Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Aqidah Ath-Thahawiyah > Halaqah 37 | Semua Makhluk Berada Di Bawah Kehendak Allāh antara Karunia dan Keadilan Allāh

Halaqah 37 | Semua Makhluk Berada Di Bawah Kehendak Allāh antara Karunia dan Keadilan Allāh

Kitab: Aqidah Ath-Thahawiyah
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله

Beliau mengatakan rahimahullāh,

وَكُلُّهُمْ يَتَقَلَّبُونَ فِي مَشِيئَتِهِ،

Dan semua mereka ini /makhluk Allāh subhanahu wa ta’ala

يَتَقَلَّبُونَ فِي مَشِيئَتِهِ،

Mereka bulak balik didalam/dibawah kehendak Allāh

بَيْنَ فَضْلِهِ وَعَدْلِهِ

Antara anugerah Allāh dan juga keadilan.

Ini menguatkan apa beliau sampaikan sebelumnya

يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ، وَيَعْصِمُ وَيُعَافِي فَضْلًا. وَيُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ، وَيَخْذُلُ وَيَبْتَلِي عَدْلًا

Jadi karunia atau keadilan tidak ada kedholiman disana.

Maka semuanya yg mengarungi kehidupan ini adalah dibawah kehendak Allāh

بَيْنَ فَضْلِهِ وَعَدْلِهِ

Antara karunia Allāh dan juga keadilan, tidak ada yang ketiga apa yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari maka itu kemungkinan yang pertama adalah karunia dari Allāh atau kemungkinan yang kedua adalah keadilan dari Allāh.

Kalau kita mendapatkan rezeki itu adalah karunia dan anugerah dari Allāh kalau kita melihat dosa-dosa Kita sebenarnya kita ini berhak untuk tidak dikasih oleh Allāh karena sebab dosa kalian tapi Allāh berikan kita makanya adalah karunia dan juga anugerah dari Allāh, kalau kita mendapatkan musibah memang kita berhak untuk mendapatkan musibah tadi karena memang dosa kita ini adalah keadilan dari Allāh, maka berarti kita ini hidup di bawah kehendak Allāh antara anugerah Allāh dan juga antara keadilan Allāh,

لَا رَادَّ لِقَضَائِهِ، وَلَا مُعَقِّبَ لِحُكْمِهِ، وَلَا غَالِبَ لِأَمْرِهِ

tidak ada yang bisa menentang terhadap takdir Allāh,

لَا رَادَّ

tidak ada yang bisa menolak.

Apa yang sudah Allāh takdirkan apa yang sudah Allāh tulis maka siapa yang bisa menentang apa yang sudah Allāh putuskan, Allāh memutuskan terjadi musibah maka terjadi, tidak ada yang bisa menolak,

apakah Nabi bisa menolak?
apakah para malaikat mereka bisa menolak apa yang Allāh kehendaki?

Apalagi kita tidak ada yang bisa menolak terhadap apa yang sudah Allāh putuskan maka mintalah kepada Allāh takdir yang baik

لَا رَادَّ لِقَضَائِهِ

Tudak ada yang bisa menolak apa yang Allāh putuskan.

Ini juga sebenarnya menguatkan juga apa yang sudah disebutkan sebelumnya tentang bahwasanya Masyiatullāh ini adalah tanfudhu, kehendak Allah itu adalah pasti terlaksana.

وَلَا مُعَقِّبَ لِحُكْمِهِ،

Tidak ada yang bisa menolak /mengomentari apa yang sudah Allāh putuskan, berupa hukum-hukum termasuk diantaranya adalah hukum-hukum kauni.

Demikian pula hukum-hukum syar’i, hukum-hukum kauni tidak ada yang bisa menolak apa yang sudah Allāh tentukan, hukum syar’i maka apa yang sudah Allāh putuskan kalau Allāh sudah menentukan bahwasanya orang yang membunuh dengan sengaja maka dia di qishas, orang yang Ya sudah mukhson/ pernah menikah kemudian dia berzina maka dia harus di razam, tidak boleh ada yang menentang apa yang sudah Allāh tentukan, kewajiban kita adalah sami’na wa atho’na,

راد لقضائه، ولا معقب لحكمه،

Allāh mengatakan,

..لَا مُعَقِّبَ لِحُكْمِهِ ۚ وَهُوَ سَرِيعُ الْحِسَابِ۝.
[QS Ar Rad 41]

Tidak ada yang bisa menolak / menentang terhadap hukum Allāh dan Allāh subhanahu wa ta’ala Dialah Yang Maha cepat hisabnya.

إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ.

