Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Kun Salafiyyan Alal Jaddah > Halaqah 21 | Pengertian Salaf Bag 2

Halaqah 21 | Pengertian Salaf Bag 2

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
 كن سلفيا على الجادة

•┈┈┈┈┈•❁﷽❁•┈┈┈┈┈•

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله

Penjelasan dari ucapan Al Imam Assafaraniy dan pada pertemuan yang sebelumnya, beliau mengatakan,

Bahwasanya Imam Assafaraniy telah menghilangkan membatasi bahwasanya yang dimaksud dengan Salaf yang kita berintisam (menyandarkan diri) kepada mereka adalah orang yang suri dalam imamah, orang yang memang dikenal didalam keimamannya dan dia tidak dituduh melakukan bid’ah, maka tidak setiap orang yang mendahului kita kemudian dia bisa dicontoh/diteladani. Sesungguhnya yang namanya contoh/teladan itu dengan para pendahulu kita yang mereka adalah orang-orang yang terpilih/yang baik dari kalangan para Shahabat Rasulullah ﷺ para Imam-imam Tabiin dan juga orang-orang yang mengikuti imam-imam Tabiin yaitu mereka memang sudah disaksikan dengan kebaikan karena Nabi ﷺ mengatakan

خير الناس قرني ، ثم الذين يلونهم ، ثم الذين يلونهم.
والذين عرف

Yang diketahui tentang tamasuknya mereka dengan Sunnah dan dikenal dengan keimamannya didalam Sunnah ini dan dikenal sebagai orang-orang yang menjauhi bid’ah dan waspada dari bid’ah tersebut dan Allāh ﷻ telah memerintahkan untuk mengikuti jalan para shahabat Rasulullah ﷺ dan mengikuti atsar mereka dan menempuh jalan mereka,

فقال عز وجل

Maka Allāh ﷻ mengatakan,

وَّاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ اَنَابَ اِلَيَّۚ
[QS Lukman 15]

Dan hendaklah kalian mengikuti jalan orang yang kembali kepadaKu.

قال الامام ابن قيم

Berkata Imam Ibnu Qayyim,

“وكل من الصحابة منيب إلى الله فيجب اتباع سبيله وأقواله واعتقاداته من أكبر سبيله “

Kemudian Ibnu Qayyim mengatakan maka setiap shahabat mereka adalah orang yang kembali kepada Allāh, disebutkan didalam ayat,

وَّاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ اَنَابَ اِلَيَّۚ

Engkau ikuti jalan orang yang kembali kepadaku, siapa orang yang kembali kepada Allāh diantaranya adalah para shahabat yang mereka kembali kepada Allāh maka wajib mengikuti jalan, ucapan dan aqidah mereka.

Ini ucapan Ibnu Qayyim yang menjelaskan kepada kita Bahwasanya firman Allāh diatas

مَنْ اَنَابَ اِلَيَّۚ

Tentunya disini adalah Shahabat radiallahu taala anhum.

Kemudian kita lanjutkan,

وفد رضي اللَّه عنهم وعمن اتبعهم بإحسان

Sungguh Allāh ﷻ telah meridhai para shahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik,

قال تعالى

Allāh mengatakan,

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Dan sungguh Allāh ﷻ telah Ridha kepada mereka dan kepada orang yang mengikuti mereka dengan baik.

Dalilnya adalah firman Allāh didalam surat At Taubah ayat 100, orang-orang yang mendahului yang mereka adalah orang-orang yang awal dari kalangan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik semoga Allāh Ridha kepada mereka dan merekapun Ridha kepada Allāh.

