Dinaikkan ke Langit dengan Jasmaninya dalam Keadaan Sadar

Halaqah 68 | Rasulullah Di-Isra’-kan di Malam Hari dan Dinaikkan ke Langit dengan Jasmaninya dalam Keadaan Sadar

Kitab: Aqidah Ath-Thahawiyah
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله

Beliau mengatakan rahimahullāh,

وَقَدْ أُسْرِيَ بِالنَّبِيِّ ﷺ وَعُرِجَ بِشَخْصِهِ فِي الْيَقَظَةِ، إِلَى السَّمَاءِ

Dan telah di isra kan Nabi ﷺ.

Yang dimaksud dengan Isra adalah perjalanan dimalam hari

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ..۝
[QS Al Isro 1]

Maha Suci Allāh yang menjalankan hambanya di malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, supaya kami menampakkan kepadanya di antara tanda² kekuasaan.

Dengan burok dan ditemani oleh Malaikat Jibril dan di sana beliau mengimami para Nabi ini adalah tanda² kekuasaan Allāh subhanahu wa ta’ala. dari Makkah ke Masjidil Aqsa ini biasanya kalau ditempuh dengan unta ini memerlukan perjalanan 1 bulan kalau bulak balik berarti 2 bulan, Nabi ﷺ meninggalkan Mekkah ke Masjidil Aqsa dan kembali ke Mekah sebelum datang waktu pagi hari, ada yang mengatakan bahwasanya Isra dan juga Mi’raj saat itu terjadi dalam satu malam dan di pagi hari Nabi ﷺ sudah berada di kota Mekah sehingga orang-orang musyrikin Quraisy saat itu mereka menertawakan Nabi ﷺ kemudian mengajak Abu Bakar untuk mendustakan Nabi, karenanya adalah kabar yang tidak masuk tapi Ash Sidik dan dinamakan Ash Sidik karena beliau sangat membenarkan Nabi ﷺ di saat manusia mereka mendustakan Nabi dan meragukan kabar Nabi maka beliau membenarkan apa yang datang dari Nabi ﷺ beliau membenarkan Nabi ﷺ dan bahwasanya datang kepada beliau Wahyu di waktu pagi maupun sore, kalau hanya kabar tentang beliau pergi dari Makkah ke Masjidil Aqsa kemudian ke sidratumuntaha dan kembali ke Mekah dalam satu malam maka ini bukan sesuatu yang aneh-aneh karena Abu Bakar membenarkan yang lebih dahsyat daripada itu bagaimana hanya sekedar dijalankan, itulah Allāh yang عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ , Ahlussunnah membenarkan, membenarkan bahwasanya Nabi ﷺ di isra mi’raj, isra di dalam surat Al-isra sebagaimana dalam ayat yang sebutkan, dan Mi’raj ini ada dalam surat An-Najm.

وَعُرِجَ بِشَخْصِهِ فِي الْيَقَظَةِ، إِلَى السَّمَاءِ

Dan di angkat dengan diri beliau.

Kenapa di sini disebutkan oleh Abu Ja’far Ath thohawiy karena adanya sebagian orang yang mengatakan iya kami beriman bahwasanya Nabi ﷺ beliau di Isra – Mi’raj kan namun katanya ini adalah dalam mimpi atau ini adalah hanya rohnya saja jadi nyawanya saja yang di isra kan dan nyawanya saja yang di Mi’raj kan bukan dengan badannya, maka beliau mengatakan

وَعُرِجَ بِشَخْصِهِ

Beliau di Mi’raj kan dengan badannya dengan diri beliau semua yaitu dengan nyawa dan juga raganya & inilah yang hak bukan dengan nyawanya karena Allāh subhanahu wa ta’ala mengatakan

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ

Maha suci Allāh subhanahu wa ta’ala yang telah menjalankan hambanya.

Dan hamba dinamakan hamba dengan badannya dan juga nyawanya, dinamakan hamba/abdu dengan badannya dan juga nyawa itulah hamba bukan nyawanya saja, tapi jasad dan juga nyawanya itulah hamba.

Hamba terdiri dari dua perkara. Dalam surat An-Najm Allāh mengatakan,

فَأَوْحَى إِلَى عَبْدِهِ مَا أَوْحَى ۝
[QS An-Najm 10]

Allah mau wahyukan kepada hambaNya apa yang dia wahyukan.

Dan hamba ini terdiri dari badan dan juga nya, ini maksud ucapan beliau

وَعُرِجَ بِشَخْصِهِ
فِي الْيَقَظَةِ

Ketika beliau dalam keadaan bangun.