Dan Allāh mengatakan,

…إِذَا قَضَىٰ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُن فَيَكُونُ۝.
[QS Al Baqarah 117]

Tidak ada yang bisa menolak apa yang sudah Allāh kehendaki.

Dan Allāh mengatakan,

مَّا يَفْتَحِ ٱللَّهُ لِلنَّاسِ مِن رَّحْمَةٍۢ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا ۖ وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُۥ مِنۢ بَعْدِهِۦ ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ
[QS Fatir 2]

Apa yang Allah buka bagi manusia berupa rahmat Allāh, maka tidak ada yang bisa menahannya, kalau Allāh sudah ingin melimpahkan rezekinya, melimpahkan rahmatnya tidak ada yang bisa menahan dan apa yang Allāh tahan maka tidak ada yang bisa melepaskannya. Kalau sudah Allāh tahan dari seseorang rezeki siapa yang bisa menyampaikan rezeki tersebut kepada orang tersebut.

وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

Dialah yang Maha perkasa lagi Maha Bijaksana.

Didalam dzikir yang kita baca setelah shalat

لا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ

Tidak ada yang bisa menahan apa yang engkau berikan Ya Allāh dan tidak ada yang bisa memberi apa yang engkau tahan.

Ini sebenarnya menguatkan apa yang disampaikan di sini bahwasanya tidak ada yang bisa menolak apa yang Allāh sudah putuskan.

وَلَا مُعَقِّبَ لِحُكْمِهِ، وَلَا غَالِبَ لِأَمْرِهِ

Tidak ada yang bisa mengalahkan perkara Allāh.

Kalau Allāh sudah memutuskan sesuatu enggak ada yang bisa melawan/ mengalahkan Allāh.

…وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَىٰ أَمْرِهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ۝.
[QS Yusuf 21]

Lihat bagaimana Allāh subhanahu wa taala untuk mengangkat Yusuf alaihissalam & menjadikan atau memberikan kepada beliau kekuasaan, mengangkat beliau dengan ilmu yang belum memiliki & menjadikan beliau sebagai seorang yang memiliki atau diberikan wewenang meskipun saudara²nya dengan berbagai upaya Mereka ingin menyingkirkan Yusuf alaihissalam dengan cara mereka, mengajak Yusuf untuk berburu kemudian bohong kepada bapak mereka bahwasanya Yusuf telah dimakan oleh serigala, kemudian mereka lempar ke dalam semacam sumur dan ternyata Allāh subhanahu wa ta’ala menghendaki lain, ya bagaimana Allāh subhanahu wa taala menyelamatkan Nabi Yusuf alaihissalam ada kafilah yang mereka lewat kemudian mereka ingin mengambil air ternyata Mereka melihat di situ ada seorang anak kemudian dibawa oleh mereka ke Mesir dan dijual dengan harga yang sangat murah dan ditakdirkan oleh Allāh menjadi seorang yang tinggal di sebuah keluarga di antara pembesar negara, sebagaimana yang Allāh subhanahu wa ta’ala di dalam surat Yusuf terjadi peristiwa satu demi satu mimpi dan juga kemudian godaan dari wanita kemudian Allāh subhanahu wa ta’ala memberikan kepada beliau kemampuan untuk mengetahui mimpi dan di situ bertemu dengan dua orang didalam penjara bertemu dengan dua orang yang menceritakan mimpinya kemudian ketika salah seorang di antara keduanya keluar dan terjadi peristiwa rajanya bermimpi kemudian ingin tahu takwilnya dan orang yang dipenjara tadi ingat bahwasanya Dia pernah bertemu di penjara dengan seseorang yang dia sebenarnya berpesan tapi dia lupa tidak menyampaikan itu kepada tuannya, saat itu dia ingat Saya punya teman nih penjara yang dia pintar untuk menta’wil mimpi sampai akhirnya Nabi Yusuf alaihissalam menta’wil kemudian dipanggil saja bahkan jadi orang dekatnya raja tersebut.

وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَىٰ أَمْرِهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ۝.

Allāh subhanahu wa ta’ala Dialah yang menang urusanNya tidak ada yang bisa mengalahkan, orang pada hasad orang benci kepada kita orang memusuhi kita tapi

اللَّهُ غَالِبٌ عَلَىٰ أَمْرِهِ

Allāh yang senantiasa menang ,

Oleh karena itu seorang hamba Allāh bertawakal kepada Allāh subhanahu wa ta’ala, yakin kepada Allāh & yakin bahwasanya Allāh tidak ada yang mengalahkannya didalam seluruh keputusan Allāh subhanahu wa ta’ala.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Transkrip: Abu Mandala
•┈┈┈┈┈┈•❁❁•┈┈┈┈┈┈•

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top