Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Kun Salafiyyan Alal Jaddah > Halaqah 03 | Muqodimah Kitab (2)

Halaqah 03 | Muqodimah Kitab (2)

🎙 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
📗 كن سلفيا على الجادة

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله

Ini adalah halaqah yang ketiga dari pembahasan kitab Kun Salafiyyan ‘alal al-Jaddah (Jadilah Seorang Salafy Yang Sejati) yang dikarang oleh guru kami yang mulia Syaikh Profesor Dr. abdus Salam bin Salim As-Suhaimi hafizhahullahu ta’ala.

Beliau mengatakan:

وَمِنَ الْمَعْلُمِ أَنَّ أَهْلَ السُنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ هُمْ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم وَهُمُ التَّابِعُونَ لَهُمْ بِإِحْسَانِ وَمَنْ سَارَ عَلَى مَنْهَجِهِمْ وَسَلَكَ طَرِيْقَتَهُمْ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

Dan sesuatu yang diketahui bahwa ahlussunnah wal jama’ah, mereka adalah para sahabat Rasulullah ﷺ. Dan mereka adalah orang-orang yang mengikuti para sahabat dengan baik dan berjalan di atas manhaj mereka, mengikuti cara mereka sampai akhir kiamat.

وَلَمْ يَتَّسِمْ أَهْلُ السُنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ بِهَدَا الْإِسْمِ
” أهْلُ السُنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ ” إِلَّا بَعْدَ مَاظَهَرَتْ اَلْبَدَع وَتَعَدَدَتْ فِرَقُ الضَّلَال

Dan ahlussunnah wal jama’ah tidak bernama dengan nama ini (ahlussunnah wal jama’ah), kecuali setelah muncul bid’ah-bid’ah dan juga mulai berkembang dan banyak aliran-aliran yang sesat.

وَأَخَذَ كُلٌّ يَدْعُو إِلَى بِدْعَتِهِ وَهَوَاه

Dan mulailah masing-masing mengajak kepada bid’ahnya dan hawa nafsunya.

مَعَ اِنْتِسَابِهِمْ فِي الظَّاهِرِ إِلَى الْاِسْلَامِ

Padahal mereka secara zhahir menisbahkan diri mereka kepada Islam.

مِنْ هُنَا كَانَ لَابُدَّ لِأَهْلِ الْحَقِ اَنْ يُعْرَفُوا بِأَسْمَاءٍ تُمَيِّزُهُمْ عَنْ  غَيْرِهِمْ مِنْ أَهْلِ الِْابْتِدَاعِ وَالِْانْحِرَافْ فِي الْعَقِيدَةِ فَظَهَرَتْ حِيْنَىِٔذٍ أَسْمَاؤُهُمْ الشَرْعِيَّةُ الْمُسْتَمَدَّةُ مِنَ النُّصُوصِ الشَرْعِيَّةِ

Oleh karena itu dari sinilah kata Syaikh harus bagi ahlul haq (ahlussunnah wal jama’ah) untuk dikenal dengan nama yang membedakan mereka dengan selain mereka, dari kalangan ahlul bid’ah dan juga orang-orang yang menyimpang dari aqidah.

Kalau masing-masing mereka menisbahkan diri mereka kepada Islam, padahal yang satunya benar-benar mengikuti Islam yang murni yang dibawa oleh nabi ﷺ, sementara yang lain katanya menisbahkan diri kepada Islam tetapi ternyata di dalamnya ada bid’ah, di dalamnya ada penyimpangan dari aqidah yang benar.

Oleh karena itu dari sini perlu ahlul haq yang memang benar-benar mengikuti Nabi ﷺ dan juga para sahabat memiliki nama yang membedakan mereka dengan yang lain, sehingga muncullah nama-nama yang syar’i yang diambil dari dalil-dalil yang syar’i.

فَمِنْ أَسْمَاىِٔهِمْ :

Di antara nama-nama mereka:

(أَهْلُ السُنَّةِ) ،(أَهْلُ السُنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ) ، (اَلْفِرْقَةُ النَّاجِيَّةُ) وَ (الطَّاىِٔفَةُ الْمَنْصُورَةُ) وَ (أَهْلُ الْحَدِيْثِ وَالْأَثَرِ)

Di antara nama-nama mereka: ahlusunnah atau dikenal dengan nama ahlusunnah wal jama’ah atau firqah annajiyyah (golongan yang selamat) atau thaaifah wal manshuurah (kelompok yang ditolong oleh Allah) dan ahlul hadits dan atsar (orang-orang yang memang ahli dalam hal hadits dan atsar pada sahabat Radhiyallahu ‘anhum).

Muncullah nama-nama ini dan nama-nama ini adalah nama-nama yang syar’i kalau kita teliti akan kita dapatkan bahwasanya nama-nama ini kembali kepada dalil.

Akan tetapi ketika sebagian kelompok yang mereka berbuat bid’ah di dalam agama, ada di antara mereka yang menamakan diri mereka dengan ahlussunnah, padahal mereka bukan di atas aqidah ahlussunnah wal jama’ah. Sama-sama Islam tapi ternyata tidak Islam yang murni, kemudian muncul nama-nama ahlussunnah.

Ketika memiliki nama ahlusunnah, ada ahlul bid’ah yang juga menamakan diri mereka dengan ahlussunnah, padahal mereka tidak di atas aqidah ahlussunnah.

مِنْ هُنَا. Kata Syeikh

Dari sini ahlussunnah wal jama’ah yang memang mereka adalah asli yang murni, menamakan diri mereka dengan salafy.

