Home > Bimbingan Islam > Kitāb Kaifa Takuunu Miftaahan Lil Khoir > Halaqoh 05: Kunci Keempat Perhatian Dengan Hal-Hal Yang Wajib Dalam Agama

Halaqoh 05: Kunci Keempat Perhatian Dengan Hal-Hal Yang Wajib Dalam Agama

🌍 BimbinganIslam.com
🎙 Ustadz Ratno Abu Muhammad, Lc حفظه لله تعالى
📗 Kitab كيف تكون مفتاحاً للخير (Bagaimana Engkau Menjadi Kunci Kebaikan)
📝 Syaikh Abdurrazaq Al Badr حفظه لله تعالى
〰〰〰〰〰〰〰

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة اما بعد

Sahabat Bimbingan Islām, rahimaniy wa rahimakumullāh, yang semoga selalu dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Pada kesempatan kali ini (in syā Allāh) kita akan melanjutkan membaca Kitāb: كيف تكون مفتاحاً للخير (Bagaimana Langkah Anda Menjadi Seorang Pembuka Kunci Kebaikan) yang ditulis oleh Syaikh Abdurrazaq Al Badr hafizhahullāhu ta’āla.

Dan pada kesempatan kali ini kita akan membaca kunci atau langkah keempat yang berjudul “Perhatian Dengan Hal-hal Yang Wajib Dalam Agama Islām”.

Kunci keempat adalah perhatian dengan hal-hal yang wajib dalam agama Islām lalu berusaha melaksanakannya dengan baik. Hal ini karena ketika anda perhatian dan menjaga hal-hal yang wajib maka pintu-pintu kebaikan agar terbuka dan pintu-pintu keburukan tidak akan terbesit dalam hatimu.

Bukti dan dalīl terkait dengan hal ini sangat banyak (saya akan sebutkan sebagian saja).

⑴ Hadīts yang disebutkan dalam Shahīh Al Bukhāri dari Ummu Salamah radhiyallāhu ‘anhā, beliau adalah ibu kaum mukminin dan beliau juga merupakan istri Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Beliau berkata:

Pada suatu malam Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam terbangun dari tidurnya lalu beliau berkata, “Lā ilāha illallāh (dalam riwayat yang lain: Subhānallāh), ujian (fitnah) apa yang Allāh turunkan pada malam ini. Pintu perbendaharaan apa ini yang Allāh buka pada malam ini?”

Demikian yang disebutkan oleh ummul mukminin (Ummu Salamah radhiyallāhu ‘anhā).

Pembaca yang budiman, coba perhatikan apa arahan Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam ketika ada ujian atau fitnah yang Allāh turunkan dan ketika ada pintu perbendaharaan yang Allāh buka?

Apa yang diarahkan oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam?

Siapa yang mampu membangunkan para penghuni kamar (maksudnya istri-istri Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam) itu agar mereka shalat?

Siapa yang mampu membangunkan istri-istriku sehingga mereka shalat? Dalam makna lain seperti itu.

Sehingga ketika anda ingin melindungi diri anda dari ujian atau fitnah, ingin dibukakan pintu-pintu kebaikan, ingin memperoleh kunci-kunci kebaikan maka semuanya ada di dalam shalat.

Mungkin saat ini kita perlu mengingat sedikit tentang amalan rutin yang dilakukan oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam ketika Beliau masuk ke dalam masjid. Amalan ini disebutkan dalam Shahīh Muslim dari hadīts Abū Usaid dan Abū Humaid radhiyallāhu ‘anhumā, bahwa Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Apabila salah seorang dari kalian masuk masjid hendaknya ia mengucapkan, ‘Yaa Allāh, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu,’ dan apabila hendak keluar hendaknya mengucapkan, ‘Yaa Allāh, hamba memohon kepadamu sebagian dari karunia-Mu’.”

Dalam riwayat yang lain, “Bukakanlah bagi hamba pintu karunia-Mu.”

Kesimpulan dari hadīts ini:

√ Amalan yang dilakukan Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam adalah datang ke masjid untuk melaksanakan shalat merupakan pembuka pintu rahmat.

√ Melaksanakan shalat dengan sempurna merupakan pembuka pintu rezeki.

Jadi bagaimana mungkin orang yang tertidur saat shalat (berat dalam mengerjakan shalat) akan terbuka pintu-pintu kebaikan untuknya?

