Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Aqidah Ath-Thahawiyah > Halaqah 10 | Keyakinan tentang Mentauhidkan Allāh

Halaqah 10 | Keyakinan tentang Mentauhidkan Allāh

Kitab: Aqidah Ath-Thahawiyah
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله

Beliau mengatakan,

نقول في توحيد الله
نعتقد

Dan makna kami katakan disini adalah, kami meyakinkan didalam masalah mentauhidkan Allāh yang pertama kali beliau bicarakan disini adalah tentang masalah Tauhid.

Ini menunjukkan bahwasanya kata Tauhid ini bukan sesuatu yang baru, ini sudah sejak dahulu mereka sudah mengenal kata tauhid, jadi bukan sesuatu yang baru yang diada²kan kata mereka Wahabi bahkan para shahabat radhiyallahu ta’ala anhum mereka sudah menggunakan kata tauhid, didalam sebuah hadits ketika Nabi ﷺ mengutus Mua’dz bin Jabal

فليكن أول ما تدعوهم إليه شهادة أن لا إله إلا الله

Dalam riwayat lain,

فَلْيَكُنْ أوَّلَ ما تَدْعُوهُمْ إلى أنْ يُوَحِّدُوا اللَّهَ

Abdullah bin Abbas menyebutkan tentang bagaimana Nabi ﷺ diantara amalan beliau dalam Haji nya yaitu disebutkan dalam hadits itu mengatakan

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ

Al Imam Ath Thahawi mengatakan mendahulukan tauhid karena memang Tauhid ini adalah inti dari agama ini baik Al-Qur’an dari awal sampai akhir adalah tentang tauhid ,para Nabi diutus untuk menegakkan Tauhid mendakwahkan Tauhid Dan tidaklah Kita diciptakan oleh Allāh ﷻ kecuali untuk mentauhidkan Allāh.

Apabila benar Tauhid seseorang maka ini akan membuahkan kebaikan², kalimat tauhid kalau sudah menancap pada hati seseorang maka akan membuahkan buah-buah yang baik

اَلَمۡ تَرَ كَيۡفَ ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ اَصۡلُهَا ثَابِتٌ وَّفَرۡعُهَا فِى السَّمَآءِۙ‏
تُؤْتِيْٓ اُكُلَهَا كُلَّ حِيْنٍ ۢبِاِذْنِ رَبِّهَاۗ ..

Apakah kamu tidak melihat bagaimana Allāh ﷻ membuat kalimat yang baik yaitu itu seperti pohon akarnya menghujung ke bawah dan cabangnya menjulang tinggi keatas kokoh & memberikan buahnya setiap waktu.

Tauhid merupakan modal masuknya seseorang ke dalam surga , tidak akan masuk Surga kecuali orang yang bertauhid,

لا يَدْخُلُ الجَنَّةَ إلَّا نَفْسٌ مُسْلِمَةٌ

Tidak akan masuk ke dalam surga kecuali jiwa yang muslimah.
Jiwa yang bertauhid,

مَن لَقِيَ اللَّهَ لا يُشْرِكُ به شيئًا دَخَلَ الجَنَّةَ،

Barangsiapa yang bertemu dengan Allāh dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu maka dia akan masuk kedalam Jannah.

Prioritas dakwah para Nabi adalah Tauhid, sehingga inilah yang didahulukan oleh beliau dan ucapan beliau kami meyakini dalam masalah tauhidullah wallahu taala di sini adalah tauhid yang memiliki makna umum karena tauhid terkadang memiliki makna umum dan terkadang memiliki makna khusus, makna umum tauhidullah, tauhid artinya adalah mengesakan,

وَحَّدَ – يُوَحِّدُ – تَوْحِيْدًا

yaitu mengesakan ,itu secara bahasa yaitu orang mengatakan wahatullah maksudnya aku menjadikan Allāh Esa itu makna tauhid secara bahasa, Adapun secara syariat maka yang dimaksud dengan

إفراد الله بما يختص به

Mengesahkan Allāh di dalam apa yang menjadi kekhususan bagi Allāh .

