Halaqah 15 | Penamaan Ahlu Sunnah Bag 5

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
 كن سلفيا على الجادة

•┈┈┈┈┈•❁﷽❁•┈┈┈┈┈•

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله

Masih dalam pembahasan nama-nama Ahlu Sunnah wal jama’ah yang sudah kita bacakan sebelumnya ucapan Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah yang dinukil oleh penulis disini. Beliau mengatakan, (ini ucapan Syaikh Bakr Abu Zaid),

وهذه الألقاب الشريفة تخالف أي لقب كان لأي فرقة كانت من وجوه:

Gelar-gelar ini (as Salafy, Ahlul Hadits, Ahlu Atsar, Ahlu Sunnah wal jama’ah) maka ini berbeda dengan laqob dari firqoh-firqoh yang ada, apa perbedaannya? Dilihat dari berbagai sisi.

Maka beliau sebutkan disini apa yang membedakan antara laqob-laqob Ahlu Sunnah/gelar-gelar Ahlu Sunnah dengan laqob-laqob yang dimiliki oleh aliran-aliran.

الأول: أنها نسب لم تنفصل ولو للحظة عن الأمة الإسلامية منذ تكوينها على منهاج النبوة

Yang pertama bahwasa laqob-laqob tersebut adalah nasab yang tidak terpisah meskipun hanya sekejap saja dari umat Islam ini semenjak terjadinya laqob tadi – على منهاج – diatasnya Nabi ﷺ.

Jadi dia tidak terlepas dari Islam semenjak dia ada tapi dia berada diatas manhaj nya Rasulullah ﷺ.

فهي تحوي جميع المسلمين على طريقة الرعيل الأول

Laqob-laqob tadi meliputi seluruh kaum muslimin yang berada diatas jalan generasi yang pertama

ومن يقتدي بهم

Masuk didalamnya orang yang meneladani mereka.

في تلقي العلم وطريقة فهمه

Yang meneladani mereka didalam menimba dan memahami ilmu,

وبطبيعة الدعوة إليه وضرورة انحصار الفرقة الناجية (أهل السنة والجماعة) وهم أصحاب هذا المنهج وهي لا تزال باقية إلى يوم القيامة أخذا من قوله ﷺ: لاتزال طائفة من منصورة على الحق

Dan dengan tabiat dakwah kepadanya dan didalam pembatasan Al FirqotunNajiyah didalam makna Ahlu Sunnah wal jama’ah.

Mereka / kalimat dan Laqob-laqob yang didalam Islam yang dimiliki Ahlu Sunnah wal jama’ah itu mencakup seluruh kaum muslimin yang mereka berada diatas jalannya generasi yang pertama yaitu generasi Shahabat dan setiap orang yang meniru dan meneladani mereka didalam masalah ilmu dan didalam memahami ilmu tersebut dan juga dengan cara dakwah kepada ilmu tersebut kemudian beliau mengatakan, dan mereka adalah para shahabat mereka adalah orang-orang yang memiliki manhaj dan kelompok ini akan senantiasa ada sampai hari kiamat diambil dari sabda Nabi ﷺ, akan Senantiasa ada segolongan umat ini yang mereka tertolong diatas kebenaran.

Ditolong oleh Allāh ﷻ dan mereka senantiasa berada diatas kebenaran.

Jadi yang pertama kelebihannya/intinya adalah bahwasanya Nasab ini tidak keluar dari umat Islam yang mereka mengikuti jalan generasi pertama.

الثاني: أنها تحوي كل الإسلام ، الكتاب والسنة ، فهي لاتختص برسم يخالف الكتاب والسنة زيادة أو نقصا.

Kemudian yang kedua laqob-laqob yang ada didalam ahlu Sunnah wal jama’ah ini mencakup seluruh Islam. Seluruh Islam yang berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah, kalau kita cermati maka itu kembali kepada Islam kembali kepada Al Qur’an dan Sunnah yang merupakan masdar dari Islam itu sendiri maka dia tidak mengkhususkan diri dengan satu bentuk atau satu gambar yang menyelisihi Al Qur’an dan Sunnah baik dengan menambah-nambah atas apa yang ada didalam Al Qur’an dan Sunnah atau mengurang-ngurangi.

الثالث: أنها ألقاب منها ماهو ثابت بالسنة الصحيحة ومنها ما لم يبرز إلا في مواجهة أهل الأهواء والفرق الضالة لرد بدعتهم والتميز عنهم وإبعاد الخلط بهم ولمنا بذتهم

Yang ketiga (kata beliau) bahwasanya laqob-laqob ini ada diantaranya yang tetap dengan Sunnah yang shahihah ada didalam dalil yang shahih bukan membuat laqob sendiri disana ada laqob/gelar yang tidak muncul kecuali tujuannya untuk menghadapi orang-orang yang mengikuti hawa nafsu dan mengikuti aliran-aliran yang sesat untuk membantah kebid’ahan mereka supaya dan membedakan diri dari mereka dan supaya tidak ada campur antara kita dengan mereka dan juga untuk menjauhi mereka.