Disini Allāh ﷻ meridhai 3 kelompok, yang pertama adalah kaum Muhajirin, kaum Anshar dan yang ketiga adalah orang-orang yang mengikuti keduanya dengan baik. Maka kita sebagai orang muslim tentunya ingin mendapatkan keridhaan dari Allāh untuk masuk didalam Muhajirin (sudah berlalu), untuk masuk kedalam Anshar (sudah berlalu) maka Allāh memberikan kesempatan bagi kita untuk mendapatkan keridhaan Allāh tadi yaitu dengan menggabungkan diri kita kepada kelompok yang ketiga dia/mereka adalah orang-orang yang mengikuti para Shahabat radiallahu taala anhum dengan baik. Allāh mengatakan

رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ

Maka Allāh Ridha kepada mereka dan merekapun Ridha kepada Allāh ﷻ.

وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ

Allāh ﷻ akan menyediakan untuk mereka Surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai dan mereka kekal didalamnya, yang demikian adalah keberuntungan yang sangat besar.

Kemudian setelah beliau menyebutkan penjelasan kenapa salaf disini adalah Salaf kita yang Sholeh.

Maka beliau mengatakan,

إذا فليس من الابتداع في شيء أن يتسمى أهل السنة بالسلفيين

Kalau kita sudah mengetahui bahwasanya yang dimaksud dengan Salaf secara bahasa adalah setiap orang yang mendahului kita kemudian secara istilah mereka adalah para shahabat atau para shahabat dan Tabiin dan juga Tabiut Tabiin. Maka bukan termasuk bid’ah Ahlu Sunnah ini menamakan dirinya dengan as Salafyin.

بل إن مصطلح السلف يساوي تمامٱ مصطلح أهل السنة والجماعة

Bahkan penamaan atau istilah salaf ini sepadan dengan istilah ahlu Sunnah dan juga Al Jama’ah.

ويدرك ذلك بتأمل اجتماع كل من المصطلحين في الصحابة فهم السلف وهم أهل السنة والجماعة ،

Dan yang demikian diketahui dengan kita memperhatikan bersatunya masing-masing dari mustholah tadi didalam shahabat radiallahu taala anhum. Shahabat radiallahu taala anhum kalau kita gabungkan makna-makna tadi maka mereka (para shahabat) adalah Salaf kita dan mereka termasuk Ahlu Sunnah wal jama’ah.

فكما يصح لنا القول” سني” نسبة إلى أهل السنة يصح لنا القول (سلفي) نسبه إلى السلف لا فرق إذا.

Sebagaimana boleh kita mengatakan sunny (menisbahkan) kepada Ahlu Sunnah maka boleh juga kita mengatakan Salafy menisbahkan kepada para salaf, karena tidak ada perbedaan diantara keduanya

فإنه بعد وجود الفرق وحصول الافتراق أصبح مدلول السلف منطبقا على من حافظ على سلامة العقيدة والمنهج طبقٱ لفهم الصحابة والقرون المفضلة ويكون هذا المصطلح (السلف) مرادفا للأسماء الشرعية الأخرى لأهل السنة كما تقدم

Kemudian beliau menjelaskan,
Maka setelah kedatangan atau datangnya aliran-aliran ini dan terjadinya perpecahan-pecahan jadilah apa yang ditunjukkan oleh sabab ini sangat tepat bagi orang yang menjaga keselamatan aqidah, manhaj nya sesuai dengan pemahaman para Shahabat dan generasi diabad yang utama dan jadilah istilah salaf ini sesuatu yang sepadan dengan nama-nama yang syar’i yang lain dimiliki oleh ahlu Sunnah wal jama’ah sebagaimana telah berlalu.

Intinya penamaan As Salafyin tidak ada masalah karena kalau kita cermati kembali kepada Islam itu sendiri dan ini adalah ciri dan sesuatu yang sangat nampak kepada nama-nama Ahlu Sunnah wal jama’ah bahwasanya semuanya kembali kepada dalil kembali kepada Sunnah Nabi ﷺ.

Baik itu yang kita sampaikan pada kesempatan kali ini insyaallah akan kita lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.

Wallahu ta’ala alam.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abu Mandala
•┈┈┈┈┈┈•❁❁•┈┈┈┈┈┈•

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top