Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Aqidah Ath-Thahawiyah > Halaqah 53 | Al-Qur’an Adalah Kalamullah Bukan Makhluk

Halaqah 53 | Al-Qur’an Adalah Kalamullah Bukan Makhluk

Kitab: Aqidah Ath-Thahawiyah
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله

Beliau mengatakan rahimahullāh

وأيقنوا أنه كلام الله تعالى بالحقيقة، ليس بمخلوق

Dan mereka meyakini bahwasanya Al-Qur’an itu bukan makhluk.

Ini poin yang lain, poin pertama meyakini bahwasanya Al-Qur’an adalah Kalamullah, setelah kita sebutkan dalil²nya dari Al-Qur’an dari as-sunah itu adalah hakiki Kalamullah bukan majas, maka diantara keyakinan Ahlussunnah bahwasanya Al-Qur’an itu bukan makhluk tapi itu adalah sifat diantara sifat-sifat Allāh karena Al-Qur’an adalah Kalamullah dan Kalamullah itu adalah sifat Allāh & sifat Allāh bukan makhluk, Allāh dengan DzatNya , Nama dan juga sifatNya bukan makhluk.

Diantara dalil yang menunjukkan bahwasanya Kalamullah ini adalah bukan makhluk, firman Allāh ﷻ ,

..أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
[QS Al A’raf 54]

Ketahuilah bahwasanya bagi Allāh

الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ

Bagi Allāh penciptaan & perintah.

Dan perintah Allāh subhanahu wa ta’ala adalah diucapkan oleh Allāh ﷻ, baik Al Amru Syar’i maupun Al Amru kauni,

إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ.

Seandainya ucapan Allāh diantaranya adalah berupa perintah, Seandainya ucapan Allah ini adalah makhluk tentunya nggak dibedakan disini dengan Al waw, kalau dia termasuk makhluk cukup

ۙاَلَا لَهُ الْخَلْقُ

Hanya milik Allāh Al Kholq.

masuk didalamnya ucapan² Allāh tapi karena ucapan Allāh ini bukan makhluk, sehingga di sana ada و, و athof yang asalnya adalah beda antara sebelum dan sesudah و .

اَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْاَمْرُۗ

Ketahuilah bagi Allāh subhanahu wa ta’ala penciptaan dan juga perintah.

Seandainya perintah, dan perintah dalam berupa ucapan Allāh ini adalah termasuk dalam makhluk tentunya tidak disebutkan setelahnya, menunjukkan bahwa Al-Qur’an ini adalah Kalamullāh subhanahu wa ta’ala dan Kalamullāh bukan makhluk

Adapun dalam hadits maka Nabi ﷺ, mengatakan (ini adalah petunjuk bagi orang yang bersinggah disebuah tempat).

مَنْ نَزَلَ مَنْزِلًا ثُمَّ قَالَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْ مَنْزِلِهِ ذَلِكَ

Barangsiapa yang singgah disebuah tempat kemudian mengatakan,

أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

Aku berindung dengan kalimat-kalimat Allāh yang sempurna yaitu dengan ucapan Allāh yang sempurna kalimat maksudnya adalah kalam dari kejelekan apa yang Allāh subhanahu wa ta’ala ciptakan, maka tidak akan dimudharoti dengan sesuatu apapun sampai dia meninggalkan tempat tersebut.

Di sini beliau ﷺ diantara petunjuk beliau adalah kita berlindung dengan Kalamullāh berlindungi dengan kalimat-kalimat Allāh, boleh tidak kita boleh dengan makhluk ?

tidak boleh .

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلْفَلَقِ

kita berlindung dengan kepada Allāhu rabbal alamin, tidak boleh kita berlindung dengan makhluk, berlindung yaitu kita meminta untuk dilindungi bagaimana kita meminta perlindungan kepada makhluk yang lemah, yang Allāh subhanahu wa ta’ala menguasai tidak boleh dan haram hukumnya meminta perlindungan kepada makhluk, didalam sesuatu yang tidak mampu melakukannya kecuali Allāh, menunjukkan bahwasanya kalamullāh disini/ kalimatullah disini adalah bukan makhluk itu adalah sifat Allāh, boleh beristiadzah dengan makhluk , menunjukkan bahwasanya kalimatullah/kalamullah disini bukan makhluk, sebab tidak boleh dan haram hukumnya bahkan bisa sampai kepada kesyirikan orang yang beristiadzah kepada makhluk, dan Al-Qur’an adalah Kalamullah sebagaimana yg sudah berlalu,

حَتَّىٰ يَسْمَعَ كَلَامَ اللَّهِ

Menunjukkan Kalamullah itu bukan makhluk.

Dan Allāh subhanahu wa ta’ala mengatakan,

قُل لَّوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَن تَنفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا
[QS Al Kahfi 109]

Seandainya Lautan itu menjadi tinta untuk kalimat-kalimat/ucapan² Allāh,

Lautan ini adalah jumlah yang sangat banyak, tinta sebesar 1 tandon air seandainya untuk menulis berapa yang didapat apalagi ini adalah seluruh lautan yang ada di dunia ini menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Allāh,

لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَن تَنفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّ

Niscaya lautan itu akan habis untuk menulis sebelum menulis seluruh kalimat-kalimat Allāh,

وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا

Meskipun Kami mendatangkan tinta yang sebanyak itupula, datangkan lautan lagi dan itu sebagai tinta untuk menulis kalimat-kalimat Allāh subhanahu wa ta’ala tidak akan ada habisnya, sebagaimana Allāh subhanahu wa ta’ala Dialah Yang kekal abadi Dialah Al Hayyu Al Akhir maka tidak ada habisnya kalimat-kalimat Allah, apakah makhluk juga demikian? Yang ada diatasnya maka dia akan sirna /binasa, itu sifat makhluk.

Adapun Allāh subhanahu wa ta’ala dan juga sifat Allāh maka itu adalah tidak akan sirna,

وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلالِ وَالإكْرَامِ۝

Menunjukkan bahwasanya Al-Qur’an itu adalah laysa Bi makhluk .

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Transkrip: Abu Mandala

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top