Kitab: Aqidah Ath-Thahawiyah
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله
Beliau mengatakan rahimahullāh,
يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ، وَيَعْصِمُ وَيُعَافِي فَضْلًا.
Setelah beliau menyebutkan tentang keharusan kita untuk meyakini tentang Masyiatullāh, kalau di dalam paragraf sebelumnya disebutkan Kholaqol Kholq ini martabat yg ke 4 bi’ilmihi ini martabat yang pertama kemudian juga wa qodaralahum aqdaran ini martabat yang ke 2, Allah menulis takdir.
Maka di dalam paragraf ini beliau menyebutkan tentang keimanan untuk beriman dengan masyyiatullah yang merupakan martabat yang ke-3, meyakini ilmu Allāh kemudian juga kitab Allāh Masyiatullāh dan juga penciptaan Allāh terhadap Makhluk.
Diantara yang harus kita yakini bahwasanya masalah hidayah dan juga kesesatan itu juga Allāh subhanahu wa ta’ala yang menghendaki, mungkin sebagian orang ketika dia diterangkan tentang umumnya masyiatullah, bahwasanya Masyiatullāh ini tankhudu / terlaksana didalam segala sesuatu
كُلُّ شَيْءٍ يَجْرِي بِتَقْدِيرِهِ وَمَشِيئَتِهِ،
Tapi terkadang terbetik didalam hatinya berarti kemaksiatan ini Allāh yang menghendaki, akhirnya dia bertanya apakah seseorang ketika bunuh diri itu adalah dengan kehendak Allāh? apakah ketika seseorang tetap melakukan riba itu adalah kehendak Allāh? Ini menunjukkan terkadang seseorang belajar tentang keumuman Masyiatullāh tetapi ketika berbicara tentang masalah maksiat ini dia masih problem bagi dia, maka disini beliau menekankan bahwa hidayah dan juga kesesatan itu juga dengan kehendak Allāh
يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ،
Allāh memberikan hidayah kepada siapa yang Allāh kehendaki, Allāh berkehendak untuk memberikan hidayah kepada si Fulan maka Allāh memberikan hidayah kepada si fulan tersebut, dia mendapatkan hidayah bukan kejadian yang terjadi begitu saja tanpa kehendak Allāh, dia mendapatkan hidayah adalah dengan kehendak Allāh
يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ،
Allāh memberikan hidayah kepada siapa yang Allāh kehendaki.
Tentunya orang yang memang berhak untuk mendapatkan hidayah dari Allāh, jadi Allāh memberikan hidayah kepada siapa yang kehendaki bukan berarti kemudian enggak ada hikmahnya, Allah memberikan hidayah kepada siapa yang Allāh kehendaki dan Allah tahu bahwa saya orang tersebut memang dia pantas dan memang dia berhak untuk mendapatkan hidayah tersebut dari Allāh subhanahu wa ta’ala, Allāh tahu di dalam hati orang tersebut ada keinginan untuk kembali kepada kebenaran karena sebagian orang mungkin tidak tinggal jauh misalnya atas gua di pedalaman tapi di dalam hatinya ada keinginan untuk mengenal Allāhu rabbul alamin dia tahu bahwasanya di dalam kehidupan dia ini ada yang salah pasti di sana Anda kebenaran yang belum kami temukan, Allāh subhanahu wa ta’ala mengetahui di dalam hati seseorang ada kebaikan & keinginan untuk mendapatkan petunjuk Allāh subhanahu wa ta’ala akan memberikan kepada dia jalan untuk mengenal petunjuk bagaimana kisah para shahabat radhiyallahu taala anhum , bagaimana mereka mendapatkan dan menggapai hidayah Islam yang mereka didatangkan oleh Allāh subhanahu wa taala dari qobilah mereka mendengar tentang diutusnya seorang di kota Mekkah mereka datang mencari-cari dan sebagian datang ingin meruqyah, meruqyah orang yang mengaku menjadi nabi tersebut karena dianggap itu adalah orang yang gila tapi ketika dia mendengar ucapannya dia tahu bahasa ini bukan orang yang gila, ada sebagian yang sudah mendengar ribuan syair ketika dia mendengar Al-Qur’an yang mengetahui bahwasanya bukan ucapan manusia dan Muhammad bukan seorang tukang syair menunjukkan bahwasanya ini adalah wahyu yang diwahyukan kepada beliau
يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ،
Allāh subhanahu wa ta’ala memberikan hidayah kepada siapa yang Allāh kehendaki,
۞..الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ…
Tidak mungkin kita mendapatkan hidayah kecuali apabila Allāh subhanahu wa ta’ala menghendaki , yang bisa kita lakukan adalah berdakwah hidayah itu dengan kehendak Allāh
۞ إِنَّكَ لَا تَهْدِى مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهْدِى مَن يَشَآءُ
[QS Al Qoshos 56]
Sesungguhnya engkau tidak bisa memberikan hidayah kepada siapa yang aku cintai.
