🌍 BimbinganIslam.com
👤 Ustadz Fauzan ST, MA
📗 Matan Abu Syuja
📝 Ahmad bin Al-Husain bin Ahmad Al-Asfahāniy (Imam Abū Syujā’)
〰〰〰〰〰〰〰
MATAN KITAB
والمتروك من الصلاة ثلاثة أشياء فرض وسنة وهيئة فالفرض لا ينوب عنه سجود السهو بل إن ذكره والزمان قريب أتى به وبنى عليه وسجد للسهو والسنة لا يعود إليها بعد التلبس بالفرض لكنه يسجد للسهو عنها والهيئة لا يعود إليها بعد تركها ولا يسجد للسهو عنها وإذا شك في عدد ما أتى به من الركعات بنى على اليقين وهو الأقل وسجد للسه وسجود السهو سنة ومحله قبل السلام
Dan perkara-perkara yang ditinggalkan didalam shalāt ada tiga macam jenisnya, Fardu, Sunnah-Sunnah dan Haiat.
Adapun perkara yang wajib, maka tidak bisa digantikan dengan sujud sahwi. Apabila dia ingat dan waktunya masih pendek atau masih dekat, maka kewajiban yang ditinggalkannya tadi dikerjakan pada saat dia ingat, dan dilanjutkan serta kemudian sujud sahwi setelahnya.
Adapun sunnah-sunnah shalāt maka tidak diulang dan tidak perlu kembali untuk melakukannya apabila telah melakukan gerakan lain yang merupakan wajib didalam shalāt akan tetapi tetap perlu melakukan sujud sahwi karena lupa melakukannya.
Adapun sunnah Haiat maka tidak perlu kembali untuk melakukannya dan tidak perlu melakukan sujud sahwi karena meninggalkannya.
〰〰〰〰〰〰〰
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله و بعد
Para sahabat BiAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla, kita lanjutkan halaqah yang ke-47, masuk pada fasal tentang (Sujud sahwi).
Sebelum membahas matan Abū Syujā’, ada beberapa hal yang perlu ditambahkan dalam pengantar masalah sujud sahwi.
Sujud sahwi adalah salah satu nikmat yang besar dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang harus kita syukuri, karena dia merupakan salah satu jalan keluar bagi manusia yang secara tabi’at mudah lupa.
Adapun pengertian sujud sahwi maka dijelaskan oleh para ulama
سجدتان يسجدهما المصلِّي قبل السَّلام أو بعده لِجَبْرِ خلَلٍ في صلاته.
Sujud sahwi adalah dua sujud yang dilakukan oleh orang yang shalāt, baik sebelum salam atau pun sesudahnya dengan tujuan untuk menutupi kekeliruan di dalam shalātnya.
▪Hukum Sujud Sahwi
Mengenai hukum sujud sahwi para ulama sepakat bahwa hukumnya masyru’ atau disyariatkan.
Adapun tingkatnya:
🔗 Menurut Hanafiyyah hukumnya adalah wajib, dan orang yang meninggalkannya berdosa akan tetapi tidak membatalkan shalāt.
🔗 Menurut jumhur, maka hukumnya adalah sunnah.
Sebab-sebab disunnahkannya sujud sahwi ada 3 hal yang disebutkan para ulama, yaitu :
⑴ Adanya penambahan ( الزيادة)
⑵ Adanya kekurangan ( والنقص)
⑶ Adanya keraguan pada orang yang shalāt ( والشك)
Hadits-hadits yang terkait dalam sujud sahwi secara umum ada 6 buah hadīts, yang merupakan sumber dari permasalahan sujud sahwi (menjadi rujukan didalam masalah sujud sahwi)
▪Waktu Sujud Sahwi
Waktu dilakukannya sujud sahwi, disana ada khilaf diantara para ulama tentang afdaliyyah, apakah sebelum salam ataukah setelah salam.
Namun pada hakikatnya, tidak ada perbedaan pendapat tentang bolehnya melakukan sujud sahwi baik sebelum salam atau setelah salam.
Perbedaan pendapat adalah seputar mana yang lebih utama atau lebih sunnah antara sujud sahwi sebelum salam dan sujud sahwi setelah salam.
▪Berkata kalangan
🔗 Kalangan Hanafiyyah
Bahwasanya yang lebih utama dilakukan setelah salam, baik pada perkara adanya tambahan ataupun adanya kekurangan.
