Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Aqidah Ath-Thahawiyah > Halaqah 45 | Muhammad adalah Penutup Para Nabi dan Pemimpin Orang yang Bertaqwa

Halaqah 45 | Muhammad adalah Penutup Para Nabi dan Pemimpin Orang yang Bertaqwa

Kitab: Aqidah Ath-Thahawiyah
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله

Beliau mengatakan rahimahullāh

وَأَنَّهُ خَاتَمُ الأَنْبِيَاءِ، وَإِمَامُ الأَتْقِيَاءِ

dan sesungguhnya beliau ﷺ wasallam adalah penutup para Nabi.

Ada yang mengatakan khatam di sini maksudnya adalah cincin artinya beliau hanyalah sekedar perhiasan bukan berarti beliau menutup para nabi dan juga para rasul beliau adalah perhiasan, menunjukkan bahwasanya beliau adalah yang paling afdhol tapi bukan berarti tidak ada Nabi setelah beliau ﷺ.

Kita katakan ini juga batil karena makna khatam ini adalah akhir dan memang dia bisa dengan makna khatam yaitu cincin namun kita kembali kepada dalil yang lain yang Allah sebutkan dalam hadits tadi, beliau ﷺ mengatakan,

وأنا خاتمُ النبيينَ لا نبيَّ بعدي

Dan aku adalah khataan Nabiyin tidak ada Nabi setelah ku.

Ini menjelaskan tentang makna ucapan beliau

وأنا خاتمُ النبيينَ

Dan menjelaskan makna Firman Allāh

وخاتمُ النبيينَ

Dan adanya rasul setelah Nabi ﷺ ini sesuatu yang tidak perlu, kenapa demikian ? karena Allāh subhanahu wa ta’ala telah menyempurnakan agama Islam. Nabi ﷺ tidaklah meninggal dunia kecuali agama Islam ini sudah sempurna dan Allāh subhanahu wa ta’ala berjanji untuk menjaga Al-Qur’an

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
[QS Al Hijr 9]

Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan Kamilah yang akan menjaganya.

Al-Qur’an yang merupakan sumber agama Islam, Allāh berjanji untuk menjaga dan penjagaan Allāh terhadap Al-Qur’an termasuk diantaranya dalam menjaga hadist, bukankah hadist Nabi ﷺ ini menjelaskan apa yang ada di dalam Al-Qur’an termasuk penjagaan Allāh terhadap Al-Qur’an dalam menjaga hadits Allāh menjaga lafaz-lafaz yang ada dalam Al-Qur’an, sehingga barang siapa yang berusaha untuk merubah satu huruf di dalam Al-Qur’an maka pasti Allāh subhanahu wa taala akan mengungkap orang tersebut meskipun dia berada di tengah laut / samudra Pasifik yang berusaha untuk merubah Al-Qur’an maka Allāh akan singkap Allāh akan tampakan di antara manusia, Allāh subhanahu wa ta’ala Dialah Yang maha mengetahui.

Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan di dalam setiap generasi kaum muslimin dari dulu sampai sekarang orang-orang yang diberikan oleh Allāh Taufik dan semangat untuk menghafal kitabullah, berapa hufadz yang ada di jazirah Arab berapa hufadz yang ada di negeri kita dari yang anak-anak yang belum dewasa mereka sudah semangat untuk menghafalkan Al-Qur’an sampai orang-orang yang sudah dewasa dan yang sudah tua di mana-mana mereka semangat untuk menghafal kitabullah, sehingga seandainya di sana ada seorang yang berusaha untuk merubah lafaz yang ada dalam Al-Qur’an pasti akan ketahuan ada saja di sana orang yang dengan sebabnya diketahui tentang kesalahan seandainya di sana ada percetakan yang mencetak Al-Qur’an dan salah dalam mencetak Al-Qur’an ada saja di sana orang yang mengetahui terkadang ada sebagian yayasan (Allāutaala alam) kehendaknya baik ingin menyebarkan Al-Qur’an/Mushaf & disebarkan di desa-desa di pedalaman² supaya mereka dekat dengan Al-Qur’an, tapi ternyata Allāhualam sengaja atau tidak sengaja salah dalam mencetak, ada saja orang yang mengetahui mungkin di desa tersebut ada orang yang sedang mampir kemudian ingin membaca Al-Qur’an dan dia hafal Qur’an ternyata ini kok salah akhirnya dilaporkan diumumkan bahwasanya percetakan ini yang telah mencetak Al-Qur’an atau sekian ini salah hati-hati dengan Qur’an dengan percetakan ada saja di sana jalan untuk membongkar kesalahan-kesalahan tersebut baik yang sengaja maupun tidak sengaja.