وَلَكِنْ لَمَّا تَسَمَّتْ بَعْضُ الطَّوَاىِٔفِ المُبْتَدِعَةِ بِاَهْلِ الُسُنَّةِ وَهُمْ لَيسُوا عَلَى مُعْتَقَدِ اَهْلُ السُنَّةِ وَالجَمَاعَةِ مِنْ هُنَا تَسَمَّى أَهْلُ السُنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ بِالْسَلَفِييِّنِ

Dan mereka, menamakan dakwah mereka dakwah salafiyah.

وَ أَطْلَقُوا عَلَى دَعْوَتِهِمْ اَلدَّعْوَة السَلَفِيَّة

Akhirnya mereka menamakan dakwahnya dengan dakwah salafiyah. Kemudian mereka mengikat ittiba’al kitabi wasunnah, mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah, diikat dengan pemahaman para salafush shaleh, dari kalangan sahabat, tabi’in dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.

Di antara orang-orang yang dikenal dengan berpegang teguhnya dia terhadap Sunnah dan dikenal kepemimpinan dia di dalam Sunnah dan dikenal dia menjauhi bid’ah dan juga melarang Manusia dari kebid’ahan.

فَقَيَّدُوا إتِّبَاعَ اَلْكِتَابِ وَ السُنَّةِ بِفَهْمِ السَلَفُ الصَّالِحُ مِنَ الصَحَابَةِ وَالتَابِعِين وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ مِمَّنْ عُرِفُ بِتَمَسُكِهِ بِالسُنَّةِ وَالِٕامَامَةِ فِيْهَا وَاجْتِنَابِ اَلْبِدْعَةِ وَالتَعْذِيرِ مِنْهَا وَقَدْ أَمَرَنَا اللَّهُ بِإِتِّبَاعِ الصَحَابَةِ وَاقْتَفَاءُ أَثَرِهِمْ وَسُلُوكِ مَنْهَجِهِمْ

Dan sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan kita untuk mengikuti para sahabat, mengikuti jejak-jejak mereka.

قَالَ تَعَالى:
وَّاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ اَنَابَ اِلَيَّ

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku.”
(QS. Lukman: 15)

يَقُولُ اِبْنُ الْقَيِّم رَحِمَهُ اللَّهُ:
“وَكُلٌّ مِنَ الصَّحَابَةِ مُنِيبٌ إِلَى اللَّهِ فَيَجِبُ إِتَّبَاعُ سَبِيلِهِ وَأَقْوَالِهِ وَاِعْتِقَادَاتِهِ مِنْ أَكْبَرِ سَبِيلِهِ وَالدَّلِيلِ عَلَى أَنَّهُمْ مُنِيبُونَ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنَّ اللَّهَ قَدْ هَدَاهُمْ وَقَدْ قَالَ: (وَيَهْدِي إِلَيهِ مَنْ يُنِيبُ)

Ibnu Qayyim mengatakan, “Dan masing-masing dari sahabat, mereka adalah orang-orang yang kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, semuanya munib kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka  wajib mengikuti jalan mereka dan ucapan mereka dan aqidah-aqidah mereka (keyakinan-keyakinan mereka),

مِنْ أَكْبَرِ سَبِيلِهِ

di antara jalan mereka yang paling besar, paling kelihatan, yang paling agung. Dan dalil bahwasannya mereka itu para sahabat, orang-orang yang kembali kepada Allah. Dalilnya bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan hidayah kepada mereka, para sahabat, padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan:

وَيَهْدِيْۤ اِلَيْهِ مَنْ يُّنِيْبُ

“Dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya bagi orang yang kembali (kepada-Nya).”
(QS. Asy-Syura: 13)

Berarti di sini orang yang mendapatkan hidayah adalah orang yang kembali kepada Allah dan para sahabat, mereka telah mendapatkan hidayah, berarti para sahabat adalah orang-orang yang kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابِ إِلَيَّ

hendaklah engkau ikuti jalan orang-orang yang kembali kepada-Ku.

Berarti ayat ini menunjukkan tentang wajibnya mengikuti para sahabat. Thayyib, ayat yang terahir tadi disebutkan.

وَيَهْدِيْۤ اِلَيْهِ مَنْ يُّنِيْبُ
Asysyura: 13

Kemudian setelah itu Syaikh mengatakan:

وَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الصَّحَابَةِ وَعَنْ مَنْ تَبِعَهُم بِإِحْسَانِ، قَالَ تَعَالَى، وَالسّٰبِقُوْنَ الْاَوَّلُوْنَ مِنَ الْمُهٰجِرِيْنَ وَالْاَنْصَارِ وَالَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِحْسَانٍ ۙ رَّضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَاَعَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۤ اَبَدًا ۗ ذٰلِكَ الْـفَوْزُ الْعَظِيْمُ.

Dan sungguh Allah telah meridhai sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik (orang yang diridhai Allah hanya para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik)

Dalilnya Allah mengatakan, yang artinya:

“Dan orang-orang yang terdahulu dari kalangan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka ridha kepada Allah.”

(QS. At-Taubah: 100) Ini dalilnya.

Jadi orang yang Allah ridhai adalah orang-orang dari kalangan para sahabat, yaitu para sahabat Nabi ﷺ dari kalangan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti para sahabat dengan baik, merekalah yang Allah ridhai.

وَاَعَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْاَنْهٰرُ

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,

خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۤ اَبَدًا

mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.

ذٰلِكَ الْـفَوْزُ الْعَظِيْمُ.

Yang demikian adalah keuntungan yang sangat besar.

Ini menunjukkan tentang wajibnya kita untuk mengikuti para sahabat Radhiyallahu ‘anhum dan dengannya kita mendapatkan keridhaan Allah dan dengannya insyaAllah seseorang akan masuk ke dalam surgaNya Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Demikian yang bisa kita sampaikan pada halaqah yang ketiga ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top