Kalau kita tahu bahwasanya hidayah adalah dengan kehendak Allāh maka kita harus menyadari bahwasanya kita tidak bisa memberikan hidayah kepada siapa yang kita cintai, kita cinta kepada keluarga kita orang tua kita istri dan juga anak kita, kita cinta kepada mereka dan kita ingin mereka ingin mendapatkan hidayah, tapi ingat
يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ،
Allāh itu memberikan hidayah kepada siapa yang Allāh kehendaki, meskipun kita mengendaki mereka mendapatkan hidayah kalau Allāh tidak menghendaki maka tidak mungkin kita sudah memberikan pengarahan pagi dan juga sore memberikan nasehat membelikan buku mengajak mereka untuk mendatangi majelis ilmu, ya kalau Allāh subhanahu wa ta’ala tidak menghendaki dia mendapatkan hidayah tidak mungkin dia mendapatkan hidayah,
يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ،
إِنَّكَ لَا تَهْدِى مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهْدِى مَن يَشَآءُ
Akan tetapi Allāh Diala yang memberikan hidayah kepada siapa yang Allāh kehendaki, yang bisa kita lakukan berusaha karena inilah yang Allāh perintahkan kemudian yang bisa kita lakukan adalah berdoa meminta hidayah untuk diri kita dan juga mereka
اللَّهُمَّ إِنِي أَسْأَلُكَ الهُدَى، وَالتُّقَى، وَالعفَافَ، والغنَى
وَيَعْصِمُ وَيُعَافِي فَضْلًا
Allāh memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendaki dan Allāh menjaga
يَعْصِمُ
artinya adalah menjaga
وَيُعَافِي فَضْلًا
Dan Allāh subhanahu wa ta’ala memberikan Afiah/keselamatan Allāh menjaga dari musibah dunia maupun agama, Allāh memberikan Afiah Yaitu keselamatan dari musibah dunia maupun musibah agama, Allāh menjaga dengan kehendaknya Allāh memberikan kita keselamatan dengan kehendaknya, kita selamat adalah dengar kehendak Allāh, kita terjaga dari musibah agama, musibah agama itu adalah penyimpanan seseorang menyimpang dari jalan yang lurus maka itu adalah musibah agama.
Kita selamat dari kesesatan orang-orang Nasrani kita selamat dari kesesatan orang-orang Ahmadiyyah dari Islam Jama’ah , kesesatan orang-orang Syiah itu adalah dengan kehendak Allāh
يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَيَعْصِمُ وَيُعَافِي فَضْلًا
Allāh menjaga dan Allāh memberikan keselamatan memberikan hidayah adalah dengan kehendak Allāh itu bukan terjadi dengan sendirinya begitu saja
فَضْلًا
Dan itu semuanya terjadi dengan karunia dari Allāh karunia dan anugerah dari Allāh kelebihan yang Allāh berikan keistimewaan yang Allāh berikan, sehingga sepantasnya seorang muslim yang mendapatkan hidayah dan dijaga oleh Allāh dan diselamatkan oleh Allāh dari kesesatan kesesatan tersebut maka darahnya bersyukur atas karunia dan juga anugerah Allāh
…وَكَانَ فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكَ عَظِيمًا .
[QS An Nisa 113]
Dan keutamaan Allāh karunia Allāh atasmu kalau kita mau berfikir itu adalah sangat besar.
Nikmat hidayah adalah nikmat yang sangat besar yang kalau di sadari oleh seseorang maka ini jauh dan jauh lebih hemat daripada kenikmatan² dunia sehingga seseorang apabila menyadari tentang besarnya nikmat hidayah ini meskipun dia mungkin secara materi kekurangan/ pas-pasan tapi ketika dia melihat pada dirinya sendiri nikmat hidayah yang sudah Allāh berikan kepadanya makanya bersyukur kepada Allāh Alhamdulillah meskipun ana tidak seperti sifulan tapi Allāh subhanahu wa ta’ala memberikan kepada ku nikmat yang jauh dan jauh lebih besar daripada nikmat yang diberikan kepada si Fulan yang belum mendapatkan hidayah meskipun dia memiliki semuanya, yang dengan nikmat ini kita bisa merasakan kehidupan yang tenang di dunia dan dijanjikan oleh Allāh subhanahu wa ta’ala dengan kehidupan yang toyyib kembali ke akhirat.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Transkrip: Abu Mandala
•┈┈┈┈┈┈•❁❁•┈┈┈┈┈┈•