Home > Bimbingan Islam > Tematik > Tingkatan Puasa

Tingkatan Puasa

🌍 BimbinganIslam.com
👤 Ustadz Ratno Abu Muhammad, Lc.
📗 Kajian Tematik Bulan Ramadhan

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد الله والصلاة والسلام على رسول الله و على آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة أما بعد

Sahabat Bimbingan Islām yang semoga selalu dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Saat kita pergi ke pasar ingin membeli daging (misalnya), kita akan ditanya oleh pedagangnya, “Mau beli daging kelas berapa? Kelas pertama, kedua atau ketiga?”

Saat kita hendak membeli tiket pesawat, kita juga akan ditanya apakah ingin First class, Bussinnes class atau Economi class.

Begitu pula ketika kita ingin membeli tiket bus, kita juga akan ditanya, “Apakah akan membeli tiket Ekonomi, Bisnis atau Eksekutif? ”

Begitu pula ketika membeli tiket kereta, memesan kamar hotel pastinya akan ditanya seperti itu.

Jika dalam kehidupan dunia ini, ada pelayanan dengan kualitas berbeda, kira-kira saat kita berpuasa, yang mana adalah pelayanan untuk diri kita sendiri, dalam rangka melayani diri kita di kehidupan ākhirat kelak, kira-kira dengan puasa kelas apa kita akan melayani diri kita?

Apakah kita akan berpuasa dengan kelas Ekonomi (kelas paling rendah), ataukah kita akan berpuasa dengan kelas bisnis, ataukah kita akan berpuasa dengan kelas unggulan (terbaik) ?

Ibnu Qudamah rahimahullāh pernah berkata dalam kitāb beliau:

وللصوم ثلاث مراتب صوم العموم ، وصوم الخصوص ، وصوم خصوص الخصوص .

Terjemahan bebasnya:

_”Puasa itu memiliki tiga tingkatan._

_Yaitu:_
_① Puasa kelas ekonomi._
_② Puasa kelas pertengahan (bisnis)_
_③ Puasa kelas unggulan (spesial)._

وأما صوم العموم فهو كف البطن والفرج عن قضاء الشهوة

_⑴ Puasa kelas ekonomi (puasa kelas yang terendah) adalah puasa dengan hanya menahan hawa nafsu perut dan kemaluan._

Dan puasa ini cukup membahayakan, karena bisa jadi dia tidak mendapatkan pahala karena dia tidak meninggalkan larangan-larangan yang bisa menyebabkan pahala puasanya batal.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam pernah bersabda:

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ

_”Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.”_

(Hadīts riwayat Ath Thabrani)

Dalam hadīts qudsi Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

_”Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan malah mengamalkannya, maka Allāh tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.”_

(Hadīts riwayat Bukhāri nomor 1903)

Ini adalah puasa kelas pertama yang cukup membahayakan, hanya menahan hawa nafsu perut dan hawa nafsu kemaluan.

⑵ Adapun puasa kelas pertengahan atau kelas bisnis, Ibnu Qudamah berkata:

وأما صوم الخصوص فهو كف النظر واللسان واليد والرِّجل والسمع والبصر وسائر الجوارح عن الآثام

_”Puasa kelas bisnis adalah puasa yang disertai dengan menahan pandangan, menahan lisan, menahan tangan, menahan kaki, menahan pendengaran, menahan penglihatan dan menahan seluruh anggota badan dari segala dosa.”_

Ini adalah puasa kelas bisnis, puasa dengan pelayanan lebih baik daripada puasa yang pertama tadi.

Di kelas bisnis ini, mereka orang-orang yang berpuasa ini sudah meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla secara zhahirnya.

⑶ Adapun puasa yang terbaik (puasa yang spesial/Eksekutive/First Class), maka Ibnu Qudamah berkata:

وأما صوم خصوص الخصوص فهو وصوم القلب عن الهمم الدنيئة، والأفكار المُبعِدَة عن الله تعالى، وكَفّهُ عما سوى الله تعالى بالكُليّة،

_”Adapun puasa yang paling istimewa adalah puasa seorang yang bisa menjadikan hatinya jauh dari keinginan-keinginan yang rendah, dari pikiran-pikiran yang menjauhkan dirinya dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan bisa menjaga dirinya dari segala keinginan dari segala niat kecuali untuk Allāh Subhānahu wa Ta’āla saja.”_

Ini adalah puasa orang yang paling istimewa puasa kelas spesial, dimana dia tidak hanya berpuasa perut, berpuasa kemaluan tidak hanya berpuasa anggota badan dari segala dosa, akan tetapi mereka juga melihat apakah hatinya sudah berpuasa dari selain Allāh atau belum.

Apakah dia melakukan ibadah hanya untuk Allāh ataukah melakukan ibadah hanya karena orang-orang melakukan ibadah tersebut?

Nah, kira-kira puasa apakah yang kita amalkan ?

Untuk menunggu jawaban ini kita tutup dulu pertemuan kita kali ini.

Semoga bermanfaat.

Wallāhu Ta’āla A’lam Bishawāb

وصلى الله على نبينا محمد

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top