Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Aqidah Ath-Thahawiyah > Halaqah 58 | Dalil Bahwa Orang-orang Beriman Akan Melihat Allāh di Akhirat

Halaqah 58 | Dalil Bahwa Orang-orang Beriman Akan Melihat Allāh di Akhirat

Kitab: Aqidah Ath-Thahawiyah
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله

Beliau mengatakan rahimahullāh

كما نطق به كتاب ربنا

Sebagaimana yang telah ada didalam Al-Qur’an (kitab Rabb kita),

Sebagaimana telah diucapkan oleh kitab Rabb kita atau yang disebutkan dalam kitab Rabb kita yaitu Al-Qur’an, beliau menyebutkan di sini satu diantara dalil-dalil yang menunjukkan tentang bahwasanya orang-orang yang beriman akan melihat Allāh di Surga

وُجُوۡهٌ يَّوۡمَٮِٕذٍ نَّاضِرَةٌ
إِلَىٰ رَبِّهَا نَاظِرَةٌ
[QS Al Qiyamah 22-23]

Wajah² dihari tersebut dalam keadaan berseri²/ dalam keadaan bergembira terlihat di dalam wajah mereka kegembiraan yang luar biasa, gembira dengan nikmat-nikmat yang mereka dapatkan ketika mereka masuk ke dalam Surga, selamatkan oleh Allāh subhanahu wa ta’ala dari Jahanam dimasukkan ke dalam Surga dan seluruhnya adalah kenikmatan dan di situ mereka selama-lamanya di dalam Surga, terlihat kegembiraan yang ada di dalam hati-hati mereka itu terpancar pada wajah-wajah mereka kegembiraan yang luar biasa, tentunya lebih dari kegembiraan penduduk dunia dengan dunianya kegembiraan orang-orang yang fasiq dengan kefasikannya itu adalah laasayy sesuatu yang tidak ada apa-apanya dibanding dengan kegembiraan penduduk Surga saat itu dengan balasan yang Allāh subhanahu wa ta’ala berikan kepada mereka di dalam Surga,

وُجُوۡهٌ يَّوۡمَٮِٕذٍ نَّاضِرَةٌ ۙ‏ ٢٢

Wajah-wajah di hari tersebut dalam keadaan berser²

اِلٰى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ ۚ‏ ٢٣

Dalam keadaan mereka memandang kepada Rabb mereka,

Kata نَاظِرَ dalam bahasa Arab ada beberapa penggunaan terkadang disebutkan نَاظِرَ tanpa ada setelahnya (Illa, atau fii) tapi langsung dengan objeknya kalau demikian penggunaannya maka maksudnya adalah menunggu, نَاظِرَ setelahnya langsung objek maka ini artinya adalah menunggu seperti misalnya firman Allāh subhanahu wa ta’ala ketika Allāh menyebutkan tentang ucapan orang-orang munafik laki² & wanita yang mereka meminta kepada orang-orang yang beriman untuk menunggu , Allāh mengatakan,

يَوْمَ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ لِلَّذِينَ آمَنُوا انظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِن نُّورِكُمْ قِيلَ ارْجِعُوا وَرَاءَكُمْ فَالْتَمِسُوا نُورًا…
[QS Al Hadid 19]

Hari dimana orang2 munafik baik laki-laki maupun wanita mereka berkata kepada orang² yang beriman انظُرُونَا /tunggu kalian yaitu ketika sebelum orang-orang yang beriman mereka menyeberangi Shirat dan sebelumnya berkumpul antara orang² yang beriman dengan orang² munafik kemudian Allāh subhanahu wa ta’ala berkehendak untuk memisahkan antara orang² yang beriman dengan orang² munafik diberikan orang² yang beriman cahaya sehingga dengannya mereka bisa berjalan tentunya sesuai dengan iman dan juga amal saleh mereka semakin besar iman dan juga amal saleh mereka maka akan semakin besar cahaya yang mereka akan dapatkan saat itu sehingga kalau semakin besar cahayanya semakin mudah dan semakin cepat dia berjalan ada orang yang beriman yang lebih kecil keimanannya lebih lemah keimanannya maka dia akan mendapatkan cahaya sesuai dengan kadar amal saleh, orang² yang munafikun maka Allah subhanahu wa ta’ala awalnya memberikan kepada mereka cahaya setelah mereka merasa bergembira merasa bisa menipu Allāh dan juga RasulNya ternyata Allāh subhanahu wa ta’ala menghendaki untuk memadamkan cahaya orang² munafikun, akhirnya mereka tidak memiliki cahaya mereka tertipu sebagaimana mereka dahulu menipu Allāh dan juga RasulNya sekarang mereka ditipu, dalam keadaan mereka tidak memiliki cahaya dan orang-orang yang beriman terus maju dengan cahaya yang mereka bahkan mereka mengatakan,

انظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِن نُّورِكُمْ قِيلَ

Tunggu, kami ingin mendapatkan cahaya kalian

قِيلَ ارْجِعُوا وَرَاءَكُمْ

Dikatakan kepada mereka mundur kalian, karena mereka adalah orang² munafik menampakkan keislaman tapi mereka menyembunyikan kekufuran yang berhak untuk mendapatkan cahaya yang sebenarnya adalah orang² yang beriman luar dan dalamnya adapun orang yang hanya menampakkan dhahirnya Islam di dalamnya adalah kekufuran maka irji’u mundur kalian

فَالْتَمِسُوا نُورًا

Cari kalian cahaya sendiri

Ini penggunaan انظُرُو tanpa ada di sana illa tanpa ada di sana fii maknanya adalah menunggu .

Terkadang انظُرُو setelahnya adalah fii maka maknanya adalah memikirkan contoh misalnya firman Allāh ﷻ,

أَوَلَمْ يَنظُرُوا فِي مَلَكُوتِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا خَلَقَ اللَّهُ مِن شَيْءٍ..

Apakah mereka tidak melihat (فِي) didalam kerajaan langit dan juga bumi,

Maksudnya adalah memikirkan tentang kebesaran kerajaan Allāh subhanahu wa ta’ala yang ada di atas maupun yang ada di bumi ini ketika seseorang memikirkan tentang kerajaan Allāh dan kebesaran Allāh maka dia akan merasakan ketenangan dan juga ketentraman di dalam hidupnya,
Inilah kerajaan Rabbku yang kusembah segala sesuatu adalah milik Allāh, kenapa kita takut dengan makhluk, kenapa kita takut dengan kemiskinan, kenapa kita takut dengan masa depan? Allāh subhanahu wa ta’ala yang Maha kaya lihat kerajaanNya yang ada di langit maupun yang ada di bawah itu adalah semuanya milik Allāh dan engkau adalah hamba Allāh jadikan kita takut kepada Allāh subhanahu wa ta’ala menjadikan kita merasa rendah dan jauh dari ketakaburan, makhluk selain kita banyak yang mereka tunduk kepada Allāh .

Berarti انظُرُو disini adalah memikirkan.

Disana ada انظُرُو illa, kalau setelahnya adalah illa maka maknanya adalah melihat dengan mata, kalau tadi melihat dengan pikiran seperti misalnya firman Allāh subhanahu wa ta’ala,

أَفَلَا يَنظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ

Apakah mereka tidak melihat kepada unta bagaimana unta diciptakan oleh Allāh,

seseorang mengatakan

انظُرُو إِلَى

Aku melihat kepada dinding maka maknanya dalam melihat dengan matanya ini penggunaan yang harus kita perhatikan dalam bahasa Arab namanya huruf jar ini ada pengaruhnya, pengaruh dalam istidlal, pengaruhnya ini memiliki makna dalam kehidupan kita sehari-hari juga kita hendaklah teliti dalam menggunakan ini dalam kita berbicara dengan orang lain Nahdhortu jidal (salah) tapi kalau Nahdhortu illal jidal (shahih ) Nahdhortu jidal berarti antum menunggu dinding , tapi kalau mengatakan Nahdhortu ilaljidal (kita melihat Dinding) kalau kita mengatakan Nahdhortu fil jidal (aku melihat didalam dinding/ maksudnya memikirkan).

Sekarang yg ada didalam Ayat ini

وُجُوۡهٌ يَّوۡمَٮِٕذٍ نَّاضِرَةٌ ۙ‏ ٢٢
اِلٰى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ ۚ‏ ٢٣

Wajah-wajah dari tersebut dalam keadaan berseri-seri kepada Rabb mereka, mereka memandang.

Apa yang dipakai di sini, huruf ila berarti maknanya adalah memandang dengan mata-mata mereka makanya kita katakan hak melihat Allāh subhanahu wa taala itu adalah hak,إيانا بالابصر، dalam keadaan langsung dengan wajah² mereka dengan pandangan² mereka.