⑵ Sebuah hadīts yang diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzī dalam kitāb Jamīnya dari shahabat Abū Darda dan Abū Dzar radhiyallāhu ‘anhumā, dari Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Allāh Ta’āla berfirman: “Wahai manusia lakukan rukuk kepadaku di pagi hari sebanyak empat raka’at pasti aku akan mencukupimu hingga akhirnya.”

Hadīts yang serupa dengan hadīts ini tadi juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Abū Dawud dengan sanad yang shahīh dari hadīts Nu’aim bin Hamar Al Qathafani, sehingga hadīts ini tadi menjadi hadīts yang shahīh dan valid.

Pembaca yang budiman. Coba perhatikan kalimat ini!

“Wahai manusia lakukan rukuk kepadaku di pagi hari sebanyak empat raka’at.”

Perlu diketahui Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak butuh dengan rukukmu, tidak butuh dengan sujudmu tetapi amalan ini akan menjadi pintu kebaikan dan sebab terbukanya pintu tersebut untukmu.

Dalam hadīts ini Allāh, Rabb semesta alam, sedang memanggilmu.

Kemudian terkait makna 4 raka’at, Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah rahimahullāh berkata, “Menurut pendapatku 4 raka’at yang dimaksud dalam hadīts ini adalah shalat subuh dan sunnah rawatibnya.” Demikian perkataan Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah.

Jadi menurut Syaikhul Islām ibnu Taimiyyah, 4 raka’at tersebut adalah 2 raka’at sebelum subuh dan 2 raka’at shalat subuh itu sendiri, yang anda lakukan di permulaan hari. Dengan amal ini lah anda akan mendapatkan kebaikan yang banyak dan pintu-pintu kebaikan yang besar akan terbuka.

Alangkah banyaknya orang yang terhalangi dari kebaikan karena ia tertidur dari shalat subuh, ia melaksanakan shalat subuh dengan kondisi sebagaimana yang disebutkan dalam hadīts:

 خبيث النَّفس كسلانَ

“Jiwa yang buruk lagi malas.”

Orang yang seperti ini pintu-pintu kebaikan itu akan tertutup, pintu-pintu rezeki akan tersumbat. Pagi hari merupakan pondasi dan tali kekang bagi sisanya. Saat itulah rezeki dan berbagai keberkahan itu di turunkan.

Sebagian ulama salaf berkata, “Harimu itu seperti untamu, apabila kamu tarik depannya belakangnya akan mengikuti.”

Jadi orang yang tidak menjaga awal harinya dengan shalat maka apakah yang dapat ia harapkan pada sisa harinya?

Atas dasar inilah diantara hal penting atau modal terbesar untuk menjadi insan pembuka pintu kebaikan baik bagi dirimu sendiri maupun bagi orang lain adalah dengan menjaga dan melaksanakan kewajiban agama Islām.

Dan yang paling pertama dari ini semua adalah shalat.

Coba kita perhatikan ibadah puasa dalam membuka pintu-pintu kebaikan, diantaranya adalah sebuah hadīts yang agung yang disampaikan oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam berikut ini.

Pada malam pertama bulan Ramadhān pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka di tutup, syaithan -syaithan dibelenggu, ada penyeru yang berseru, “Wahai orang-orang yang menginginkan kebaikan sambutlah dan wahai orang-orang yang menginginkan keburukan berhentilah.”

Perhatian dengan berbagai ibadah dan kewajiban kemudian menjaganya merupakan salah satu sebab terbesar yang mendatangkan pertolongan agar anda menjadi pembuka pintu kebaikan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.

Demikian kunci atau langkah keempat yang disebutkan oleh Syaikh Abdurrazaq Al Badr hafizhahullāhu ta’āla. Yang pada intinya beliau menyarankan bagi seseorang yang ingin menjadi pembuka pintu kebaikan dia harus perhatian, dia harus melaksanakan, dia harus menyempurnakan kewajiban-kewajibannya dalam agama. Karena dengan hal tersebut pintu-pintu kebaikan akan terbuka untuknya dan pintu-pintu keburukan tidak akan terbesit di dalam hatinya.

Wallāhu Ta’āla A’lam bishawab.

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت استغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

____

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top