Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
كن سلفيا على الجادة
•┈┈┈┈┈•❁﷽❁•┈┈┈┈┈•
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله
Pada pertemuan yang lalu ke-13 sudah disampaikan oleh Syaikh (sudah kita bacakan) bahwasanya nama-nama Ahlu Sunnah kalau kita cermati itu kembali kepada Islam itu sendiri, bagaimana dengan nama-nama Ahlu bid’ah.
Syaikh mengatakan
وهي تخالف مسميات أهل البدع وألقابهم
Maka nama-nama Ahlu Sunnah ini berbeda dengan nama-nama Ahlu bid’ah dan gelar-gelar mereka.
فأسماء أهل البدع والقابهم إما ترجع إلى الانتساب لأشخاص كالجهمية نسبة للجهم بن صفوان والزيدية نسبة إلى زيد بن علي بن الحسين، والكلابية نسبة إلى عبدالله بن كلاب، والكرامية نسبة إلى محمد بن كرام والأشعرية نسبة إلى أبي الحسن الأشعري،
Nama-nama Ahlu bid’ah dan laqob-laqob mereka kembali terkadang kepada penyandaran atau mereka menyandarkan diri kepada ahlunya/orangnya, terkadang laqob-laqob mereka nama-nama mereka itu kembali kepada orangnya, contoh misalnya
Jahmiyah, kenapa dinamakan Jahmiyah karena menisbahkan diri mereka kepada pendirinya yaitu Jahm Ibnu Shofwan sehingga aliran yang diajarkan disitu pemikiran-pemikiran Jahm Ibnu Shofwan dinamakan dengan Jahmiyah. Berbeda dengan ahlu Sunnah, Ahlu Sunnah tidak menamakan dirinya misalnya Bakriyyah atau Umariyyah atau yang lain tidak karena kita mengikuti ajaran Rasulullah ﷺ.
Kemudian contoh yang lain zayidiyyah menisbahkan kepada diri mereka kepada Zaid bin Ali bin Husein bukan kepada Islam tetapi kepada orang.
Demikian pula Kullabiyyah menisbahkan kepada Abdullah Ibnu Kullab.
Al Karomiyyah menisbahkan dirinya kepada Muhammad Ibnu Karom.
Al Asy’ariyyah mereka menisbahkan diri mereka kepada Abul Hasan Al Asy’ari.
Demikian selain Ahlu Sunnah wal jama’ah ketika mereka menisbahkan diri bukan menisbahkan diri mereka kepada Islam tapi ada diantara mereka yang menisbahkan diri mereka kepada orangnya atau orang yang mengajarkannya , mengajarkan sesuatu yang beda dengan ajaran Rasulullah ﷺ seandainya sama cukup kita mengatakan Muhammady pengikutnya Muhammad , sunny.
Tapi ketika ajaran mereka berbeda akhirnya mereka menisbahkan diri mereka kepada orang yang membuat ajaran yang berbeda tadi.
Kemudian
و إما إلى ألقاب مشتقة من أصل بدعهم
Terkadang nama Ahlu Bidah ini diambil dari nama bid’ah/asal dari kebid’ahan mereka.
كالرافضة لرفضهم زيد بن علي ،
Contoh misalnya Rofidah artinya adalah orang-orang yang menolak , kenapa mereka dinamakan dengan Rafidhah karena mereka menolak Zaid bin Ali ini adalah asal bid’ah mereka karena Zaid bin Ali beliau memuji Abu Bakar ash Shiddiq, Umar bin Khattab ini yang tidak disukai oleh orang-orang Rafidhah sehingga mereka meskipun Zaid bin Ali adalah termasuk Ahlu Bait (keluarga Nabi ﷺ) tapi mereka tolak, menunjukkan bahwasanya pengakuan mereka mencintai Ahlul bait ini adalah pengakuan yang dusta. Zaid bin Ali termasuk keluarga Nabi tapi karena tidak sesuai dengan aqidah mereka karena aqidah mereka membenci Abu Bakar & Umar, sementara Zaid bin Ali cinta kepada Abu Bakar dan Umar akhirnya mereka menolak Zaid bin Ali sehingga dinamakan mereka Rafidhah.
أو لرفضهم أمامة الشخين،
Atau karena mereka menolak keimaman dari syaikhain, keimaman/kekhilafahan Abu Bakar dan Umar sehingga dinamakan Rafidhah.
Intinya dinamakan Rafidhah ini berasal dari kebid’ahan inti mereka.
والنواصب لنصهم العداء لأهل البيت
Orang-orang Nawashib karena (Nasbiyyin) mereka memancangkan permusuhan untuk Ahlu Bait. Sehingga dinamakan Nawashib.
Ahlul bait adalah keluarga Nabi ﷺ.
والقدرية لكلامهم في القدر،
Orang-orang Qodariyyah, kenapa dinamakan Qodariyyah? Karena mereka banyak berbicara masalah takdir, karena pembicaraan mereka aqidah mereka didalam masalah takdir dimana mereka mengingkari Takdir Allāh, sehingga mereka dinamakan Qodariyyah.
والصوفية للبسهم الصوف،
Sufi, dinamakan Sufiyyah karena mereka memakai Suf (kain wal atau kain Suf) sehingga mereka dinamakan dengan Sufiyyah.
Berarti ini penamaan dengan sebab inti dari kebid’ahan mereka.