Kemudian yang kedua di sini pemandang di sini نَّاضِرَةٌ disandarkan kepada Al wujuh karena sebelumnya

وُجُوۡهٌ يَّوۡمَٮِٕذٍ نَّاضِرَةٌ ۙ‏
اِلٰى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ ۚ‏

Berarti نَّاضِرَةٌ disini wujuh dan wujuh (wajah²) ini tempat adanya mata kita mata kita ini berada di wajah ini juga semakin menguatkan bahwasanya yang dimaksud dengan melihat di sini adalah melihat dengan mata mereka, kita harus yakini bagaimana caranya wallahu taala alam , yang menjelaskan kita meyakini bahwasanya kita akan melihat Allāh dalam Surga, kita berdoa semoga Allāh subhanahu wa taala memudahkan kita untuk masuk ke dalam Surganya Allāh dan melihat Allāh subhanahu wa ta’ala bersama orang² yang beriman yg lain, orang yang cinta kepada sesuatu maka kalau kecintaannya itu adalah benar dan sebelumnya dia belum pernah melihat dia akan rindu untuk benar-benar melihat sesuatu tersebut, ketika di dalam hati seseorang ada kecintaan misalnya terhadap Rasulullah ﷺ kecintaan yang sebenarnya yang luar biasa maka seorang umat dia akan berkeinginan rindu seandainya dia bisa melihat meskipun hanya sebentar orang yang dia cintai itu Rasulullah ﷺ dengan sebagian mereka mungkin di berikan keutamaan oleh Allāh subhanahu wa taala melihat Nabi ﷺ di dalam mimpinya jika Allāh subhanahu wa taala mengetahui tentang kebenaran seseorang kejujuran seseorang yang ingin melihat Nabi ﷺ, seseorang hamba yang setiap hari yang dia sujud kepada Allāh, setiap hari dia berdzikir kepada Allāh, setiap hari dia merasakan kenikmatan dari Allāh subhanahu wa ta’ala dan seluruh nikmat adalah dari Allāh dari awal sampai akhir, selama ini dia hanya mendengar apa yang Kalamullah didalam Al-Qur’an mendengar nama²Nya mendengar sifat²Nya, mendengar tentang keagunganNya kalau memang sampai & meningkat keimanannya semakin tinggi keimanannya maka dia akan rindu untuk bertemu dengan Allāh subhanahu wa ta’ala, rindu melihat Allāh senang dan cinta untuk bertemu dengan Allāh subhanahu wa ta’ala yang selama ini diagungkan yang selama ini dia rela bersabar untuk Allāh bersabar untuk menjaga shalat lima waktunya bersabar, ketika dia berdakwah ketika dia dicela orang dirintangi dia bersabar untuk Allāh maka dia ingin segera bertemu dengan Allāh banyak kerinduan yang membara di dalam hatinya untuk bertemu dengan Allāh barangsiapa yang demikian keadaannya maka Allāh juga senang bertemu dengan orang tersebut,

مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ

Barangsiapa yang senang untuk bertemu dengan Allāh, maka Allāh subhanahu wa ta’ala senang bertemu dengan orang tersebut.

Sebagian orang² yang beriman ketika mereka melihat fitnah yang besar didunia dan dia mengingat Allāh dia punya keinginan di dalam hatinya untuk segera bertemu dengan Allāh dan meninggalkan dunia yang dan seisinya kematian itu adalah gembiraan tersendiri bagi seorang al-muhib yang mencintai Allāh subhanahu wa ta’ala, karena dengannya dia akan bertemu dengan Allāh subhanahu wa ta’ala, orang yang mencintai sesuatu paling di sesuatu tersebut adalah sesuatu yang sangat berharga di dalam kehidupannya Allāh subhanahu wa ta’ala yang menciptakan dia yang memberikan nikmat kepadanya telah memberikan dia hidayah maka harusnya ada di dalam diri kita masing-masing keinginan untuk bertemu dengan Allāh dan untuk melihat Allāh subhanahu wa ta’ala.

Silahkan masing-masing melihat pada dirinya sudahkah perasaan tersebut ada ya sudahkah kita memiliki mahabbah kecintaan untuk bertemu dengan Allāh Nabi ﷺ mengatakan,

Barangsiapa yang senang bertemu dengan Allāh maka Allāh senang untuk bertemu dengannya,

وُجُوۡهٌ يَّوۡمَٮِٕذٍ نَّاضِرَةٌ ۙ‏
٢٢
اِلٰى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ ۚ‏ ٢٣

dan di sini didahulukan

اِلٰى رَبِّهَا

Sebelum نَاظِرَةٌ dan asalnya adalah

نَاظِرَةٌ اِلٰى رَبِّهَا

ketika dia dibalik dan dimajukan kedepan menunjukkan bahwasanya disini ada penekanan/ penguatan sungguh-sungguh mereka akan melihat wajah Allāh subhanahu wa ta’ala

اِلٰى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ

mereka akan melihat Rabb-nya

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Transkrip: Abu Mandala

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top