Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Khulāshah Ta’dzhimul ‘Ilm > Halaqah 10 | Simpul 07 – Bersegera dalam Menuntut Ilmu dan Memanfaatkan Waktu Muda

Halaqah 10 | Simpul 07 – Bersegera dalam Menuntut Ilmu dan Memanfaatkan Waktu Muda

Kitab: Khulāshah Ta’dzhimul ‘Ilm
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A
Transkrip: ilmiyyah.com

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه

Halaqah yang ke-10 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Khulāshah Ta’dzhimul ‘Ilm yang ditulis oleh Fadhilatu Syaikh Shalih Ibn Abdillah Ibn Hamad Al-Ushaimi hafidzahullahu ta’ala.

المعقد السابع

Simpul yang ketujuh di antara bentuk pengagungan kita terhadap ilmu

المبادرة إلى تحصيله واغتنام سن الصبا والشباب

Adalah dengan bersegera untuk mendapatkan ilmu, artinya jangan kita berlambat-lambat kalau antum benar-benar mengagungkan ilmu maka bersegeralah untuk mendapatkan dia dan keinginan untuk bertemu dengan ilmu tersebut, jangan kita melambatkan diri bermalas-malasan ini bentuk kita tidak mengagungkan ilmu, apalagi menunda-nunda nanti saja bulan depan saja atau tahun depan saja ini berarti ada di dalam hatinya bentuk tidak mengagungkan ilmu dan tidak menghormati ilmu.

Dan juga menggunakan umur atau menggunakan usia anak-anak dan remaja atau masa muda, menggunakan dengan baik umur dia ketika dia masih di masa kanak-kanak dan masa remajanya, ini adalah bentuk pengagungan kita terhadap ilmu. Bagi yang masih muda maka bentuk pengagungan Antum terhadap ilmu adalah menggunakan masa muda Antum ini menggunakannya dengan baik untuk mencari ilmu agama, ini kesempatan Allāh subhanahu wa ta’ala memberikan Taufik kepada Antum di masa mudah ini untuk bisa menekuni ilmu agama ini.

قال أحمد

Berkata Ahmad rahimahullah

ما شبَّهتُ الشَّباب إلَّ بشيءٍ كان في كُمِّي فسقط

Berkata Imam Ahmad tidaklah aku menyerupakan masa muda kecuali seperti sesuatu yang ada di ujung pakaianku kemudian dia jatuh, kummiy adalah ujung pakaian, beliau serupakan masa muda yang menunjukkan tentang sebentarnya masa muda itu seperti sesuatu yang ada di ujung pakaian kemudian dia segera jatuh ketika kita memakai pakaian seperti ini dan ada suatu di ujung pakaian kita maka dia akan segera jatuh dengan cepat sekali dia jatuh.

Ini menunjukkan betapa sebentarnya masa muda yang dilewati oleh seseorang, harus kita manfaatkan dengan baik masa muda tersebut dan termasuk pengagungan terhadap ilmu kita manfaatkan masa muda tersebut untuk menuntut ilmu agama, bersegera sebelum datang masa tua.

والعلم في سنِّ الشَّباب أسرع إلىٰ النَّفس، وأقوىٰ تعلُّقًا ولصوقًا

Dan ilmu di masa muda atau di masa remaja itu lebih cepat masuk ke dalam jiwa lebih mudah masuknya ke dalam hati seseorang

وأقوىٰ تعلُّقًا ولصوقًا

dan kalau dia sudah masuk maka dia akan kuat melekat di dalam jiwa seseorang atau di dalam hati seseorang.

Jadi ini kelebihan menuntut ilmu di masa muda, lebih cepat dia menerima dan menyerap dan kalau sudah sampai di dalam hatinya sudah dia hafal maka dia akan melekat dengan kuat di dalam hati seseorang.

فقوَّة بقاء العلم في الصِّغر، كقوَّة بقاء النَّقش في الحَجَر

Maka kekuatan langgengnya ilmu yang didapat ketika masih kecil itu seperti kekuatan langgengnya pahatan di dalam batu, orang kalau memahat di batu maka ini akan beberapa tahun ke depan bahkan mungkin ratusan tahun masih bisa terlihat pahatan tadi, sebagaimana di sana ada peninggalan-peninggalan mungkin di dalam goa atau pahatan-pahatan itu masih ada meskipun 1000 tahun yang lalu dipahat.

