Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Kun Salafiyyan Alal Jaddah > Halaqah 20 | Pengertian Salaf Bag 1

Halaqah 20 | Pengertian Salaf Bag 1

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
 كن سلفيا على الجادة

•┈┈┈┈┈•❁﷽❁•┈┈┈┈┈•

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله

Masih membahas tentang gelar-gelar Ahlu Sunnah wal jama’ah dan terakhir telah disebutkan tentang As Salafyah atau As Salafiyan.

Setelah beliau menyebutkan tentang Salaf secara bahasa, disini beliau akan menjelaskan lebih dalam tentang beberapa hal tentang yang berkaitan dengan Salaf ini, beliau mengatakan,

المقصود بالسلف:

Yang dimaksud dengan Salaf

تقدم فيها مضى التعريف اللغوي بمعنى السلف ،

Telah berlalu definisi bahasa dari kalimat/kata salaf, bahwasanya dia adalah seluruh orang yang mendahului kita baik yang Sholeh maupun yang tidak. Termasuk diantaranya nenek moyang kita mereka adalah salaf kita.

وأما المعنى المقصود بالسلف في الاصطلاح

Adapun makna salaf didalam istilah,

فقد أختلف في ذلك على أقوال عدة أهمها:

Maka para ulama telah berselisih pendapat dengan beberapa pendapat yang penting diantaranya adalah:

١. أنهم الصحابة فقط

Yang pertama ada yang mengatakan bahwasanya para salaf itu adalah para shahabat saja yang lainnya tidak dinamakan dengan Salaf.

٢. أنهمم الصحابة والتابعين

Yang kedua yang dimaksud dengan Salaf adalah para shahabat dan para Tabiin (muridnya shahabat).

٣. أنهم الصحابة وتابعوا التابعين

Dan yang ketiga ada yang mengatakan bahwasanya para salaf adalah para shahabat, Tabiin dan orang-orang yang mengikuti Tabiin. (3 generasi).

٤. أن السلف من كان قبل الخمسمائة ويزعم أصحاب هذا القول أنه مذهب يحدد بفترة زمنية معينة لا يتعداها ثم إن الفكر الإسلامي تطور بعد ذلك على يد رجاله

Yang keempat, ada yang mengatakan para salaf adalah setiap orang yang ada sebelum tahun 500 H, ini ada yang mengatakan demikian, masuk didalamnya Shahabat, Tabiin, Tabiut Tabiin bahkan murid-muridnya Tabiut Tabiin ini masuk didalamnya dan yang berpendapat pendapat ini menyangka bahwasanya salaf ini adalah sebuah madzhab yang dibatasi dengan masa tertentu dan tidak melebihi masa tersebut.

Kemudian pemikiran Islami berkembang setelah itu ditangan orang-orangnya/tokoh-tokoh nya.
Sebagian mengatakan demikian.

Syaikh menjelaskan,

فهل التحديد الزمني كاف لتحديد مفهوم السلف ،

Apakah pembatasan dengan zaman ini cukup untuk membatasi pemahaman dengan salaf ini ,

إذا قلنا بأن المراد بالسلف زمنيا هم أهل القرون الثلاثة المفضلة استئناسا بالأحاديث الواردة في تعيين القرون المفضلة. فهل نعتبر كل من عاش في هذه القرون سلفا يقتدى به؟

Kemudian beliau mengatakan, apakah pembatasan zaman cukup untuk membatasi pemahaman tentang masalah/istilah Salaf ini?

Beliau mengatakan apabila kita mengatakan bahwasanya Salaf secara zaman adalah orang-orang yang hidup pada 3 abad yang pertama (yang diutamakan) karena berdasarkan hadits-hadits yang datang didalam masalah penentuan 3 kurun yang pertama ini/ 3 kurun yang utama ini , apakah (kata beliau) kita menganggap setiap orang yang hidup di abad tersebut dia adalah Salaf yang harus kita teladani? Disini Syaikh mengatakan

لاشك أن ذلك غير صحيح

Tidak di ragukan lagi bahwasanya itu tidak shahih.

Tidak semua orang yang hidup pada 3 kurun yang pertama mereka adalah salaf kita.

وان الإجابة على هذا التساؤل هي النفي؟

Dan bahwasanya jawaban atas pertanyaan ini adalah penolakan, artinya tidak benar/ tidak shahih.

فقد خرجت كثير من الفرق والطوائف في هذه الفترة الزمنية

Sungguh telah keluar banyak dari aliran-aliran kelompok-kelompok di zaman tersebut yaitu pada 3 abad yang pertama ini banyak aliran-aliran yang muncul, khawarij, Qodariyyah, Mu’tajilah mereka muncul pada 3 abad yang pertama tadi.

Jadi jika dikatakan bahwasanya salaf kita adalah seluruh yang hidup pada 3 abad tersebut maka ini tidak benar yang demikian.