والباطنية لزعمهم أن للنصوص ظاهرا وباطنا،
Orang-orang Bathiniyyah, dinamakan Bathiniyyah karena mereka menyangka bahwasanya dalil ada yang dhohir ada yang bathin , sehingga dinamakan dengan Bathiniyyah.
والمرجئة لإرجائهم الأعمال عن مسمى الإيمان ،
Dan orang-orang Murjiah, dinamakan Murjiah karena mereka irja, yaitu mereka mengakhirkan, menunda, menyingkirkan amalan dari keimanan. Artinya amal ini bukan termasuk Iman. Sehingga mereka digelari dengan Al Murjiah.
وإما أن هذه الألقاب ترجع إلى سبب خروج من تسمى بها عن عقيدة المسلمين وجماعتهم
Terkadang penamaan-penamaan ini gelar-gelar ini kembali kepada keluarnya orang yang bernama atau bergelar dengannya dari aqidah kaum muslimin dan jama’ahnya Kaum muslimin.
Contoh misalnya Khawarij
كالخوارج لخروجهم على أمير المؤمنين علي بن ابي طالب رضي الله عنه ،
Seperti orang-orang khawarij dinamakan Khawarij karena sebab keluarnya/memberontaknya mereka atas Amirul mukminin Ali bin Abi Thalib, sehingga dinamakan dengan Khawarij.
Kembali kepada sebab keluarnya orang yang beraqidah tadi dimana aqidah tersebut tidak sesuai dengan aqidahnya kaum muslimin.
Kemudian,
والمعتزلة لاعتزال رئيسهم واصل بن عطاء مجلس الحسن البصري
Dinamakan Mu’tajilah (berasal dari kata i’tazala- ya’tazilu) yaitu menyingkirkan/ memisahkan diri karena pemimpin mereka (washir bin atho) memisahkan diri dari majlisnya Hasan Al Basri.
Berarti penamaan Mu’tajilah ini kembali kepada sebab-sebab kenapa muncul aliran, mungkin karena dia memberontak kepada Ali bin Abi Thalib sehingga dinamakan Khawarij atau sebabnya karena dia memisahkan diri dari majlisnya Hasan Al Basri sehingga dinamakan dengan Mu’tajilah.
Kemudian beliau menukil ucapan Syaikh Bakr Abu Zaid,
قال الشيخ بكر أبو زيد في حكم الانتماء إلى الفرق والأحزاب والجماعات الإسلامية ،
Berkata Syaikh Bakr Abu Zaid, didalam hukum menyandarkan diri kepada aliran-aliran atau kelompok-kelompok jama’ah-jama’ah Islam didalam hal 21.
Beliau (Syaikh Bakr Abu Zaid) mengatakan,
لما حصلت الفرق منتسبة إلى الإسلام منشقة عن العمود الفقري للمسلمين ظهر ألقابهم الشرعية المميزة لجماعة المسلمين لنفي الفرق ةالأهواء عنهم،
Ketika terjadi aliran-aliran yang mereka menisbahkan diri mereka kepada Islam kemudian mengambil dari tiang mereka yang lurus, maka muncullah gelar-gelar mereka yang syar’i.
Jadi ketika muncul aliran-aliran yang menisbahkan diri mereka kepada Islam dan mereka memisahkan diri dari tongkat yang lurus tadi (maksudnya adalah memisahkan diri jama’ahnya Kaum muslimin), maka bermunculanlah laqob-laqob yang syar’i yang membedakan antara Ahlu Sunnah wal jama’ah dengan aliran-aliran yang lain, untuk menafikan aliran-aliran tadi dan untuk menafikan pengingkaran hawa nafsu dari diri mereka, maksudnya Ahlu Sunnah bukan seperti mereka karena aliran-aliran tadi Keluar dengan nama Islam.
سواء ماكان لهم من الأسماء ثابتا لهم بأصل الشرع: الفرقة الناجية ، الطائفة المنصورة ، أو بواسطة الترمهم بالسنن أمام أهل البدع
Sama saja apakah nama-nama tersebut adalah nama-nama yang memang dari sisi syar’it ada seperti misalnya Al Jama’ah, Al FirqotunNajiyah, athoifatul mansyura atau kenapa dinamakan gelar-gelar tadi, karena sebab iltizam (berpegang teguh nya) mereka terhadap sunnah.l dihadapan Ahlu Bidah.
ولهذا حصل لهم الربط بالصدر الأول فقيل لهم (السلف) (أهل الحديث) (أهل الأثر) (اهل السنه والجماعه) وهذه الألقاب الشريفة تخالف أي لقب كان لأي فرقة كانت من وجوه:
Kemudian beliau mengatakan terkadang nama tadi dengan sebab berpegang teguhnya mereka dengan Sunnah-sunnag Rasulullah ﷺ dihadapan Ahlu Bidah.
Oleh karena itu ada hubungan erat antara mereka dengan generasi yang pertama, dikatakan mereka adalah Salaf, Ahlu Hadits, Ahlu Atsar, Ahlu Sunnah wal jama’ah maka nama-nama/ gelar-gelar ini yang mulia ini menyelisihi gelar manapun yang dimiliki aliran dari beberapa sisi.
InsyaAllah akan kita lanjutkan sisi tadi yang disebutkan oleh Syaikh Bakr Abu Zaid pada kesempatan yang akan datang.
Wallahu taala alam
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Abu Mandala
•┈┈┈┈┈┈•❁❁•┈┈┈┈┈┈•