itu penjagaan Allāh terhadap Al-Qur’an demikian pula makna-makna yang ada dalam Al-Qur’an Allāh subhanahu wa ta’ala menjaga hadits-hadits Nabi ﷺ, Allāh ciptakan di sana ulama-ulama yang mereka memiliki keinginan dan memiliki hafalan yang kuat, ada di antara mereka yang sampai menghafal sampai satu juta hadis lain yang sahih maupun yang tidak sahih, ini penjagaan Allāh terhadap agamanya & dari generasi ke generasi ada saja disana ulama² yang menyampaikan agama yang murni, sebagaimana disebutkan oleh Nabi ﷺ

يحمِلُ هذا العلمَ من كلِّ خلَفٍ عدولُه

Akan membawa ilmu ini/agama ini dari setiap generasi orang² yang adil di antara mereka.

Disana ada ulama-ulama yang mewarisi ilmu Nabi ﷺ

الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ.

Para ulama mereka adalah pewaris para Nabi.

Mempelajari ilmu Nabi ﷺ dan menyampaikan ilmu tersebut kepada orang yang datang setelah mereka, sehingga kalau Al-Qur’an dijaga oleh Allāh dan hadits juga dijaga oleh Allāh subhanahu wa taala dan keduanya adalah sumber agama Islam, kemudian Allāh subhanahu wa ta’ala menciptakan disana para ulama yang berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan hadits berpegang teguh Dengan pemahaman para salaf, menyampaikan agama ini dengan adil tanpa berkhianat maka untuk apa diutus setelah Nabi ﷺ rasul yang lain, kita sudah memiliki ulama dan Al-Qur’an sudah dijaga oleh Allāh dan hadits yang sudah dijaga oleh Allāh subhanahu wa ta’ala

وَأَنَّهُ خَاتَمُ الأَنْبِيَاءِ، وَإِمَامُ الأَتْقِيَاءِ

Dan Nabi ﷺ beliau adalah Imam bagi para orang-orang yang bertakwa.

Imam artinya yang diteladani yang dikedepankan yang menjadi contoh bagi orang-orang yang bertakwa sebagaimana dalam hadits bahwasanya beliau ﷺ mengatakan,

أَنَا أَعْلَمُكُمْ بِاللَّهِ وأخشاكم له

Aku adalah orang yang paling tahu di antara kalian tentang dari Allāh dan aku adalah orang yang paling takut kepada Allāh subhanahu wa ta’ala.

Beliau ﷺ adalah imamnya dan pemimpin orang-orang yang bertakwa yang diteladani oleh orang-orang yang bertakwa

، وَإِمَامُ الأَتْقِيَاءِ

Beliau adalah imam bagi orang-orang yang bertakwa.

وكل دعوة النبوة بعد نبوته فغي وهوى

Dan setiap dakwahan/ pengakuan menjadi seorang Nabi setelah kenabian beliau ﷺ maka ini adalah ghoiyyun wa hawa ini adalah sebuah penyimpangan dan mengikuti hawa nafsu, seluruh pengakuan menjadi seorang Nabi setelah Nabi ﷺ maka itu adalah

فغي وهوى

Ini adalah sebuah penyimpangan dan itu adalah mengikuti hawa nafsu dia mungkin ingin disanjung-sanjung dan diagungkan dikultuskan oleh orang-orang yang ada di sekitar atau memang ini adalah tujuan dari sebagian penjajah sebagian ada yang ingin merusak negara Islam yang dijajahnya dengan cara seperti ini yaitu menyuruh satu di antara mereka untuk mengaku menjadi Nabi ya supaya umat Islam mereka menyimpang dari agamanya dan mengikuti Nabi yang dibayarkan atau orang yang disuruh untuk mengaku menjadi Nabi dan dibayar oleh penjajah tadi intinya seluruh pengakuan menjadi nabi setelah kenabian Nabi ﷺ maka itu

فغي وهوى

Sebuah penyimpangan dan itu adalah hawa nafsu.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Transkrip: Abu Mandala
•┈┈┈┈┈┈•❁❁•┈┈┈┈┈┈•

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top