🔗 Kalangan Mālikiyyah
Jika yang terlupa padahal adanya kekurangan, maka dilakukan sebelum salam, namun jika disana, shalāt nya ada tambahan maka dilakukan setelah salam
🔗 Kalangan Syāfi’iyah
Mereka mengatakan lebih utama dilakukan sebelum salam, baik pada perkara tambahan atau adanya kekurangan di dalam shalāt
🔗 Kalangan Hanābilah
Adapun Hanābilah, mereka mempersilahkan karena kedua-duanya adalah sama. Apakah ingin sebelum salam atau setelah salam keduanya utama (sesuai dengan sunnah)
▪Tata Cara Sujud Sahwi
Imām Nawawi berkata:
“Sujud sahwi adalah dua sujud dengan duduk diantara keduanya, dan disunnahkan duduk iftirasy (seperti duduk diantara dua sujud) dan setelah sujud kedua duduk tawarruk (duduk seperti akhir shalāt) sampai salam. dan tata cara sujud sahwi serta tata cara berdzikirnya sama dengan sujud tatkala shalāt”, Wallāhu a’lam.
Adapun mengucapkan takbir didalam sujud adalah disunnahkan berdasarkan hadīts yang tertera didalam shahihain.
▪▪Kita masuk didalam matan Abū Syujā’.
قال المصنف
Penulis berkata, Rahimahullāh
((والمتروك من الصلاة ثلاثة أشياء))
((Dan perkara-perkara yang ditinggalkan didalam shalāt ada tiga macam jenisnya.))
((فرض وسنة وهيئة))
① Fardhu didalam shalāt/perkara yang wajib didalam shalāt.
② Sunnah-sunnah didalam shalāt (sunnatul ab’adh).
③ Haiat yaitu shalāt yang tidak berpengaruh jika ditinggalkan.
Sujud sahwi disyariatkan baik pada shalāt fardhu maupun shalāt sunnah.
Dan ketentuan sujud sahwi adalah apabila melakukan perkara-perkara yang dilarang seperti :
√ Menambah rakaat
√ Menambah ruku’ atau
√ Menambah sujud
Maka diperintahkan untuk sujud sahwi.
Atau juga meninggalkan perkara yang diperintahkan seperti :
√ Meninggalkan rakaat.
√ Meninggalak ruku’ ataupun.
√ Meninggalkan sujud.
Maka diperintahkan untuk sujud sahwi.
Dan sudah dijelaskan sebabnya ada 3 (tiga) yaitu :
⑴ Adanya penambahan
⑵ Adanya pengurangan dan
⑶ Adanya keraguan
Dan terjadi pada 3 hal yaitu :
⑴ Wajib shalāt.
⑵ Sunnah-sunnah shalāt.
⑶ Haiat shalāt.
Dalilnya yang menjadi pegangan di dalam sujud sahwi adalah hadīts yang diriwayatkan Imām Muslim dan senada dengan itu juga hadīts dalam Bukhāri, bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
إِذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاتِهِ، فَلَمْ يَدْرِ كَمْ صَلَّى ثَلَاثًا أَمْ أَرْبَعًا، فَلْيَطْرَحِ الشَّكَّ وَلْيَبْنِ عَلَى مَا اسْتَيْقَنَ، ثُمَّ يَسْجُدُ سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ، فَإِنْ كَانَ صَلَّى خَمْسًا شَفَعْنَ لَهُ صَلَاتَهُ، وَإِنْ كَانَ صَلَّى إِتْمَامًا لِأَرْبَعٍ كَانَتَا تَرْغِيمًا لِلشَّيْطَانِ
“Apabila kalian ragu didalam shalāt dan tidak tahu apakah shalāt 3 (tiga) raka’at atau 4 (empat) raka’at dalam keadaan ragu, maka buanglah rasa ragu dan berpeganglah pada yang yakin, kemudian sujud 2 (dua) kali sujud sebelum salam, jika ternyata dia shalāt 5 (lima) raka’at maka sujud itu menggenapkan jumlahnya, namun apabila ternyata shalāt sempurna 4 (empat) raka’at, maka sujud tadi (sujud sahwi) sebagai penghinaan bagi syaithān”.
(Hadīts riwayat Muslim I/400)
Demikan yang bisa disampaikan, semoga bermanfaat.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
____________
makasih atas ilmu nya