Demikian ilmu yang dipahat yang diukir ketika seseorang masih kecil, dia menghafal Qur’an semenjak kecil dia menghafal hadits semenjak kecil dia mempelajari berbagai ilmu semenjak dia muda maka ini InsyaAllāh akan melekat di dalam dirinya.

فمن ٱغتنم شبابه نال إرْبَه

Barang siapa yang memanfaatkan masa mudanya maka dia akan mencapai puncaknya (tujuannya)

وحَمِد عند مشيبه سُراه

dan dia akan bersyukur ketika dia sudah tua, سُراه yang dimaksud di sini adalah ijtihad dia dan kesungguhan dia ketika masih muda.

Orang yang menggunakan masa muda dengan baik maka dia akan mendapatkan tujuannya dan ketika dia sudah tua maka dia akan bersyukur kepada Allāh ﷻ, Alhamdulillah yang telah memberikan Taufik kepadaku di masa mudaku aku diberikan Taufik untuk bersungguh-sungguh di dalam menuntut ilmu.

Kemudian setelahnya beliau mendatangkan sebuah syair

اغتنم سِنَّ الشَّباب يا فتىٰ

di dalam nuskhah yang terbaru

أَلَا اغتنم سِنَّ الشَّباب يا فتىٰ

Ketahuilah maka hendaklah engkau menggunakan waktu mudamu wahai pemuda

عند المشيب يَحْمَدُ القوم السُّريٰ

ketika sudah tua barulah kaum-kaum tersebut bersyukur, bersyukur dan memuji Allāh subhanahu wa ta’ala atas kesungguhan yang dia lakukan ketika masih muda.

Orang yang menggunakan masa mudanya dengan baik maka dia akan mencapai tujuannya dan ketika dia sudah tua Alhamdulillah dia bersyukur kepada Allāh ﷻ yang telah memudahkan dia untuk berijtihad dan bersungguh-sungguh di masa mudanya.

ولا يُتوهَّم ممَّا سبق أنَّ الكبر لا يتعلَّم

Tadi kita menyebutkan hendaklah engkau gunakan masa mudamu dan menuntut ilmu di masa muda itu seperti orang yang mengukir di atas batu. Jangan dikira jangan disangka bahwasanya orang yang sudah tua kemudian tidak belajar, jangan menyangka kemudian orang yang sudah tua berarti dia tidak perlu belajar dan tidak usah belajar karena tidak ada manfaatnya, jangan dia menyangka demikian

بل هؤلاء

akan tetapi atau bahkan

هؤلاء أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم تعلَّموا كبارً

Jadi orang yang sudah tua pun dituntut untuk belajar, beliau mendatangkan sebuah dalil bahwasanya para sahabat Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam mereka mempelajari ilmu agama ini dalam keadaan mereka sudah besar-besar sudah tua.

Di sana ada kibaru sahabah di sana ada sighar sahabah, ada sahabat-sahabat yang kibar yang mereka memang masuk Islam mengenal agama Islam ini ketika mereka sudah tua, mungkin 30 tahun atau 40 tahun atau ada yang 50 tahun bahkan dan ternyata mereka menjadi sebaik-baik manusia, mereka bisa mempelajari agama ini dari Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam, maka jangan kita putus asa.

Alhamdulillah, ada sebagian orang sampai dia tua dan sampai dia mati tidak mempelajari ilmu agama, Allāh ﷻ memberikan karunia kepada kita sebelum kita bertemu Allāh subhanahu wa ta’ala Allāh ﷻ membimbing kita memberikan hidayah kepada kita untuk mempelajari ilmu agama, sebagaimana dahulu para sahabat Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam banyak di antara mereka yang masuk Islam dalam keadaan mereka sudah sepuh dan sudah tua.

ذكره البخاريُّ في كتاب العلم من صحيحه

Ini disebutkan oleh Imam Al-Bukhari rahimahullāh di dalam Kitabul Ilmi dari shahih beliau, beliau sebutkan bahwasanya para sahabat Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam dulu belajar dan mereka dalam keadaan sudah tua.