فليس السبق الزمني كافياً في تعيين السلف

Maka tidak cukup mereka mendahului kita kemudian menjadikan mereka adalah salaf dan teladan kita,

بل لابد أن يضاف إلى هذا السبق الزمني موافقة الرأي للكتاب والسنة

Bukan hanya waktu/masa saja tapi harus ditambah lagi beserta dengan masa atau mendahului nya didalam Islam itu disertai dengan samanya aqidah & pendapat mereka dengan Al Qur’an dan Sunnah,

فمن خالف رأيه الكتاب والسنة فليس بسلفي وإن عاش بين ظهراني الصحابة والتابعين

Maka barangsiapa yang pendapatnya menyelisihi Al Qur’an dan Sunnah maka dia bukan seorang Salafy meskipun dia hidup ditengah-tengah para shahabat dan para Tabiin.

Ini menunjukkan bahwa hanya sekedar mendahului kita saja hidup di 3 abad yang pertama ini tidak cukup menjadikan dia seorang yang diteladani oleh kaum muslimin tapi harus disertai dengan kesholehan mereka.

إذا فوجود شخص مافي هذا الزمن لا يكفي للحكم عليه بأنه على مذهب السلف مالم يكن موافقا للكتاب والسنة في أقواله وأفعاله متبعا لا متبدعا لذلك فإن كثيراً من العلماء يقيد هذا المصطلح عند استعمال فيقول (السلف الصالح)

Kalau demikian (kata Syaikh) maka adanya seseorang yang hidup di zaman tersebut itu tidak cukup menjadi atau kita memberi kesimpulan bahwasanya dia adalah seorang Salafy, selama dia tidak mengikuti Al Qur’an dan Sunnah didalam ucapannya, perbuatannya, dia menjadi seorang yang mutabi (orang yang mengikuti) bukan menjadi orang yang membuat Bidah didalam agama.

Oleh karena itu banyak diantara para ulama yang mereka mengikat salaf ini dengan mengatakan salafus Sholeh yaitu pendahulu kita yang Sholeh.

Beliau menukil ucapan Al Imam Assafaraniy ketika beliau memberikan penjelasan madzhabul salaf

قال الامام الشفاريني : المراد بمذهب السلف ما كان عليه الصحابة الكرام رضوان الله عليهم وأعيان التابعين لهم بإحسان واتباعهم وأئمة الذين ممن شهد له بالإمامة وعرف عظم شأنه في الدين وتلقى الناس كلامهم خلفا عن سلف دون من رمي ببدعة أو شهر بلقب غير مرض مثل الخوارج والروافض والقدرية والمرجئة والجبرية والمعتزلة والكرامية نحو هؤلاء

Berkata Assafaraniy yang dimaksud dengan madzhab salaf adalah apa-apa yang berada diatasnya para Shahabat dan juga para Tabiin yang mengikuti mereka dengan baik dan orang-orang yang mengikuti Tabiin yaitu attabiut Tabiin dan juga para Imam-imam agama ini yang telah disaksikan keimamannya dan diketahui besarnya peran mereka didalam agama ini dan banyaknya manusia yang telah mengambil ucapan mereka dari generasi ke generasi, inilah para salaf adapun orang yang dituduh dengan bid’ah atau terkenal dengan gelarnya yang tidak disyariatkan seperti orang-orang khawarij, Rowafid, Qodariyyah, Murjiah, Jabariah, Mu’tajilah, Karomiyyah dan yang semisal dengan mereka.

Maka orang-orang yang seperti ini bukanlah termasuk para salaf kita. Yang dimaksud dengan Salaf kita adalah salaf kita yang Sholeh.

Kemudian setelah beliau menukil ucapan Safaryniy ini beliau mengatakan

فقد احترز هذا الإمام فقيد السلف الذي يقتدى به بأن يكون ممن شهد له بالإمامة ولم يرم ببدعة فليس كل سلف يقتدى به وإنما تكون القدوة والأسوة بأولئك السلف الأخيار من أصحاب رسول الله ﷺ وأئمة التابعين وتابعيهم الذين شهد لهم بالخبرية والذين عرف تمسكهم بالسنة والإمامة فيها واجتناب البدعة والتحذير منها، وقد أمرنا الله باتباع سبيل أصحاب رسول الله ﷺ واقتفاء أثر هم وسلوك منهجهم فقال عز وجل
وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ۚ الفنان١٥

Kemudian beliau menukil ucapan Ibnu Qayyim.

Baik waktu yang tidak cukup, insyaallah akan kita sampaikan pada kali ini insyaallah akan kita lanjutkan pada pertemuan yang ke21

Wallahu ta’ala alam.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abu Mandala
•┈┈┈┈┈┈•❁❁•┈┈┈┈┈┈•

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top