Artinya bukan dalam keadaan tidur, sebagian orang ada yang meyakini isra dan juga Miraj Nabi ﷺ tapi dia meyakini bahwasanya itu semua terjadi ketika Nabi ﷺ dalam keadaan tidur, yaitu dalam keadaan bermimpi, padahal beliau di Mekkah tapi beliau bermimpi pergi dari Makkah menuju Masjidil Aqsa kemudian diangkat oleh Allāh ﷻ ke sidratumuntaha kemudian kembali ke Mekkah, itu terjadi dalam keadaan mimpi. Ini adalah bathil yang benar yang shahih bahwasanya beliau ﷺ di Isra dan di Mi’raj kan oleh Allāh ﷻ dalam bangun, dalam keadaan beliau bangun dan tidak dalam keadaan mimpi,
apa dalilnya?

Dalilnya orang² musyrikin mengingkari, orang² musyrikin Quraisy mereka mengingkari.

Mungkinkah mereka mengingkari Nabi bermimpi kalau hanya sekedar mimpi, kalau sekedar mimpi maka siapa di antara kita yang mengingkari? ada orang yang cerita anak bermimpi ke Mekah bersama bapak ibu bersama keluarga anda dan seterusnya, sementara keadaannya bukan orang yang berkemampuan tapi dia bermimpi apakah kita mendustakan? Bohong masa kamu mimpi ke Mekah, kalau hanya sekedar mimpi semua orang juga bisa bermimpi , ada orang bermimpi saya bermimpi saya punya istana yang demikian dan demikian dia ceritakan kepada orang, maka kita katakan mungkin saja bermimpi, itu namanya mimpi, orang dalam mimpinya melihat apa saja anak kecil mungkin dia menjadi Superman, memang benar itu hanya mimpi, yang kita dustakan kalau dia mengatakan saya benar-benar menjadi Superman bisa terbang itu yang kita dustakan tapi kalau hanya sekedar mimpi siapa saja bisa bermimpi.

Sekarang yang terjadi Nabi ﷺ seluruh didustakan oleh orang² musyrikin kalau hanya sekedar mimpi tentunya tidak didustakan oleh mereka ketika mereka mendustakan berarti ini adalah hak Nabi ﷺ di Isra kan di Mi’raj kan oleh Allāh ﷻ dalam keadaan الْيَقَظَةِ (bangun)

إِلَى السَّمَاءِ.

Diangkat ke atas,

ثُمَّ إِلَى حَيْثُ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الْعُلَا

Kemudian Allāh subhanahu wa ta’ala mengangkat beliau yaitu keatas kemudian ke tempat yang Allāh kehendaki, tempat yang tinggi yang Allāh kehendaki yaitu ke Sidratumuntaha, ini adalah batas nya tidak melebihi dari itu, kemudian

وَأَكْرَمَهُ اللَّهُ بِمَا شَاءَ، وَأَوْحَى إِلَيْهِ مَا أَوْحَى،

Dan Allah subhanahu wa ta’ala memuliakan beliau dengan apa yang Dia kehendaki.

Dipertemukan dengan para Anbiya diwajibkan kepada beliau shalat lima waktu secara langsung Allāh subhanahu wa ta’ala mengajak berbicara kepada beliau, memperlihatkan kepada beliau Surga dan Neraka ini semuanya adalah iqrar Allāh memuliakan beliau siapa selain beliau yang didemikiankan oleh Allāh subhanahu wa ta’ala, dimuliakan oleh Allāh sedemikian rupa, ini adalah ikrar termasuk mukjizat Nabi ﷺ Isra dan juga Mi’raj, Allāh subhanahu wa ta’ala banyak memuliakan mengistimewakan Nabi ﷺ dibandingkan dengan yang lain,

وَأَكْرَمَهُ اللَّهُ بِمَا شَاءَ،

Allāh subhanahu wa ta’ala memuliakan beliau dengan apa yang Allāh kehendaki.

Ketika di Isra kan dan juga di Mi’raj kan,

وَأَوْحَى إِلَيْهِ مَا أَوْحَى،

Dan Allāh subhanahu wa ta’ala mewahyukan kepada beliau apa yang Allāh Wahyukan,sebagaimana dalam ayat

فَأَوْحَىٰٓ إِلَىٰ عَبْدِهِۦ مَآ أَوْحَىٰ
[QS An Najm 10]

Maka Allāh subhanahu wa ta’ala mewahyukan kepada hambaNya apa yang Dia Wahyukan.

Termasuk diantaranya adalah kewajiban shalat lima waktu, Allāh subhanahu wa ta’ala langsung wajibkan kepada Rasulullāh ﷺ di atas sana, bukan di bumi menunjukkan keutamaan shalat lima waktu.

Ini adalah keyakinan dan aqidah Ahlussunnah wal jamaah di dalam masalah isra dan juga Mi’raj nya Rasulullāh ﷺ. Harus kita yakini jangan kita seperti orang² yang mengedepankan akalnya kemudian dia menolak kabar yang berkaitan dengan Nabi ﷺ yang dianggap ini tidak sesuai dengan akal mereka.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Transkrip: Abu Mandala

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top