Apa yang menjadi kekhususan bagi Allāh ?yang menjadi kekhususan bagi Allāh
Yang pertama adalah sifat rububiyah.
Yang kedua adalah sifat uluhiyah.
Yang ketiga adalah nama dan juga sifat Allāh maka kita harus

إفراد الله بما يختص به

Kita mengesakan Allāh dalam tiga perkara tadi, Karena itu adalah kekhususan bagi Allāh, tidak boleh ada makhluk yang diyakini dia memiliki sifat rububiyah atau uluhiyah.

Ini adalah makna tauhid secara umum ini lebih luas, mentauhidkan Allāh yaitu mengesahkan Allāh dalam sesuatu yang merupakan kekhususan bagi Allāh, oleh karenanya akan disebutkan tentang tiga jenis ini.

معتقدين بتوفيق الله

Dalam keadaan kami meyakini,

نقول

kami katakan di dalam masalah tauhid

معتقدين

Bisa dikatakan bahwasanya

نقول

diawal tadi adalah mengucapkan dengan lisan kami

معتقدين

kami yakin dengan hati kami jadi lisannya mengucapkan dan hatinya itulah yang meyakini tidak ada bedanya antara apa yang diucapkan dengan lisan dan apa yang dia yakini dalam hatinya bisa juga demikian ,

نقول

Kami katakan yaitu dengan lisan-lisan kami di dalam masalah tauhidullah

معتقدين

Dalam keadaan Kami yakin tidak seperti orang munafik mengucapkan sesuatu yang tidak diyakini beda antara ucapannya dengan hatinya,

إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ

Dusta dalam hatinya mereka tidak meyakini Nabi Muhammad adalah Rasulullah ﷺ

وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ

Itulah yang kita ucapkan dengan lisan dan itulah yang kita yakini dalam hati kita

بتوفيق الله

Dengan Taufik dari Allāh ﷻ

Ini pengakuan bahwasanya hidayah kepada akidah yang benar mengucapkan ucapan yang benar ,keyakinan yang benar ini adalah Taufik dari Allah

وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ

Dan tidaklah Taufik kecuali dengan Allāh

لَوْلَا اللَّهِ ما اهْتَدَيْنَا… وَلَا تَصَدَّقْنَا وَلَا صَلَّيْنَا .

Kalau bukan karena Allāh niscaya kita tidak akan mendapatkan hidayah kalau bukan Taufik dari Allāh kita enggak akan memiliki keyakinan-keyakinan yang shahih yang benar yang murni yang sesuai dengan Al-Qur’an dan juga hadits Nabi ﷺ, disana terlalu banyak fitnah dan juga subhat orang yang lebih pintar dari kita banyak yang terkena subhat dan mereka belum memahami tentang Aqidah yang benar padahal mereka mungkin secara materi lebih baik daripada kita, secara pangkat, secara kecerdasan mungkin mereka lebih cerdas daripada kita maka ini adalah pengakuan bahwa hidayah ini adalah dengan Taufik dari Allāh , Allāh ﷻ yang memberikan kepada kami hidayah Dan menepati kebenaran dan dari sinilah semoga ini menjadi awal dari bertambahnya hidayah ketika seseorang bersyukur dan mengakui bahwasanya nikmat hidayah Allāh subhanahu Wa ta’ala semoga ini menjadi sebab kita ditambah oleh Allāh subhanahu wa ta’ala hidayah dan kami akan menambahkan petunjuk kepada mereka kalau kalian bersyukur maka kami akan menambah di antara bentuk syukur kita terhadap nikmat hidayah adalah mengakui bahwasanya hidayah adalah dari Allāh menggunakan nikmat ini bukan ujub dikhawatirkan orang yang ujub berarti dia tidak bersyukur

وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

kalau kalian kufur maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Transkrip: Abu Mandala
•┈┈┈┈┈┈•❁❁•┈┈┈┈┈┈•

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top