Home > Bimbingan Islam > Kitab AtTauhid > Halaqah 004: Muqaddimah (bagian 04)

Halaqah 004: Muqaddimah (bagian 04)


🌍 BimbinganIslam.com
👤 Abdussalam Busyro, Lc
📗 Kitab At-Tauhid

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن والاه ولا حول ولاقوة إلا بالله

Sahabat BiAS yang kami muliakan.

Setelah mualif (penulis) menyebut dengan:

بسم الله الرحمن الرحيم

Maka mualif berkata:

الحمد لله وصلى الله على محمد وعلى آله وسلم

Setelah membaca basmalah, perkara mulia yang wajib kita ucapkan tatkala kita hidup (adalah) mensyukuri nikmat dan karunia yang telah Allāh Subhānahu wa Ta’āla berikan.

Salah satu di antara bentuk syukur adalah kita: الحمد لله (Segala puji dan syukur hanya milik Allāh Subhānahu wa Ta’āla), karena nikmat dan karunia yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla berikan kepada kita sangatlah banyak.

Seseorang tatkala memperoleh nikmat, maka yang terbaik adalah mengucapkan: الحمد لله.

Lalu bagaimana dengan seseorang yang dalam keadaan sakit?

Jika kita datang ke rumah sakit dan kita jumpai orang sakit, (misalnya) ketika kita menengok saudara kita yang sakit.

Yang pertama kali kita ucapkan adalah salam:

السلام عليكم ورحة الله و بركاته

Berikutnya akan muncul pertanyaan dari mulut kita, maka kita akan mengatakan:

“Apa kabar?” Bertanya kabar.

Apa yang akan kita dengar (jawaban dari saudara kita yang sakit ini)?

Dia pun akan berkata: “Alhamdulillāh.”

Subhānallāh.

Orang yang sakit (dirawat di rumah sakit selama seminggu), ditanya kabarnya dia menjawab: “Alhamdulillāh.”

Padahal kakinya patah tetapi dia (orang sakit itu) tetap mengucapkan: “Alhamdulillāh.”

Ada juga yang sampai lumpuh, bahkan tidak bisa duduk tegak dan ketika ditanya kabarnya menjawab: “Alhamdulillāh.”

Dia mengatakan: “Alhamdulillāh,” dengan berharap memperoleh kesembuhan.

Oleh karenanya, orang arab menyebut hal ini dengan sebutan (istilah) “tafa’ulan”, yaitu optimis untuk memperoleh kesembuhan bagi yang sakit.

Bukan berarti, patah tangannya kemudian dia berkata yang: “Puji syukur hanya pada Allāh,” (mensyukuri patahnya tangan), bukan.

Tangannya patah atau kakinya patah, punggungnya patah dia berkata: “Bersyukur kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla,” bukan!

Tapi dia mengucapkan: “Alhamdulillāh,” berharap memperoleh kesembuhan.

Maka yang tepat tatkala seseorang memperoleh sesuatu hal yang kurang menyenangkan maka berkata: “Alhamdulillāh alā kulli hal (Segala puji dan syukur hanya milik Allāh dalam semua keadaan).”

Contoh lain.

Mereka yang jualan dan jualannya tidak laku, begitu ditanyakan dia akan mengatakan: “Alhamdulillāh,” dan dia berharap jualannya bisa laku dan lancar.

Berikutnya:

وصلى الله على محمد وعلى آله وسلم

Ini merupakan shalawat kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, pujian yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla berikan kepada Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Sebagaimana malāikat memberikan pujian, maka seorang mukmin hendaknya memberikan pujian kepada Nabi kita (shallallāhu ‘alayhi wa sallam).

Sebagaimana kita dengar setiap hari Jum’at:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Begitu kita membaca shalawat maka Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyebutkan:

مَنْ صَلَّى عَلَىَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا

_”Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allāh akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.”_

(Hadīts riwayat Muslim nomor 408)

Ini adalah kemuliaan yang ada pada Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Tatkala kita menyebut (berbicara) tentang Nabi kita, maka selayaknya kita bershalawat kepada Beliau (shallallāhu ‘alayhi wa sallam), karena Beliau (shallallāhu ‘alayhi wa sallam) adalah orang yang terbaik.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam suatu ketika pernah bersabda:

أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ وَلاَ فَخْرَ

_”Aku adalah anak cucu Ādam yang terbaik dan aku tidak membanggakan diri.”_

Beliau juga bersabda:

لاَ تُطْرُوْنِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ، فَقُوْلُوْا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ

_Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku, sebagaimana orang-orang Nashrani telah berlebih-lebihan memuji ‘Īsā putera Maryam. Aku hanyalah hamba-Nya, maka kata-kanlah, “Abdullāh wa Rasūluhu (hamba Allāh dan Rasul-Nya).”_

(Hadīts riwayat Bukhāri nomor 3445)

Sahabat BiAS yang kami muliakan.

Mualif mengatakan:

الكتاب التوحد

Dan telah kita sampaikan sedikit terkait dengan Kitābu At Tauhīd dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah dzat yang Maha Esa.

Maka dia lah Allāh yang memberikan kepada kita suatu pernyataan:

وَإِلَـٰهُكُمْ إِلَـٰهٌۭ وَٰحِدٌۭ ۖ لَّآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحْمَـٰنُ ٱلرَّحِيمُ

_”Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Dzat yang berhak disembah melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”_

(QS Al Baqarah: 163)

Seorang mukmin memiliki kewajiban untuk meng-Esakan Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan Dia lah Allāh Subhānahu wa Ta’āla Dzat yang telah memberikan kepada kita suatu pernyataan:

وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ

_”Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus.”_

(QS Al Bayyinah: 5)

Kemuliaan bagi kita yang bertauhīd, kemuliaan bagi kita yang sama-sama mulai mengkaji Kitabul At Tauhīd, sehingga di dalam kehidupan ini masing-masing berharap untuk memperoleh kebaikan dan masing-masing berusaha untuk memperoleh suatu kemuliaan.

Dan tidak ada kemuliaan di atas kemuliaan yang ada di sisi Allāh kecuali kemuliaan tauhīd, karena sesungguhnya Allāh memberikan satu pernyataan:

فَمَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًۭا صَـٰلِحًۭا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا

_”Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shālih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.”_

(QS Al Kahfi: 110)

Demikian kajian kita pada kesempatan kali ini, in syā Allāh pada pertemuan yang akan datang kita akan membahas kelanjutan dari pembahasan Kitābu At Tauhīd.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
سبحانك اللهم وبحمدك اشهد ان لا اله الا انت استغفرك واتوب اليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top