Ini tujuan dari laqob-laqob tadi diantaranya meskipun dia tidak ada didalam Sunnah tetapi maksudnya adalah untuk membedakan antara Ahlu Sunnah dengan yang lain, supaya tidak ada iltiban (kesamaran) campur aduk antara ahlu Sunnah dengan ahlu bid’ah.

فلما ظهرت البدعة تميزوا (بالسنة)

Ketika munculnya bidah (contohnya) disini kata beliau maksudnya muncul kebid’ahan kemudian Ahlu Sunnah memiliki nama yang membedakan antara mereka dengan kebid’ahan tersebut.

Ketika muncul bid’ah (sebelumnya tidak ada bid’ah) akhirnya mereka membedakan diri mereka dengan menyebut Sunnah.

ولماحكم الرأي تميزوا (بالحديث والأثر)

Ketika muncul orang yang mendahulukan akalnya/pendapatnya maka muncullah dengan ini mereka membedakan diri dengan ahlu hadits dan ahlu atsar. Disana ada ahlu bid’ah kemudian muncul Ahlu Sunnah, disana ada ahlu ra’yu maka disana ada ahlu hadits dan atsar. Kenapa muncul Ahlu Sunnah karena adanya bid’ah, kenapa muncul Ahlu Hadits dan ahlu atsar karena adanya orang yang mengagungkan ra’yu nya.

ولما فشت البدع والأهواء في الخلوف تميزوا (بهدي السلف) وهكذا…

Dan ketika bertebaran bid’ah-bidah dan juga hawa nafsu didalam orang-orang yang Mutaakhirin/terakhir maka mereka membedakan diri mereka dengan petunjuk salaf – وهكذا – dan demikian sehingga muncul istilah salafiyyun (orang-orang yang mengikuti salaf) karena orang-orang kholaf banyak diantara mereka yang melakukan bid’ah.

الرابع أن عقد الولاء والبراء والمعاداة لديهم هو على الإسلام لا على رسم باسم معين،

Kemudian yang keempat ,
Bahwasanya Al wala wal Bara (loyalitas dan berlepas diri) permusuhan, kecintaan menurut mereka (Ahlu Sunnah) semuanya itu dibangun diatas Islam bukan diatas gambar tertentu dan nama tertentu,

ولا على رسم مجرد إنما هو الكتاب والسنة فحسب

Bukan dengan ciri tertentu/gambar tertentu tapi harus berdasarkan Al Qur’an dan hadits itu saja.

Itu wala dan bara nya Ahlu Sunnah tidak berdasarkan yayasan, organisasi masal, suku tapi berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah. Yang mereka ajarkan adalah kepada Al Qur’an dan Sunnah, cinta – membenci karena Al Qur’an dan Sunnah, bukan cinta karena dia berada sama dengan organisasi kita/ ormas kita dan bukan membenci karena dia berada diluar ormas kita Ahlu Sunnah tidak demikian. Ahlu Sunnah kecintaan dan kebencian mereka berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah dan Al Haq .

الخامس: أن هذه الألقاب لم تكن داعية لهم تكن داعية لهم للتعصب لشخص دون رسول الله ﷺ.

Kemudian yang kelima,
Bahwasanya laqob-laqob/gelar-gelar ini tidak menjadi sebab mereka untuk taasub kepada seseorang selain Rasulullah ﷺ.

Jadi nama-nama tersebut tidak menjadikan mereka taasub kepada kecuali kepada Rasulullah ﷺ ini kelebihan dari laqob-laqob Ahlu Sunnah berbeda dengan aliran yang mereka di dalamnya ada taasub dengan pemimpinnya /imamnya selain Rasulullah ﷺ.

السادس: أن هذه الألقاب لا تفضي إلى بدعة ولا معصية ولا عصبيه لشخص معين ولا لطائفة معينة…”أه.

Kemudian yang keenam,
Bahwasanya laqob-laqob ini tidak membawa kepada kebid’ahan dan juga kemaksiatan dan tidak membawa kepada fanatik kepada orang tertentu/kelompok tertentu.

Ini adalah perbedaan yang keenam bahwa laqob-laqob tersebut tidak membawa kebid’ahan , kemaksiatan atau membawa fanatik kepada seorang tertentu atau kepada kelompok tertentu.

Demikian yang disampaikan tentang masalah keistimewaan laqob-laqob Ahlu Sunnah dibandingkan dengan aliran-aliran.

Semoga Allāh ﷻ memudahkan kita untuk bertemu kembali pada kesempatan yang akan datang.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abu Mandala
•┈┈┈┈┈┈•❁❁•┈┈┈┈┈┈•