Ini menunjukkan bahwasanya yang sudah tua pun maka dituntut dia untuk mempelajari ilmu agama ini tentunya dengan cara yang tadi sudah kita sebutkan, kita dahulukan yang paling penting kemudian yang penting dan seterusnya.

وإنَّما يعسر التَّعلُّم في الكِبَر – كما بَيَّنه الماورديُّ في أدب النيا والدين

Kemudian beliau menyebutkan sebenarnya apa yang menyebabkan orang yang sepuh atau orang yang tua itu susah untuk belajar

كما بَيَّنه الماورديُّ

sebagaimana disebutkan oleh Mawardiy di dalam

أدب الدُّنيا والدِّين

Sebabnya adalah ini

لكثرة الشَّواغل

Yang pertama adalah karena banyaknya kesibukan, berbeda dengan anak muda orang yang sudah tua sudah banyak kesibukannya, dia sudah punya keluarga ngurus anak ngurus istri ngurus pekerjaan

وغلبة القواطع

dan banyaknya perkara-perkara yang memutuskan yang mengganggu yang merintangi dia dalam mempelajari ilmu agama yang itu harus dia lakukan

وتكاثر العلائق

dan banyaknya koneksi-koneksi (hubungan-hubungan) dengan manusia, dalam masalah pekerjaan dalam masalah mungkin dia ketua RT dan kesibukan-kesibukan yang lain, banyak urusan kalau dilihat di HP-nya mungkin ada ribuan nomor-nomor HP kalau dilihat di WA-nya mungkin ratusan yang masuk ke nomornya.

Ini keadaan orang yang sudah tua, sudah banyak hubungannya sudah banyak kenalannya berbeda dengan anak yang masih muda urusannya masih ringan, kalau kita sudah tahu sebabnya adalah demikian

فمن قدِر علىٰ دفعها عن نفسه أدرك العلم

maka barang siapa yang mampu, ada orang tua yang dia mampu untuk melawan sebab-sebab yang menjadikan dia sulit untuk mempelajari ilmu tadi artinya dia bisa menekan dia bisa mengurangi koneksi dengan orang, dia bisa mengurangi pekerjaan dia, dia sempatkan untuk menuntut ilmu

أدرك العلم

maka InsyaAllāh dia akan mendapatkan ilmu sebagaimana anak muda mereka bisa mendapatkan ilmu, dengan syarat tentunya setelah Taufik dari Allāh ﷻ dan dia bisa melawan sebab-sebab dia sulit untuk mendapatkan ilmu.

Tapi kalau dia lebih memilih seperti awal artinya aduh kayaknya berat untuk meninggalkan rekan-rekan dia, masih ingin menyibukkan diri dengan perkara-perkara yang tidak bermanfaat ingin banyak nongkrong dan ngobrol dengan teman-temannya sulit bagi dia untuk mendapatkan ilmu, tapi kalau dia bisa melawan itu semuanya bisa menyempatkan waktu untuk belajar maka InsyaAllāh dia mendapatkan ilmu.

Dan di sana banyak para ulama yang dia menjadi ulama setelah mereka sudah tua, artinya baru mempelajari ilmu agama ketika mereka sudah tua bukan dari semenjak 10 tahun tapi mungkin ada di antara mereka yang berumur 40 tahun baru belajar ilmu agama.

Di antaranya seperti Al-‘Izz ibnu Abdissalam seorang ulama besar, ini juga belajar ilmu bukan dari kecil, Al-Qadhi ‘Iyadh, Ibnu Hazm mereka baru mempelajari ilmu agama dan mulai mempelajari ilmu agama ketika mereka sudah tua artinya sudah tidak muda lagi dan ternyata mereka menjadi ulama.

Jadi intinya ma’qid yang ketujuh adalah kita berusaha untuk memanfaatkan waktu muda kita dan bersegera untuk menuntut ilmu, jangan kita tunda-tunda dalam menuntut ilmu agama.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

image_pdfimage_print

4 thoughts on “Halaqah 10 | Simpul 07 – Bersegera dalam Menuntut Ilmu dan Memanfaatkan Waktu Muda”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top